CHAPTER-6

3.6K 286 2
                                    

HAPPY READING
.
.
.
Hari senin adalah hari yang paling tidak disukai oleh murid bina bangsa karena mereka harus berpanas-panasan dan mendengarkan amanat kepala sekolah yang panjang nya minta ampun.

Setelah selesai upacara murid murid banyak yang pergi kekantin untuk membeli minum. Sama halnya dengan tania dkk & raka dkk.

"Huh...panas banget yaampun, kayak dipanggang rasanya" ujar fania sambil mengipasi wajahnya.

"Halah panas gitu aja lo udah ngeluh, lihat noh perjuangan rakyat indonesia sebelum merdeka. Mereka harus kerja paksa siang malam gak ada istirahatnya, nah elu kena panas gitu aja udah ngeluh" bijak laura

"Heh gue bukan ngeluh ya cuma ngomong fakta kalau hari ini cuaca nya panas kayak dibakar!"

"Udah-udah jangan ribut terus mending kita pesen minum" ujar tania menengahi.

Karena kalau tetep dilanjut akan lama selesai nya 7 hari 7 malam, karena kalau fania dan laura udah debat itu akan susah dilerai.

"Nah bener tu yang dibilang tania, yaudah lo semua pada pesen apa biar gue pesenin?" ujar nindya.

"Samain aja semua " ujar manda tapi matanya tetep fokus sama handphone yang dipegangnya.

"Siyapp" ujar manda lalu pergi ke stand minuman.

Tiba tiba terdengar suara keributan didepan gerbang sma nusa bangsa. Semua pun melihat apa yang terjadi disana termasuk tania dkk & raka dkk.

Sesampainya disana mereka melihat musuh bebuyutan geng zavior, yaitu geng graxa. Geng yang dipimpin oleh ORLANDO FRENKY atau kerap dipanggil lando, dia adalah musuh yang selalu membuat keributan dengan geng zavior.

Entah lah apa yang terjadi sampai membuat kedua geng tersebut musuhan.

"WOY SINI LO KITA TAWURAN JANGAN JADI ORANG PENGECUT" teriak lando dengan menggoyang-goyangkan gerbang sma bina bangsa.

"KELUAR LO SEMUA! DASAR CUPU" teriak semua anak graxa

Karena gak dapat jawaban dari geng zavior, geng graxa pun mulai ngelemparin batu ke dalam sekolah bina bangsa yang membuat kaca jendela kelas banyak yang pecah.

"Wahh bangsat tu si orland" ujar vero marah.

"Orlando geblek! suka banget korupsi satu huruf" ujar devan sambil menjitak pala vero.

"Wahh kdrt lo ama temen sendiri!" ujar vero dengan mengusap kepalanya yang tadi kena jitakan devan.

"Udah-udah! Sekarang gue tugasin ke lo pada untuk bawa murid-murid ke aula dan bilang ke guru untuk jangan telfon polisi" ujar raka tegas.

"Oke, biar gue aja yang bawa murid ke aula dan devan lo yang pergi keruang guru" ujar aland yang diangguki oleh devan.

Aland pov

Gue dapat tugas untuk ngebawa murid-murid ke aula dan gue harus pastiin adik bar-bar gue juga ke aula.

"Lo semua kalau nggak mau pulang tinggal nama! Cepet pergi ke aula! Ini perintah ketua osis" ujar gue dari mikrofon aula.

Murid pun satu-persatu mulai masuk ke aula tapi ada yang ganjal dimana adik bar-bar gue dan kawan-kawannya.

Gue pun memutuskan kembali kelapangan dimana tempat yang akan mereka gunakan untuk tawuran nanti dan firasat gue tania pasti masih ada disana.

Aland pov end

Tania pov

Gue yang tau kalau bakal ada tawuran pun girangnya mintak ampun, karena tangan gue udah gatel untuk nonjok orang.

"Wihh bakal ada tawuran nih" ujar gue dengan semangat 45.

"Ikutt kuy?" Ajak laura.

"Hayukk lah" ujar mereka barengan.

"Eeh...tapi nanti gue takut kuku gue lecet padahal kemarin gue baru cat kuku lohh" ujar fania melihat kukunya sayang.

"Tinggal dicat lagi apa susahnya" ujar Nindya.

"Tapi sayang Nindya".

"Taulah terserah Lo". Dan dibalas fania dengan memanyunkan bibirnya.

"Tapi kok gue kayak familiar yak ama orang yang ngajar geng zavior tawuran?" Tanya gue.

"Ngajak bukan ngajar!" Perbaiki manda.

"Nah eta".

"Sejak kapan lo bisa bahasa sunda?" Tanya laura.

"Entahlah akupun tak tahu" jawab gue dengan menirukan kalimat yang ada di salah satu kartun.

"Lo semua kalau nggak mau pulang tinggal nama! Cepet pergi ke aula! Ini perintah ketua osis" suara bang al yang terdengar dari mikrofon yang ada di aula.

Intruksi bang al pun nggak gue dengerin karena gue mau ikut dalam tawuran ini.

"Wahh tan ngeri juga omongan abang lu!" Ujar nindya bergidik ngeri

"Dahlah biarin, gue udah lama nih gak pernah ninju orang" jawab gue santai.

"Astagfirullah kamu ini berdosa banget" ujar fania mendramatis.

"Udah lah gue mo ikut tawuran! Lo pada mau ikut?" Tanya gue.

"Nggak" ucap mereka ber3 minus manda

"Beneran?".

"Nggak nolak maksudnya" balas mereka ber3 sambil nyengir.

"Mantap, kuylah kesana" ujar gue.

"Kuyy".

Kita pun pergi ketempat dimana tawuran terjadi yaitu di lapangan sma bina bangsa, memang sih lapangan sma bina bangsa itu luas pake banget. Makanya tempat itu dipilih untuk tempat tawuran.

Tania pov end

☆☆☆
Information

Pkok nya adegan diatas tidak untuk dicontoh ya itu hanya khayalan author semata.
.
.
.
Jangan lupa vote and comentnya:)

Raka dan Tania (Completed)Where stories live. Discover now