3 Leon

3K 299 4
                                    

03

Selamat membaca~



"Ayo Jo cepat! Anak ku sudah menunggu"

"Iya sabar, aku pakai parfum dulu" jawab Johnny tapi tangannya yang sedang menyemprotkan parfum ditarik begitu saja oleh Ten, alhasil wajahnya terkena parfum.

"Astaga rasanya pahit sekali"

Hari ini kedua pasangan tersebut akan pergi mengadopsi kucing lagi. Lebih tepatnya Ten yang terus merengek minta tambahan peliharaan baru. Alasannya karena kesepian jika di apartemen. Padahal lelaki cantik itu sudah memiliki Louis tapi minta tambah peliharaan lagi. Johnny sudah menolak mentah-mentah karena pasti suatu saat dia dan rumahnya akan menjadi korban kenalakan kucing yang Ten sebut sebagai anak.

"Lama banget, gak usah ganteng-ganteng sih Jo. Nanti orang-orang pada naksir kan aku gak suka" Ten cemberut, melipat tangannya depan dada membuat Johnny tertawa akan kecemburuan pacar kecilnya. Asal Ten tahu saja, sebenarnya Johnny yang hampir tiap hari merasa cemburu. Bagaimana tidak? Ten seorang model terkenal, photo shoot hampir setiap minggu dengan konsep yang selalu sexy dan tentu saja hasil fotonya dilihat banyak orang. Tapi Johnny bisa apa? Itu adalah pekerjaan Ten dari sebelum mereka bertemu dan menjalin hubungan. Yang bisa dia lakukan hanya mendukung Ten.

"Iya iya, bawel banget kamu. Cepat pakai sabuk pengamannya"

"Wah kucingnya banyak sekali. Menurut mu, aku harus adopsi yang mana Jo?" Ten meminta pendapat kepada kekasihnya namun dengan ekspresi yang sangat menggemaskan.
Ya Tuhan ingin sekali Johnny mencium Ten saat ini tapi mana mungkin. Johnny cuma geleng-geleng kepala sambil memejamkan matanya, mengusir pikiran anehnya.

"Terserah kamu babe, kan yang ngurusin nanti kamu. Aku tinggal biayain saja"

"Kalau kucing yang kemarin aku ajak foto lucu gak?"

"Kucing yang mana? Kan kucingnya ada dua?"

"Jadi kamu ngatain aku kucing?!" Ten ingat kemarin mengirim pacarnya besarnya foto dirinya dan seekor kucing dari tempat ini. Tega sekali pacarnya menyamakan dia dengan kucing 😾

Akhirnya mereka pulang dari mengadopsi kucing. Johnny turun dari mobil tak lupa mengambil kandang beserta kucing di dalamnya sedangkan Ten sudah masuk ke dalam rumah terlebih dahulu. Dasar tidak bertanggung jawab.

"Capek banget, rasanya mau pingsan" ujar Ten dramatis sambil merebahkan tubuhnya di sofa. Padahal dari awal sampai tempat adopsi dia hanya menunjuk-nunjuk kucing dan perlengkapan lainnya. Sedangkan yang banyak bergerak justru Johnny mengambil ini itu atas perintah Ten.

"Kucingnya diurusin dulu Chit. Kok kamu malah tiduran?"

"Berisik! Aku capek banget. Taruh disana dulu, nanti aku urusin" protes Ten dan masih lanjut rebahan di sofa. Lelaki jangkung itu hanya bisa menurut merapikan semua barang yang dia bawa. Padahal seharusnya kan Johnny yang protes.

"Nah sekarang kamu sudah kering. Nanti aku kenalin sama teman kamu namanya Louis, kamu mau kan? Hehe" ujar Ten sambil mencium-cium kucing barunya.

"Bagusnya kamu diberi nama apa ya? Ayo kita tanya daddy dulu"

Lelaki kecil itu langsung mencari Johnny yang ia anggap sebagai daddy dari peliharaan nya sambil menggendong si kucing.

"Jo! Kamu dimana?"

"Disini babe!" Sahut Johnny dengan teriakan. Dirinya sedang berada di ruang baca, pasti Ten kelimpungan mencarinya.
Tak lama Ten terlihat memasuki ruangan tersebut dengan seekor kucing yang digendongnya dan bergumam kecil seperti mengajak kucingnya berbicara.

"Jo, aku mau namain kucingnya. Bagusnya apa? Leon bagus gak? Kayaknya bagus deh jadi nanti Louis Leon" yang nanya siapa yang jawab siapa -_-

"Terserah kamu saja, aku gak ngerti gitu-gituan"

"Yasudah namanya Leon aja. Sekarang kamu gendong dia dulu, kenalan" dengan seenaknya Ten meletakkan Leon di pangkuan Johnny yang masih fokus baca sesuatu di laptopnya. Dia sengaja, soalnya Johnny tidak terlalu suka kucing.

"Chitta cepat ambil kucingnya. Aku gak suka bulunya nempel di baju ku" johnny buru-buru berdiri yang otomatis Leon loncat darinya.

"Hahaha kamu kenapa sih? Kan Leon mau kenalan juga sama kamu" Ten masih tertawa melihat ekspresi pacar besarnya yang seperti sangat anti.

"Leon sini, kenalin ini daddy Johnny. Halo daddy~" Ten melambai-lambai kan kedua kaki depan Leon seolah sedang menyapa. Sedangkan pacar besarnya memutar mata malas. Dia bukannya benci kucing, kalau benci mungkin dia sudah memarahi Ten dari awal. Hanya saja Johnny tidak suka bulu binatang yang menempel di pakaiannya.

"Nah sekarang Leon sama daddy dulu, Tenie mau mandi" tanpa merasa berdosa Ten memaksa Johnny menggendong kucingnya. Sengaja sih sebenarnya.

"Babe, kenapa harus digendong sih? Udah taruh di lantai aja ya?" Ten masih bersikeras memaksa lelaki tinggi itu, dan terjadilah aksi penolakan dan pemaksaan seekor kucing. Sampai dengan....

"YAAAA KENAPA KAU MENCAKAR KU?!" teriak Johnny kesal, tangan kekarnya menjadi korban cakaran dan menimbulkan luka yang cukup panjang sedangkan pemeliknya hanya tertawa tanpa dosa.

"Hehe bukan salah ku, kamu sih gak mau sama leon. Bye aku tinggal dulu" dengan secepat kilat Ten pergi dari hadapan Johnny tanpa mau mendengar protesnya lagi. Seperti biasa Johnny tidak pernah bisa marah dengan Ten. Yang dia lakukan hanya menghela napas pasrah.

Puk puk kasian Bapak Suh terlalu bucin.
















Semoga suka!
Agak garing sih, tapi jangan lupa vote yg baca ❤️

Chit chat [JOHNTEN]Where stories live. Discover now