Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Taehyung. Ia benar-benar diam dan marah. Nara yang juga—sedikit—takut jadi ikut diam daripada menyulut emosi Taehyung.
Taehyung duduk di sofa, sedangkan Nara memilih untuk mengambil air putih. Agar emosi keduanya sama-sama reda dan tak menjadi semakin parah.
"Aku udah pernah bilang, Ra. Aku nggak suka sama Jae," kata Taehyung memulai percakapan mereka.
"Aku nggak tau kalau dia bakal dateng, Taehyung. Aku di ajak sama Mina, karna emang udah janji mau ngerjain skripsi bareng," jelas Nara sedetail mungkin agar Taehyung tidak salah paham lagi. Namun percuma saja, Taehyung kalau sudah cemburu memang suka kehilangan akal.
"Kamu bisa pergi dari situ, tapi kamu milih stay dan duduk di deket dia."
Nara menghela napas lelah. "Terus skripsiku? Nggak selesai? Nggak dikerjain? Bukannya kamu yang minta buat cepet selesai?"
"Iya, tapi nggak—"
"Aku nggak bakal selingkuh, Taehyung. Cemburu boleh, tapi nggak kayak gini dong? Aku juga nggak ngapa-ngapain sama Jae. Cuma sekadar bahas skripsi," potong Nara.
Taehyung terdiam dan kembali menengguk air putihnya. "Oke, aku salah. Udah, sana kerjain skripsimu." Taehyung berdiri dan hendak meninggalkan Nara.
"Nggak minta maaf? Salah karna apa? Kayak gini kamu mau nikah?" tanya Nara yang emosinya mulai tersulut lagi. Pertanyaan-pertanyaan itu membuat pergerakan Taehyung terhenti.
"Nikah bukan cuma masalah sah di mata negara dan agama, Taehyung. Bukan cuma seneng-seneng doang isinya. Bakal lebih banyak masalah lagi nantinya. Kalau masalah kayak gini aja kamu bersikap seenaknya, gimana nanti? Aku ragu." Nara menatap punggung Taehyung dengan sendu. Tidak biasanya Taehyung seperti ini.
Taehyung langsung terduduk lemas dan memeluk Nara. "Maaf, aku salah. Maaf, harusnya aku nggak cemburu sampai nggak percaya sama kamu. Maaf ... jangan ragu sama aku, Ra. aku bakal berubah." Suara Taehyung bergetar. Mendengar keraguan dari mulut Nara benar-benar membuatnya takut. Kepalanya langsung penuh dengan ketakutan-ketakutannya yang lain.
"Aku mau beli makan," jawab Nara. Ia melepaskan pelukan Taehyung dan langsung keluar tanpa menjawab permintaan maaf Taehyung.
Tubuh Taehyung membeku. Ketakutannya semakin menguasai kepala Taehyung. Rambut dan jari kukunya kembali menjadi korban.
"Nara ...," lirih Taehyung.
;
Taehyung masih di posisi yang sama ketika Nara pulang dengan dua porsi makanan. Bedanya, kuku dan jari Taehyung berubah menjadi kemerahan karna terus ia gigiti. Rambutnya juga berantakan karna melampiaskan emosi ke dirinya sendiri.
"Nara. Nara, maafin aku. Aku nggak bakal kayak tadi lagi." Taehyung langsung berdiri dan memeluk Nara begitu melihatnya.
Nara hanya bisa menghela napas. Tangannya yang kosong ia gunakan untuk mengelus punggung Taehyung. Sedikit merasa bersalah karena sudah berbicara seperti tadi.
"Ini dimakan dulu," ujar Nara sambil melepaskan pelukan mereka.
"Maaf, Ra," kata Taehyung sekali lagi. Masih belum puas karna Nara belum menjawab kata itu.
"Iya. Itu dimakan dulu." Nara pergi ke dapur setelah mengatakan kalimat itu.
Taehyung kembali terduduk lemas di sofa. Kepalanya mau pecah.
Beberapa menit kemudian, Nara kembali ke ruang tengah lagi. Kali ini membawa dua cangkir teh hangat. Untuk dirinya dan Taehyung. "Aku maafin. Lain kali jangan gitu lagi. Aku juga mau minta maaf udah ngomong kayak tadi."
"Nggak ... kamu bener, kok. Aku bakal usaha biar kamu nggak ragu lagi." Taehyung tersenyum dan menyeruput tehnya. Paling tidak, berat di kepalanya perlahan menghilang.
"Kalo boleh jujur ... aku juga jadi ragu sama diriku sendiri," lanjut Taehyung.
Dahi Nara mengerut. Perasaan bersalahnya semakin tumbuh. Taehyung itu mudah overthinking karna perkataan orang lain. Pasti kata ragu yang keluar dari mulut Nara tadi sudah mengendap di kepala Taehyung.
"Kenapa?" tanya Nara.
"Selama ini aku cuma nyari uang. Tapi aku nggak mikirin faktor lainnya. Padahal nikah nggak melulu soal uang."
Nara menghela napas dan mengangguk kecil. "Nggak apa-apa. Masih ada waktu. Aku juga masih banyak kurangnya."
"Kamu nggak nyesel, kan? Maaf ya, Ra."
"Nyesel apa sih, Tae? Mana mungkin aku nyesel tunangan sama kamu. Udah, jangan kayak mau nangis gitu."
"Mau nangis aja."
"Sinting."
💛
hehe, aku mau mulai ngetik fanfic baru lagii!! feel ngetik di wattpad udah balik wkwkwk

YOU ARE READING
Biru ㅡ Kth
FanfictionRambut biru kesayangan Taehyung dibilang norak sama pujaan hatinya :( • non baku