Makan Bersama

1.8K 186 7
                                    

Disclaimir Masashi Kishimoto Sensei, saya hanya meminjam karakternya saja.

Pairing : Uchiha Sasuke x Hyuuga Hinata

World : semi canon

Warning: Typo bertebaran, OOC, Gaje dan efek lainnya yang mungkin membuat mual-mual. Maka dari itu jika tidak berkenan dengan cerita ini. Silahkan klik tombol Back dan biarkan saya berkarya dengan terhormat.

Terima kasih.

.

.

.

.

.

Chapter 9

Makan Bersama

.

.

.

.

.

Kompleks perumahan klan Hyuga itu tidak banyak berbeda dengan Uchiha, hanya saja yang sangat membedakan adalah..kenyataan bahwa hanya Sasukelah Uchiha terakhir yang tersisa di Konoha. Jika mengingat kebelakang sungguh membuat hati Sasuke terasa sakit, namun pada akhirnya dia harus melangkah maju dan tidak selalu menengok ke belakang.

Beberapa orang yang mengenal Hinata tampak menyapa gadis itu,Sasuke hanya melihat saja. Tidak banyak bicara, toh dia hanya diajak kerumah gadis itukan.

"Hinata chan, baru pulang dari misi?" tegur salah seorang nenek tua yang sedang menyapu halamannya dipagi hari.

"Ah selamat pagi nenek Akiha.. i-iya..saya baru saja pulang dari misi.." Ujar Hinata ramah sambil tersenyum.

Sedangkan pandangan sang nenek kini beralih kearah Sasuke yang tak jauh berada dibelakang Hinata.

"I-ini teman saya, Sasuke Uchiha.." Hinata kemudian memperkenalkan Sasuke pada sang nenek, namun reaksi nenek itu terlihat takut. Wajar sih, Uchiha satu ini memang sudah terkenal di Konoha. Siapa yang tidak kenal perbuatannya selama dia membelot pada Konoha. Sasuke sendiri tidak perduli, toh semua warga desa memang masih saja ketakutan dan memandangnya sebagai seorang kriminal. Bukan salah mereka,tapi salahnya sendiri waktu itu.

Suasana jadi agak canggung, membuat Hinata akhirnya buru-buru berpamitan

"A-ano..kami masih ada keperluan, kami pamit ya nek." Ujar Hinata yang secara refleks memegang lengan Sasuke dan meninggalkan tempat itu.

.

.

.

.

.

Sasuke nampak sedang duduk diruang tamu, sendirian. Sementara Hanabi malah mengintip sambil bersembunyi. Ya..tentu saja dia sedang memperhatikan pemuda dengan rambut sekelam malam itu tengah duduk diruang tamu. Hampir saja jantungnya copot dan memukul Uchiha satu itu kalau tidak dicegah oleh kakak kesayangannya.

Hinata sendiri kini datang sambil membawakan secangkir teh panas untuk tamunya itu.

"S-Sasuke kun benar kau mau makan apapun?" tanyanya kembali memastikan,siapa tau kan pemuda Uciha itu berubah pikiran.

"Hn..." lagi-lagi jawabnya singkat sekali.

"B-Baiklah mohon menunggu sebentar.." Hinata pun bergegas menuju dapur diikuti oleh Hanabi.

"Kakak.. dia kenapa dibawa kemari? Maksudnya bagaimana sih?" tanya Hanabi yang merasa kurang setuju jika Sasuke ada dirumahnya.

"Hanabi..Sasuke kun sudah menyelamatkanku, saat misi kemarin. Karena itu aku ingin mengucapkan terima kasih dengan membuatkannya makanan. Karena.. misi kami gagal.." Hinata mengambil sebuah apron dan langsung memakainya. Dia mengambil beberapa bahan makanan dalam kulkas dan bersiap untuk memasak.

"Kenapa bisa gagal?" tanya Hanabi

"Ternyata mereka semua adalah orang jahat yang menginginkan byaugan.." Hinata berbicara sambil mulai memotong salah satu bahan makanan.

