Bab : 20

7K 455 13
                                    

Kata orang penyesalan itu datangnya akhir, kalau awal itu pendaftaran. Kalau kalian tanya apa aku menyesal telah menerima perjodohan ini atau tidak? Jawabannya, ya. Aku menyesal.

Tapi apa mau di kata, nasi sudah menjadi bubur. Aku tidak bisa mengembalikan waktu seperti sebelum kejadian ini terjadi.

"Rasi, selamat ya. Sekarang kamu sudah menjadi seorang istri."

Ya, aku sudah sah menjadi seorang istri dari Reyhan Adiutama Perkasa. Baru satu menit yang lalu, para saksi mengucapkan kata 'Sah' dengan lantang.

Aku tersenyum. Berusaha menampilkan kalau aku baik-baik saja sekarang. Semua orang harus tau kalau aku baik-baik saja. Aku lah yang memilih jalan ini semua.

"Ayo, kita harus turun kebawah untuk menemui suamimu."

Aku mengangguk, menerima uluran tangan Mama untuk turun kebawah. Kami memang sepakat untuk mengadakan akad di rumahku. Hanya resepsi yang akan di adakan di gedung hotel, yang sialnya adalah milik keluarga Arash. Dengan waktu yang singkat, tentu saja kami tidak dapat kebagian untuk menyewa gedung di tempat lain. Jadi, dengan terpaksa aku menerima bantuan Mami dan Papi yang menawarkan gedung hotelnya untuk di jadikan tempat resepsi pernikahanku dan Mas Reyhan.

Aku tau Mami dan Papi pasti kecewa dengan keputusanku. Tapi dengan baik hatinya kereka malah menawarkan gedung hotel mereka untuk di jadikan tempat resepsi pernikahanku dengan orang lain, bukan dengan anaknya.

Aku menuruni tangga satu persatu. Kebaya yang kupakai sedikit sempit membuat langkahku terhambat. Di ujung tangga, aku melihat Mas Reyhan dengan jas hitamnya berdiri sambil menatapku datar. Aku tidak heran dengan hal itu, karena Mas Reyhan memang minim ekspresi.

Aku melangkah sampai akhirnya sampai di depan Mas Reyhan. Ia mengulurkan tangannya untuk di cium. Aku menyambutnya. Mencium tangannya sambil meyakini di dalam hatiku, bahwa Mas Reyhan lah yang sekarang menjadi suamiku. Tapi hatiku tidak dapat berbohong. Ada rasa sedih yang kurasakan mengingat bukan Arash lah yang sekarang menjadi suamiku.

Aku melepaskan tangan Mas Reyhan dengan mata berkaca-kaca. Mas Reyhan mengusap pipiku lembut, lalu tangannya menggamit tanganku, menuntunku berjalan mengikuti langkahnya.

Saat itulah, mataku bertabrakan dengan mata hitam yang sedang berdiri di tengah-tengah Mami dan Papinya. Ia menatapku dengan senyum lembut yang rasanya sudah lama sekali tidak kulihat.

Terakhir kali aku melihat senyum itu satu minggu yang lalu, saat aku dan Mas Reyhan sedang berada di gedung WO untuk memberikan daftar nama-nama siapa saja yang akan kami undang. Sekalian untuk memastikan kembali apa undangannya cukup atau tidak. Di sana aku melihatnya yang baru saja keluar dari gedung WO bersama Susan sambil tersenyum lembut kearah wanita itu. Hatiku langsung mencelos melihatnya. Dia kembali lagi bersama Susan.

Aku mengernyitkan dahi ku melihat senyum Arash yang kian melebar. Apa Arash semudah itu mengikhlaskan ku menikah dengan Mas Reyhan sampai dia bisa tersenyum seperti itu? Atau, apa benar dia sekarang sudah bersama Susan makanya dia secepat itu mengikhlaskanku? Dia tampan dan kaya, pasti mudah baginya mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dariku.

Walaupun aku tidak menyukai Susan, aku tidak dapat memungkiri kalau Susan itu sangat cantik. Terlepas dari caranya berpakaian dan segala sifat-sifatnya yang menjijikan dan menyebalkan itu.

