"Mau jujur sama gue?" tanya Nara. Sebenarnya, Nara sedikit takut. Gimana kalau Taehyung sedih karena dirinya? Gimana kalau ada sesuatu yang parah terjadi?
Taehyung menarik napas. Benar, Taehyung memang lagi banyak pikiran akhir-akhir ini. Ditambah, dia takut kalau jalan yang diambilnya ternyata salah. Malah menjerumuskan dirinya dan Nara. "Capek, Ra. Kayaknya gue sok banget ya? Gue sok hebat. Banyak gaya."
Nara mengerutkan keningnya. Bingung dan kaget. "Kenapa gitu?" tanyanya sembari menatap Taehyung.
"Harusnya gue kerja di tempat mami aja. Gue dapet uang banyak dan mungkin ayah lo langsung ngerestuin. Gue capek, Ra. Tapi gue juga nggak bisa berhenti."
Lagi-lagi masalah ini. Sedikit-banyak Nara paham. Taehyung berpikir terlalu banyak, terlalu jauh. "Taehyung ... jangan terlalu dipikirin. Lakuin apa yang lo mau, apa yang lo nyaman. Lo suka fotografi, ya lakuin aja. Jangan pikirin ayah, jangan pikirin gue—"
"Gimana bisa gue nggak mikirin lo?" potong Taehyung.
"Ck! Dengerin dulu dong, setan!"
"Ya lo emang harus pikirin gue, masa pikirin cewek lain?! Maksud gue, jangan jadiin gue jadi beban. Liat tadi? Ayah masih ngijinin lo di sini, nggak ngusir lo. Dan gue bakal nunggu lo, Taehyung. Kayak lo mau nunggu gue setahun lebih." Kini giliran Nara yang mengelus pucuk kepala Taehyung. Laki-laki di depannya ini jadi terlihat seperti anak kecil. Gemes.
"Maaf ya, padahal kata lo ini pertama kalinya lo suka orang. Tapi malah gue susahin gini. Semoga aja lo masih suka gue, hehe," lanjut Nara yang sebenarnya nggak jauh berbeda dari Taehyung.
Dua-duanya sama aja. Sama-sama sok kuat. Namun ada untungnya juga. Seenggaknya, mereka bisa dukung satu sama lain. Karena tujuan mereka sama. Mereka mau bersatu.
Entah kenapa rasanya susah banget buat mereka berasama. Nggak kayak remaja lainnya yang tinggal bawa bunga dan bilang kata cinta. Mereka punya jalannya sendiri, dan kebetulan mendapat jalan sulit.
;
"Itu kak Taehyung."
"Kak Taehyung ngapain dateng?"
"Jemput pacar? Emangnya kak Taehyung punya pacar?"
Begitu lah kalimat-kalimat yang Taehyung denger begitu sampai di sekolah Nara. Sekolahnya dulu. Dia cuma bisa ketawa-ketawa aja.
Karena Nara lama, akhirnya Taehyung milih buat nyari Nara. Tujuan pertamanya adalah kantin.
Ternyata benar, Nara lagi ngantri di salah satu toko kantin. "Hai, beb!"
Kepala Nara langsung noleh dengan cepat. Matanya membola liat Taehyung berdiri dengan sok ganteng di belakang. "Taehyung, sinting!"
"Lo lama," protes Taehyung.
Nara nggak bales perkataan Taehyung lagi. Lebih milih buat pesan makanan dulu. Setelah dapat makanan yang dia mau, Nara jalan ke arah Taehyung dengan wajah keselnya. "Jangan panggil bab beb bab beb! Bisa-bisa muka gue masuk mading besok!"
"Emangnya gue seterkenal itu ya?"
"Ya lo pikir?!"
Taehyung ketawa sambil masukin satu suap nasi goreng punya Nara ke mulutnya. "Gimana tadi ujiannya? Bisa?"
"Hm," jawab Nara singkat. Lagi-lagi Taehyung ketawa, ngelihat muka Nara yang cemberut itu kesenangan tersendiri buat Taehyung. "Galak banget nih tuan putri."
"Btw, lo tau nggak sih?" Pertanyaan dari Nara itu menjadi awal percakapannya dengan Taehyung siang ini. Yah ... mereka juga suka gossip.
Setelah percakapan mereka selesai dan nasi gorengnya habis, mereka bersiap menuju kediaman Taehyung. Namun Taehyung tetap nggak lepas dari pandangan perempuan-perempuan di sekolah Nara ini.
"Kak Taehyung! Masih inget gue nggak?" Salah satu perempuan yang satu angkatan dengan Nara menghampiri Taehyung.
Omong-omong, Nara dan Taehyung berjalan dengan berjauhan. Ide dari Nara, malas jadi bahan omongan orang.
Taehyung menengok sebentar ke arah belakang, ke arah Nara. "Enggak. Siapa, ya?" jawab Taehyung dengan polos.
Perempuan di depannya langsung malu setengah mati. "Yang dulu Kakak tolongin waktu pingsan."
Taehyung mengangguk, pura-pura ingat aja. Padahal dia bener-bener enggak ingat. "Boleh minta nomor telepon nggak, Kak? Mau berterima kasih aja dulu udah ditolongin."
Nara yang bisa mendengar percakapan mereka hanya bisa berdecak kesal. "Apaan ditolonginnya dua tahun lalu tapi baru terima kasih sekarang?" batinnya sedikit kesal.
"Anyway, ke sini lagi ngapain, Kak?" tanya perempuan itu lagi sembari menyodorkan ponselnya.
Taehyung tersenyum dan mengambil ponsel itu. Nggak mau membalas pertanyaan yang terakhir. Jarinya mengetikkan nomor telepon dengan cepat. Tiba-tiba saja dari belakang ada yang merangkul pinggang Taehyung.
Hampir terkejut, tapi untungnya Taehyung ingat wangi parfum itu. "Dia ke sini mau jempit gue. Calon pacarnya." Nara mengambil ponsel dari tangan Taehyung dan mengembalikannya kepada teman seangkatannya itu.
;
"Diem mulu, ntar kesambet baru tau rasa."
Sekarang Nara dan Taehyung lagi ada di warung indomie kesayangan mereka. Tapi ya begitu, Nara diem terus. "Cemburu ya? Gue agak kaget sih tadi."
"Ck! Siapa yang cemburu?!"
"Siapa lagi kalo bukan lo?" Taehyung natap wajah Nara sambil naik-naikin alisnya. Persis seperti pertama kali mereka ketemu di ruang osis. Ngeselinnya juga persis.
"Tenang, tadi gue ngasih nomor lo."
Kepala Nara langsung noleh secepat kilat menghadap wajah Taehyung. "Ngapain?!"
"Dulu kata lo, gue punya lo? Lo punya gue? Ya udah, sama aja dong." Taehyung tersenyum lebar. Wajah mereka masih di posisi yang sama, cukup dekat.
Taehyung bisa lihat wajah Nara yang mulai memerah. Senyum dia semakin melebar. "Iya kan, beb?"
Kepala Nara kembali ke posisi yang semula dengan cepat. "Lo berisik," lirih Nara.
"Lo cantik."
"Taehyung, berisik!"
"Lo lucu."
"Diem, nggak?!"
"Lo gemes, lo pinter, lo be—"
"Lo ganteng."
💛
hehehehehe. satu atau dua chapter lagi mungkin bakal ending... ga tau juga sih wkwkw. see yoouu! sorry lama hehehe

YOU ARE READING
Biru ㅡ Kth
FanfictionRambut biru kesayangan Taehyung dibilang norak sama pujaan hatinya :( • non baku