"Apa..kok bisa? Lalu bagaimana?

"Hokage akan menyelidikinya. Untunglah misi itu bersama dengan Sasuke kun. Kalau tidak, entah akan bagaimana.." Hinata terlihat serius.

Hanabi hanya mendesah ringan, jika memang benar begitu. Pantas saja sih kakak nya yang baik hati ini mau membawa si Uchiha kerumah. Untungnya ayah dan para tetua sedang pergi. Bayangkan saja jika ayahnya ada dirumah, mungkin akan sangat berbahaya kondisinya.

"Daripada seperti itu sebaiknya kau membantuku sedikit Hanabi, agar ini bisa cepat selesai.." Ujar Hinata sambil menatap Hanabi yang cuma senderan di tembok dapur dan melamun.

"Heh..oh..hahaha.." Hanabi hanya cengegesan

"Atau..kau bisa membuatkan the untuk Sasuke-kun..?"

"Apa? Ih.. masa aku sih nee chan?" Hanabi tampak keberatan.

Hinata mendengus pelan "Ya sudah,bantu potong ini ya? Aku yang akan membuatkan the untuk Sasuke.." Hinata kemudian mengambil sebuah cangkir dan membuatkan teh. Kemudian diapun membawa teh itu beserta dengan makanan kecil menuju keruangan dimana Sasuke tengah menunggu.

"A-ano maaf ya jika agak lama.. " Hinata menyajikan teh tersebut kepada Sasuke.

"Hn.."

.

.

.

.

.

Nasi putih hangat yang mengepul, sup kembang tahu, beberapa potong daging ikan yang dipanggang dan the sudah tersedia di meja. Masakannya memang sederhana, supaya lebih cepat disajikan sih. Kasihan jika Sasuke harus menunggu lebih lama lagi.

"Silahkan.. maaf aku hanya masak yang sederhana saja.. a-ano supaya tidak lama menunggu.." entah kenapa Hinata merasa sedikit gugup.

Sasuke memandang makanan di hadapannya,dia mengambil sumpit dan mulai memakan makanan tersebut.

"a-apakah rasanya aneh?" Hinata merasa penasaran lantaran Sasuke terlihat hanya diam saja.

"Hn.."

"A-ah syukurlah.." Entah kenapa kini Hinata merasa sedikit mengerti dengan cara bicara Sasuke yang irit bicara. Setidaknya kini pemuda itu tengah menghabiskan makanan yang dibuat oleh Hinata.

"A-ano jika tidak keberatan..a-aku bisa membuatkan bekal untuk Sasuke kun.."

".........." Sasuke hampir saja tersedak makanan yang dimakannya,kala mendengar ucapan Hinata. Pemuda itu langsung menatap gadis bermata amethyst itu.

"A-aa..lupakan..jika kau tidak suka..tidak apa,uh..aku tidak memaksa.." Jawab Hinata menciut tatkala ditatap langsung oleh Sasuke.

"Bukan..aku hanya, tidak ingin merepotkan orang lain.." Sasuke akhirnya bicara juga

"Ti-tidak kok..a-aku membuatkannya tanpa maksud apapun..a-aku cuma ingin berterima kasih.."

Sasuke paham itu, gadis ini..hanya dia satu-satunya gadis seangkatannya yang tidak punya perasaan suka pada dirinya. Padahal hampir semua gadis seangkatan mereka akan berteriak histeris jika melihat Sasuke. Sasuke juga tahu kalau gadis ini begitu menyukai Naruto.

"Terserah kau saja.." Sasuke kembali melanjutkan makannya.

Hinata kemudian tersenyum lembut "Terima kasih.."

Membuat Sasuke sendiri merasa aneh kala memandang gadis ini.

.

.

.

.

.

.

Bersambung

Our Destiny (SLOW UPDATE)Where stories live. Discover now