Sekretaris Kelas

isi kesepakatan

Selamat membaca part ini.
Btw, bisa rame ga ya cerita kita ini.
BISA PASTI BISA!
________________________________________

"Kesepakatan?" Tanya aca heran, apa apaan ini. Datang ke rumah orang tiba tiba, terus langsung ngasih kesepakatan ga jelas

"Iya" jawab Arga

"Ini kesepakatan buat apa?"

"Buat kita lah"

Ha? Kita? Gak salah nih kata "kita" nya?

Aca jadi salfok kan.

"Madsud gue kesepakatan antara kita berdua, selama lo jadi pengawas gue dan gue yang jadi bos lo"

Aca melempar kertas itu tepat ke depan muka Arga

"Apaan ini, gak mau gue"

"Gak sudi tau gak" sambung aca

"Oh gak mau ya, ya udah"

"Tandanya gue bebas, dan bisa bolos lagi" sambung Arga dengan wajah menang nya.

"Enak aja"

"Lah kan lo sendiri yang gak mau nerima kesepakatan nya" jawab arga

"Kalau gini caranya, untung di lo buntung di gue!" Jawab aca dengan sarkas.

"Anggap aja ini perintah dari bos Lo!" Sambung Arga.

"Gue tetep gak mau" jawab aca masih dengan pendirian nya.

"Oke kalau gitu, lo boleh nambahin kesepakatan itu tapi cuman 3 nomor"

"Gimana sama-sama untung kan?" Sambung Arga dengan negoisasi nya.

Ini lumayan menarik, tapi kalau cuman 3 tandanya masih buntung di aca, karena jumlah kesepakatan yang ditulis Arga tadi ada 5.

Tandanya ia harus mendapat 5 aturan dan Arga hanya 3, gak adil kan?

Tapi banyak yang harus dipertimbangkan aca, mulai dari tanggung jawab Bu rima sampai empati seorang teman.

Betul kan?

Arga dan Aca kan berteman

"Oke deh gue mau"

"Nah gitu dong, jadi gue gak usah capek berdiri terus di depan pintu lo" jawab arga sambil menyindir

Astaga aca lupa menyuruh dia masuk.

"Ya udah masuk"

"Dari tadi kek"

"Tanda tangan di sebelah disini" ucap Arga yang sudah duduk di ruang tamu aca.

"Tunggu dulu, gue mau baca dulu nanti lo buat peraturan yang aneh aneh lagi"

"Oke, silahkan"

Aca mulai mengambil kertas putih itu, dan membaca paragraf demi paragraf.

Kesepakatan:
(Dari : bos lo yang paling ganteng alias arga angkasa putra brahmana)