Happy reading~
.
.Tok tok tok
Wangji melirik pintu ruang kerjanya yang baru saja diketuk.
"Masuk." Katanya singkat lalu kembali tenggelam dalam dokumen yang tengah ia kaji.
Krieet
Suara derit pintu yang dibuka perlahan sedikit mengganggu konsentrasinya, dengan sebelah alis terangkat, ia menatap Wei Wuxian yang berdiri diambang pintu dengan kepala menunduk.
Kontras sekali dengan bagaimana bar barnya ia ketika pertama kali menginjakan kaki ditempat ini.
"Kau perlu sesuatu?" Ia bertanya dingin.
Namun Wei Wuxiam tak kunjung menjawab, ia menggigit bibir bawahnya dan memainkan kuku-kuku dijari lentiknya dengan ragu.
"Jangan membuang-buang waktu, pergilah jika kau hanya berniat melamun seharian disana." Ujarnya ketus, dan sontak membuat jiwa bar bar Wei Wuxian terpicu keluar.
Dengan langkah cepat ia menghampiri meja Lan Wangji disertai gebrakan yang membuat tubuh tegap itu terlonjak, "LAN, kau tidak akan membunuhku kan?!" Ia bertanya dengan suara cukup tinggi, sembari mencondongkan tubuhnya pada Lan Wangji yang otomatis mundur hingga menempel dikursi kebesarannya.
Krak
Wei Wuxian tersentak ketika menyadari bahwa pria didepannya baru saja mematahkan pena yang ia genggam, lalu terkejut sendiri ketika menyadari aksi kurang ajarnya barusan.
Mati! Ia benar-benar cari mati, batinnya nelangsa.
Dengan cepat ia memperbaiki posisinya dan mundur beberapa langkah, "ma maksudku, kau, tidak akan membunuhku kan? Iya kan?"
Dan dibanding pertanyaan, kalimat Wei Wuxian barusan lebih terdengar seperti pemaksaan ditelinga Wangji. Ia tidak sedang memohon nyawa, tapi memaksa Wangji untuk mengikuti keinginanya.
Sebenarnya, siapa bosnya disini?
Lan Wangji hanya menghela napas pasrah.
Ia melempar pena mahal yang tak lagi berguna itu ke tong sampah. "Tidak ada untungnya untukku membunuhmu. Kau akan lebih berguna sebagai budakku, jadi tidak usah khawatir." Ujarnya kelewat datar.
Namun tentu saja Wei Wuxian tidak peduli dengan nada bicara sombong nan kurang ajar Wangji, ia lebih tertarik pada isi kalimatnya.
Artinya, keselamatannya sudah terjamin.
Senyum merekah menghiasi bibirnya, ia berjalan cepat dan kembali memepet Lan Wangji dikursi kebesarannya, "kau janji ya?! Kau tidak akan membunuhku meski aku sering mengumpat padamu!" Pekiknya riang, kedua tangannya meraih tangan Wangji dan menangkupnya "aku janji akan menjadi budakmu yang setia. Jika kau membutuhkan kehangatan aku siap kai tiduri kapanpun asalkan kau terus membelikanku barang-barang mahal dan memberiku makanan enak, Lan."
Wangji ngeri sendiri dengan kalimat yang dilontarkan pemuda aneh didepannya. Ia mendorong tubuh itu dengan kasar dan mengibaskan tangannya, "pergilah!" Usirnya kasar.
Ia benar-benar merasa tak tahan dengan sikap alien pemuda dibelinya itu.
"Baik bos! Jika kau membutuhkan partner untuk membunuh seseorang aku akan-"
"PERGI!" teriak Wangji galak, ia bahkan sampai harus melempar salah satu hiasan dimejanya untuk menutup pintu dan membuat Wei Wuxian menghilang dari ruangannya.
Sumpah demi apa ia merinding dengan tingkah ajaib Wei Wuxian. Sedikit banyak ia mempertanyakan akalnya, kenapa ia bisa membeli manusia rasa alien seperti pemuda itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BADASS SLAVE
Fanfictionsetelah keluarga angkatnya menjualnya pada sekelompok lintah darat, Wei Wuxian lantas diseret dan dipamerkan diatas panggung pelelangan. ratusan orang berebut menawar harga tertinggi yang bisa mereka berikan, namun ketika sebuah suara baritone membe...