Lagipula, aku percaya kalau Susan tidak akan menjadi seperti aku yang tega menyia-nyiakan Arash selama bertahun-tahun tanpa tau kalau Arash adalah laki-laki terbaik di dunia ini. Dan sekarang aku menyesal karena itu. Menyia-nyiakan laki-laki yang selalu ada di samping ku dan setia menungguku membalas perasaanya. Bahkan disaat aku sendiri sudah sangat menyakiti hatinya.

Aku menundukkan kepalaku mengingat itu. Entah berapa banyak kesalahan yang sudah ku lakukan kepadanya. Aku memang tidak pantas menjadi istrinya.

Aku tersentak saat merasakan ada tangan lain yang menggenggam tanganku. Aku menatap pemilik tangan itu. Arash. Dia masih tersenyum dengan tangan yang menggenggam tanganku.

"Apa kamu nggak mau salim sama aku?"

Aku mengernyit. Buat apa aku salim sama dia? Apa untuk kenang-kenangan karena ini adalah hari terakhirku bisa melihatnya tanpa harus takut disebut selingkuh oleh orang lain? Aku menoleh kesamping, menatap Mas Reyhan yang melepaskan genggaman tangannya. Kenapa di lepas? Ia mengedikkan bahunya sambil melirik Arash, menyuruhku untuk melakukan apa yang di suruh pria di depanku ini.

Aku menggeleng, lalu menoleh kebelakang. Menatap Mama yang masih diam di ujung tangga. Beliau tersenyum, lalu mengangguk.

Aku menatap semua orang yang sedang hadir di sini. Mereka semua tersenyum. Tidak ada raut heran yang mereka tunjukkan saat Arash menggenggam tanganku dan menyuruhku menyalimi tangannya. Ada apa?

"HEI, RASI! CEPET SALIM SAMA SUAMI KAMU! KALAU NGGAK ARASHNYA BAKAL AKU REBUT LAGI."

Susan berteriak sambil terkikik geli bersama Mbak Nadine. Suami? Arash bukan suamiku.

Lalu tak lama kemudian terdengar suara Mbak Siti yang juga berteriak, "BENER TUH. GUE MAH MAU BANGET JADI ISTRI KEDUA PAK BOS."

Aku makin mengernyit saat Mbak Siti juga berteriak seperti itu. Dengan keadaan tidak tau apa-apa, aku tetap mengikuti perintah mereka. Menyalimi Arash seperti aku menyalimi Mas Reyhan tadi. Tapi kali ini beda, kalau tadi Mas Reyhan tidak balas mencium kening ku, Arash malah maju selangkah, ia memajukan wajahnya sampai terdengar suara 'cup' di keningku.

Aku membelalakan mataku. Apa maksudnya? Namun apa yang dibisikannya lebih membuatku terkejut.

"Hai, istri."

*****

End

AKHIRNYA RASI SAMA ARASH FINISH JUGA.

Alhamdulilah, perjuanganku untuk menulis Rasi selesai juga.

Gimana-gimana, bikin deg-degan gak?

Tolong coment di bawah. Jangan lupa kasih 🌟

Cerita Rasi-Arash ini nggak ada Epilognya, ya guys. Karena dari awal kan gak ada aku bikin prolog. Sebagai gantinya aku bakal UPDATE CERITA KEYNA HARI INI JUGA😀😀😀

Jangan lupa cek profil aku, ya
👇
Dimel_10

Di jamin cerita ini lebih bikin gregetan banget nget nget.

Simpan terus cerita ini ya, biar kalau ada pengumuman cerita baru kalian orang pertama yang tau.

Aku juga mengucapkan banyak-banyak terima kasih sama kalian yang selalu kasih vote dan coment buat cerita aku yang abal-abal ini. Terima kasih banyak. Love you all😘😘

Sampai jumpa di ceritanya Keyna ya. Bye bye🤗


The Boos Or Next DoorWhere stories live. Discover now