Bab 18

2.3K 439 60
                                    

Karena kebanyakan minta Dara dan dari kemaren juga, banyak yang dukung Dara. Aku jadinya lanjutin ini deh 🤣 terima kasih banyak yaa buat dukungannya selama ini, tanpa aku mintain ini dan itu kalian udah dukung aku. Pokonya terima kasih banyak 🙏💕

_
_
_
_
_
_

Dara berpikir keras, apa yang harus dia lakukan sekarang. Mengatakan pada keluarganya jika dia kini telah memilki anak dengan Rama? Mantan kekasihnya? Sudah gila mungkin dia, tapi dia belum mendapatkan ide untuk menghancurkan Fita dan ibu nya itu.

Dara benar-benar tidak konsen bekerja, sedari tadi dia terus saja melamun. Memikirkan rencana-rencana untuk balas dendam, tapi sampai saat ini dia belum mendapatkannya juga.

Di lain tempat di waktu yang berbeda, Daffa memandang bingung sang papa dan seorang wanita yang tengah bergelayut manja di lengan papanya itu.

"Sayang ayo, aku udah lapar nih." Ajak Fita yang terus menempelkan tubuhnya pada tubuh Rama.

Rama jelas risih, dia sedari tadi mencoba melepaskan tangan Fita di lengannya, namun wanita itu keras kepala.

"Papa siapa Tante itu?" Tanya Daffa penasaran.

Fita pada awalnya kaget mendengar bocah laki-laki itu memanggil Rama dengan papa, namun dia mengingat perkataan Rama dulu jika kekasihnya ingin memiliki anak. Bisa saja lelaki itu telah mengadopsi tanpa sepengetahuannya.

"Dia teman, Papa."

Pada awalnya Fita ingin prostes, namun tatapan dingin Rama segera menghentikannya.

"Nama kamu siapa tampan?" Tanya Fita sambil terus menggandeng lengan Rama.

"Daffa, Tante." Balas Daffa sopan.

Fita mengangguk-anggukan kepalanya.

"Jangan, Tante. Kamu bisa memanggilku dengan Mama." Ucapnya diiringi dengan sebuah senyuman.

Bocah kecil itu memandang Fita dengan bingung.

"Daffa, sayang. Ayo kita pulang." Ajak Rama sambil menuntun tangan sang anak sebelum Fita kembali berbicara omong kosong.

Kini Rama, Daffa dan Fita mulai  berjalan menuju mobil meninggalkan sekolah Daffa. Mereka bertiga terlihat seperti keluarga bahagia, dengan ibu, ayah dan anak.

Semenjak di dalam mobil, Fita terus mencari perhatian pada Daffa. Terus mengajak Daffa bertanya mengenai ini dan itu, yang tentunya hanya di jawab Daffa singkat. Daffa itu memiliki sifat seperti Rama, tidak suka banyak berbicara jika itu tidak penting. maka ketika Fita terus saja mengajaknya mengobrol, Daffa memilih untuk tertidur membuat Fita yang yang sedari tadi memanggilnya, seketika mendengus.

Rama yang mendengar dengusan Fita memalingkan wajahnya ke samping, lalu kembali melihat ke depan. 

"Kita bisa membatalkan ini jika kau tidak menyukai Daffa." Sahut Rama datar

Fita seketika membelalakan matanya lebar. Tidak, dia tidak bisa membatalkan mimpinya selama ini untuk menikah dengan Rama. Dia harus menika dengan Rama, cintanya selama ini.

"Maaf, maafkan aku. Ini pertama kalinya aku berurusan dengan anak kecil." Balas Fita.

Rama tidak menjawab, dia sibuk dengan kemudinya.

Tahu jika Rama tidak akan membalas perkataannya, Fita kembali berbicara.

"Aku hanya kaget, selama ini kau tidak memberitahuku mengenai anak adopsimu."

"Itu tidak penting," balas Rama kelewat datar.

"Maaf," dan Fita kembali meminta maaf.

Rama menghela napasnya kemudian mengangguk.

The BeginingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang