𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 2

708 82 0
                                    

Aku baru saja selesai mengemasi barang-barangku sehabis makan malam tadi, aku berjalan menuju ruang rekreasi Slytherin berencana keluar menemui ketiga sahabatku. Malam ini ruang rekreasi dipenuhi oleh anak Slytherin yang berbincang-bincang, aneh sih biasanya jam segini mereka sudah berada di kamar masing-masing tapi siapa peduli.

"hei mud blood mau kemana kau?" seorang anak perempuan dengan rambut sebahu yang kukenal bernama Pansy menghentikan langkahku lalu dua orang temannya yang lain mengikuti.

Aku tidak menjawab perkataannya, aku hanya menghindar karena tak mau berdebat.

"aw" lagi-lagi aku terjatuh setelah kakiku tersandung kaki salah satu dari mereka.

Mereka tertawa puas, bahkan bukan cuma mereka semua orang yang berada di ruangan itu menertawakanku.

Mataku tak sengaja menangkap sosok yang tadi siang juga membuatku terjatuh di stasiun King's Cross. Dia hanya diam melihat aku terjatuh tapi dia juga tidak ikut menertawakannku lebih tepatnya terlihat tak peduli pada apa yang sedang terjadi.

Lalu Pansy menarik tudung jubahku dan membuatku terpaksa berdiri.

"apa kau ingin menemui sahabat Gryffindor mu yang menjijikan itu? Kau tau, kau sama menyedihkannya dengan mereka" ucap Pansy sambil melepas tudung jubahku yang ditarik tadi

tawa renyah orang-orang yang menyaksikan semakin terdengar keras.

Aku tidak apa jika dihina oleh mereka karena sudah biasa dan aku tidak peduli, tapi aku tidak bisa terima jika mereka juga menghina sahabatku. Sejujurnya aku sudah muak dengan mereka semua.

"heh bangsat apa maumu!?" gantian aku menarik kerah jubah Pansy karena sudah terlalu geram padanya dan membuatnya sedikit berjinjit

"Kenapa kau selalu saja menggangguku hah? Aku tidak punya urusan denganmu!" tegasku. Baru kali ini aku meladeni mereka, biasanya aku hanya diam dan tidak peduli.

Semua orang disana kaget dan tidak percaya. Aku melepaskan genggamanku pada jubah Pansy, ia terlihat merapikannya.

"wah wah wah, lihatlah dia sudah berani melawan" ucap Dhapne dengan tampang sombongnya yang menjengkelkan.

"kenapa kami mengganggumu?" ucap yang lain dan tak bukan itu Astoria adik tingkatku dia terkenal karena sangat tak tau sopan santun pada orang yang lebih tua sekalipun. Dia adalah adik Daphne.

"Hmm" Astoria tampak pura-pura berfikir. Aku sangat membenci Greengrass bersaudara itu, melihat mukanya saja mebuatku muak.

"karena, kau MUD BLOOD!" ucapnya dengan menekankan kata-kata diakhir lalu semua kembali tertawa, benar-benar tertawa, menertawakanku.

"kau tak pantas ada di Slytherin." Ucapnya sambil menunjukku

Aku sudah tidak tahan dengan mereka dan akhirnya

PLAK!!!

Tanganku dengan reflek menamparnya. Yah aku menampar seorang Astoria Greengrass secara sadar, semua kaget terdiam melihatku. Astoria memegangi pipinya aku tau itu tamparan yang cukup keras.

"kau!" aku menunjuk Astoria.

"dan kalian semua!" lalu mengalihkan telunjukku pada semua orang yang ada di ruangan itu.

"kalian semua sampah! Kalian hanya bersembunyi di balik gelar pure blood keluarga kalian." Wajahku terasa panas

"jangan pernah menggangguku dan teman-temanku lagi! menjauhlah dariku aku muak dengan kalian semua!"

oh shit, rasanya air mata ini ingin keluar, sebenarnya aku bukan anak yang gampang menangis bahkan selama hidupku bisa dihitung hanya berapa kali aku menangis, tapi tidak tau kenapa rasanya yang ini sesak sekali. Aku berusaha menahannya dengan susah payah agar tidak keluar.

Core [Draco Malfoy x Reader] Where stories live. Discover now