PRIA DARI MASA LALU

18.2K 832 20
                                    

Ibarat sudah jatuh lalu tertimpa tangga. Itu lah rangkuman singkat kehidupan gue selama satu bulan ini. Putus dari pacar, lalu disuruh mengundurkan diri hingga kehilangan pekerjaan.

Gue sudah menjelaskan kepada Mr. Blake bahwa kesalahan pada laporan itu bukan berasal dari gue. Sampai saat ini, belum jelas siapa yang memanipulasi laporan itu. Namun, Mr. Blake yang sudah kalut tidak lagi mau mendengar penjelasan gue. Dia tetap pada pendiriannya. Akhirnya, gue harus rela melepaskan pekerjaan yang selama ini gue jalani.

Mr. Blake memberikan gue waktu 1 bulan untuk tetap bekerja sambil mencari pekerjaan baru. Permasalahannya adalah status gue di Singapore adalah orang asing. Izin tinggal gue di negara ini bergantung pada pekerjaan gue. Tanpa pekerjaan, gue harus angkat kaki segera dari negara ini. Sementara itu, mencari pekerjaan baru sebagai orang asing di Singapore tidak semudah membalik telapak tangan. Ada peraturan di Singapore yang menyebutkan bahwa selama posisi tertentu bisa diisi oleh warga negara Singapore, maka posisi tersebut tidak boleh diisi oleh warga negara asing.

Semua rentetan kejadian buruk ini gue ceritakan kepada Ingrid sore hari ini lewat telepon.

"Jadi kalau lo nggak dapet pekerjaan baru dalam waktu 1 bulan ini, apa yang terjadi?" tanya Ingrid.

"Gue harus balik ke Jakarta, Ngrid," jawab gue.

"Di Jakarta lo mau kerja apa?"

"Belum tau. Nanti gue harus cari."

"Tadi lo bilang beberapa minggu lalu lo sempat ketemu Mas Adrian?"

"Iya."

"Lo nggak mau kontak dia lagi untuk minta kerjaan?"

"Kerjaan apa?"

"Ya apa kek. Dia kan punya perusahaan juga di Singapore."

"Yang ada gue malah ditawarin jadi sugar baby lagi."

"Ya nggak apa-apa. Jadi sugar baby juga lumayan cuan kok."

"Sembarangan. Gue udah berhenti jadi sugar baby."

"Ya kali aja dia masih berminat. Kan lumayan daripada nganggur."

"Ngaco lo, Ngrid. Ya udah gue mau lanjut cari-cari kerjaan halal dulu. Bye."

"Bye, sweetie."

Gue menutup sambungan telepon dengan Ingrid dan kembali ke laptop gue. Beberapa halaman situs pencari kerja masih terbuka di layar laptop gue. Sudah banyak CV yang gue layangkan untuk melamar pekerjaan yang sesuai keahlian gue, namun semuanya sudah menolak. Bahkan sebelum gue diberi kesempatan untuk wawancara. Dugaan gue cuma satu, yaitu karena status gue sebagai orang asing.

Tiba-tiba bel apartemen berbunyi. Gue langsung lompat dari kursi untuk membuka pintu. Ada kurir yang membawa paket kotak pink berpita emas. Baru saja diperbincangkan, sekarang orangnya sudah mengirim kado. Siapa lagi kalau bukan dari Mas Adrian. Caranya membungkus kado tidak pernah berubah dari bertahun-tahun yang lalu.

Di dalam kotak kado itu hanya ada buket bunga dan sebuah kartu yang bertuliskan pesan 'Meet me at Dolce Vita tomorrow at 8 pm'. Tidak ditulis siapa pengirimnya, namun tidak butuh keahlian khusus untuk menebak bahwa pengirim paket ini adalah Mas Adrian.

***

Keesokan harinya gue putuskan untuk memenuhi undangan makan malam dari Mas Adrian. Kali ini gue tidak punya alasan untuk tidak bertemu dengannya. Gue sudah putus dari Kenneth. Tidak punya pekerjaan pula. Mungkin kesempatan ini bisa gue gunakan juga untuk mengucapkan selamat tinggal untuk selamanya pada Mas Adrian.

Gue memakai dress yang pernah Mas Adrian berikan sebelumnya. Menurut gue, ini adalah pilihan yang aman agar tidak salah kostum untuk makan di restoran mahal, meski tidak terlalu memukau karena dia pernah melihat gue memakai dress ini sebelumnya.

PENGAKUAN SEORANG SUGAR BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang