CHAPTER-4

4.4K 334 3
                                    

HAPPY READING
.
.
.
"Mana saya tahu, saya kan ikan" ucap manda tanpa mengalihkan pandangannya ke hp.

"Susah emang kalau punya teman sikapnya cuek kayak bebek" ucap fania mencibir.

Sedangkan manda yang mendengar cibiran itu hanya memutar bola mata malas toh itu emang bener.

"Holaa gaes" sapa laura.

"Kok gue kayak gak familiar ya sama muka lo" tanya nindya mengulang pertanyaanya sambil menunjuk tania.

"Lo semua lupa ama gue? Sungguh teganya-teganya dirimu" Tanya tania dramatis.

"Dasar lo semua temen laknat" lanjut tania.

"WAIT WAIT GUE TAU LO SIAPA" pekik fania.

"Anjir gausah teriak elah! Selow mbak selow" ucap laura galak.

"LO SFERINLY TANIA WILLIAM KAN" teriak fania tanpa menghiraukan ucapan laura.

"Ohh tania" ucap nindya dan manda santai yang masih belum ngeh.

"WHATT TANIA" teriak nindya dan manda syok.

"HUWAA TANIA KITA KANGEN BANGET AMA LU" teriak mereka barengan dan berpelukan sama tania.

Mereka tidak menghiraukan tatapan aneh dari siswa siswi yang dari tadi memperhatikan interaksi mereka.

"Astagfirullah gini amat punya temen yang suaranya mirip toa" ucap laura melihat teman temanya yang lagi berpelukan bak teletubis.

"Udah elah gue sesek nafas ni" ucap tania melepaskan pelukannya.

"Lo kapan pulang?".

"Lo kok gak kabari gue kalo sekolah disini?".

"Lo gak akan pernah pergi kemana-mana lagikan?".

Tania yang ditanya seperti itupun bingung mau jawab pertanyaan yang mana dulu.

"Udah elah nanti aja gue jelasinnya di kantin" ucap tania memberitahu.

"Nahh bener tu, kuy lah kantin" kata laura.

Mereka pun pergi kekantin ber5, saat sampai di pintu kantin mereka disambut tatapan bingung murid sma nusa bangsa karena most wanted girl datang ber5 bukan ber4 lagi.

Tapi mereka tidak menghiraukan tatapan itu yang terpenting sekarang adalah perut mereka yang keroncongan minta diisi makanan.

Setelah makanan yang mereka pesan datang, mereka langsung memakannya dengan cepat karena waktu istirahat akan segera berakhir.

Tanpa mereka sadari ada yang memperhatikan mereka dari awal mereka masuk kantin.

Siapa lagi kalau bukan inti zavior terutama vero yang melihat gadis yang tadi berangkat sama sahabatnya aland.

"Woi land itu murid baru yang tadi pagi berangkat ama lu kan?!" Tanya vero penasaran.

"Iyee emang napa?!" Tanya balik aland.

"Emang dia siapa lo?" sekarang devan juga ikut bertanya.

Inti zavior pun memfokuskan untuk mendengar jawaban aland termasuk ketua mereka raka.

Entah kenapa raka tertarik dengan arah pembicaraannya.

Deg..

"Haduh gue harus bilang apa nihh mana tania bilang gue harus pura pura gakenal ama dia lagi" batin aland bimbang

Flashback on

Saat diperjalanan tania mulai membuka pembicaraan karena dia tipe orang gak suka kesunyian.

"Bang nanti kalau disekolah lo pura pura gakenal ama gue ya" ucap tania.

"Lahh napa?!" tanya aland bingung.

"Antisipasi aja" ungkap tania santai.

"Hah maksudnya?" tanya aland yang masih belum ngerti.

"Dahlah pokok nya gue mau murid bina bangsa gatau kalau kita adik kakak" kata tania.

"Kalau ampek ada yang tau, gue akan kasih tau bokap kalau lo pernah ikut balap liar!" lanjut tania mengancam.

"Aelah lo mah sukanya nganceman, iyadah gue gak akan ngomong kalau kita adik kakak" janji aland.

"Pinterr" kata tania sambil mengangkat jempolnya.

Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi karena mereka udah sampek di depan gerbang sekolah Bina Bangsa.

Flashback off

"Em i-itu anu siapa ya?" ucap aland gugup.

"Kok loh malah gugup gitu sihh, atau jangan-jangan ada yang lo sembunyiin ya dari kita?!" tanya vero penuh intimidasi.

"D-dia itu se-sebenarnya ad-----" ucapan aland terpotong karena bel masuk berbunyi.

Kring...kring...kring...

"Huh selamat gue" batin aland bersyukur.

"Yoklah kelas bentar lagi waktunya bu remina ngajar" kata aland mengalihkan pembicaraan.

Mereka semua pun masuk kelas melupakan perntanyaan mereka tadi.
Tapi ada satu orang yang masih penasaran sama jawaban aland tadi, yapp itu adalah raka.

Meskipun raka tidak tahu mana gadis yang lagi dibicarakan teman-temannya tapi entah mengapa dia penasaran dengan gadis itu.

Kring...kring...kring...

Bel pulang pun berbunyi banyak murid nusa bangsa yang langsung menuju parkiran untuk mengambil kendaraan mereka.

Termasuk tania yang masih menunggu abangnya dateng, teman temannya tadi udah pulang semua karena mereka membawa kendaraan sendiri.

Sebenarnya tadi laura menawarkan tumpangan pada tania tapi tania menolaknya karena mau pulang bersama abang laknatnya.

Tania pov

"Lama banget bang al datengnya , udah sejam gue nungu, mana panas lagi" gerutu gue kepanasan.

Meskipun gue udah masuk mobil tapi hawa didalemnya itu panas pake banget mana ac gak bisa diidupin kalau belum mobilnya jalan.

Tapi untungnya gue selalu membawa kuaci didalam tas untuk menemaninya sampai aland dateng.

Sudah setengah jam dia ngemil kuacinya tapi aland belum juga kelihatan batang idungnya. Bener bener mintak di tampol tu orang :v

"Dahlah gue keluar aja dari mobil, bisa mati kepanasan gue lama - lama" ucap gue.

"Kan gak lucu kalau ada berita siswi baru sma nusa bangsa mati kepanasan didalam mobil karena di telantarkan abangnya sendiri" lanjut gue ngelantur

"Eh tapikan gue gak ditelantarin ama bang al?, tau dah pkok nya kalau dia udah disini gue akan kasih bogeman terkuat gue" ucap gue menggebu-nggebu

Gue pun yang keselnya udah diubun-ubun pun lansung nendang kaleng dihadapan gue dengan kuat.

Takk..

Bunyi kaleng yang jatuh mengenai kepala orang.

"Aduhh pake kena palanya orang lagi" ucap tania kesel

"Apa gue kabur aja yak?" tanya tania pada dirinya sendiri

"Ehh jangan jangan nanti bisa bisa gue dibilang pelaku tendang lari lagi" ucap tania nyeleneh

Akhirnya gue beraniin untuk minta maaf sama orang nya langsung.

Tania pov end

☆☆☆
.
.
.
Jangan lupa vote and comentnya:)


Raka dan Tania (Completed)Where stories live. Discover now