DUA

109 21 7
                                    








"Gila, dia sudah gila"

Hoseok terus menggerutu sambil berjalan pulang ke rumahnya, sepatunya yang berlubang membiarkan kedua ibu jarinya terlihat.

Matahari sudah terbenam di antara dua gunung, namun cahaya orennya masih terasa menyilaukan.

"Hoseok-ah!!"

Hoseok menoleh ke asal suara, ada Seokjin di sana, di depan rumahnya, dengan baju yang ditambal-tambal ia melambai-lambai, Hoseok langsung tersenyum dan menghampiri.

"kenapa lemas sekali, butuh kopi?" Ucap Seokjin menepuk pundak Hoseok, mengajaknya masuk.

"Kau masih punya kopi hyung?"

"Tidak, hanya ada susu"

Hoseok yang awalnya sumringah kembali lemas.

"Rumah mana yang masih punya kopi di kota ini, beri tau aku Hoseok-ah" ucap Seokjin setelah itu ia terbahak, Hoseok hanya tersenyum miris.

"yak!, ada apa?, kenapa wajahmu seperti itu?"

"Tidak apa-apa hyung, hanya tentang pekerjaan" ucap Hoseok memaksakan tersenyum.

"Ada apa?, Namjoon tidak membuat ulah kan?"

"Hmm,, dia bilang dia akan membuat sayembara"

"sayembara?, berhadiah?"

Hoseok mengangguk lemas, "sepuluh kantong koin emas",

Seokjin melotot, ia menutup mulutnya yang ternganga.

"Da-dari mana emas sebanyak itu?"

"Kau tidak mengerti hyung?, kau tau perangai namjoon kan hung?, dia tidak bersungguh-sungguh, ia hanya berencana untuk-"

"aku pulang" Jungkook muncul dari balik pintu, membuat percakapan orang dewasa itu terpotong.

"Wooah,, uri Kooki sudah pulang" ucap Hoseok riang.

"Hoseok ahjussi!!" Jungkook berlari sembarang arah setelah melepas sepatunya, Hoseok langsung berdiri dan menangkap Jungkook.

Seokjin hanya tersenyum melihat teman dan anaknya ini bercengkrama.

"Kau tambah besar kooki-ya"

Jungkook tersenyum dan meraba wajah Hoseok.

"Hoseok ahjussi juga, tambah keriput"

"yak!, enak saja, rasakan ini!" Hoseok menggelitik Jungkook yang berada dalam pelukannya.

Lalu tawa mereka berdua terhenti saat ibu Jungkook datang membawakan minum untuk hoseok.

"Minumlah Hoseok-shi, kami cuman punya ini" ibu Jungkook menyodorkan susu.

Hoseok pun tersenyum lalu kembali duduk bersama Seokjin yang sudah mulai meminum susunya.

"Ahjussi,, kau tau?, Jungkook baru saja mendapat teman baru!!" Seru Jungkook antusias, Hoseok tersenyum manis melihat Jungkook yang bersemangat.

"Namanya Jimin, dia tidak bisa bermain bola dengan teman-teman yang lain karna kakinya sakit katanya, jadi dia menemani Jungkook, dia baik sekali!, dia mengajak Jungkook bermain serangga, menyenangkan!!, lalu teman-teman lain bilang kami seperti kakek pincang dan anjingnya, kami tertawa la-"

"Jungkook, cepat ganti bajumu dan bereskan kamarmu" potong seokjin dengan suara dingin.

"Tapi ayah-"

"Hoseok ahjussi harus segera pulang" ucap Seokjin sekali lagi memotong ucapan anaknya.

"oh,, iya,, ahjussi harus pulang,, ahjussi juga belum membereskan kamar" ucap Hoseok sambil terkekeh hambar.

Jungkook pun menurut, ia meraba dinding pergi menuju kamarnya dengan langkah lesu.

"Dia anak yang hebat hyung" ujar Hoseok pelan.

Seokjin menoleh ke Hoseok, pria itu masih menatap pintu kamar Jungkook yang sudah keropos digigit tikus.

"Ya, syukurlah ia punya rasa percaya diri yang tinggi"

"sama persis seperti ayahnya" ucap Hoseok sambil menyenggol lengan Seokjin.

Seokjin kembali tertawa lalu mengantar Hoseok ke depan pintu,

"kau sendiri, kapan mau menikah?"

"Nanti, bersama Namjoon"

"apa?!, kau akan menikah bersama Namjoon?!"

"Aish,, bukan hyung, aku ingin menunggu Namjoon, kasihan dia nanti kalau aku nikah duluan" mereka tertawa.

"nasehati wali kota mu itu, aku sudah mengerti maksudmu yang tadi" ucap Seokjin.

"Asal kau tau hyung, setiap pagi aku selalu menyia-nyiakan waktu ku selama lima menit untuk berkicau di samping telinganya"

"kalau begitu besok pagi tambahlah jadi sepuluh menit" merekapun tertawa lepas sebelum Hoseok benar-benar pulang.



♢♢♢

Keesokan paginya, seluruh warga kota gempar, karna selembaran yang tertempel di mana-mana.

Semua orang langsung mengambilnya dan menyimpannya baik-baik takut dimakan tikus, selembaran yang baru saja ditempel saat pagi buta itu adalah sayembara.

Ya, sayembara yang akan menemukan siapa pahlawan yang dapat menyelamatkan Kota Hamelin.

Siang itu juga beberapa orang dari luar Kota Hamelin datang untuk memburu 10 kantong koin emas, wali kota Kim, menyambut mereka dengan besar hati, wargapun demikian, namun tidak sesuai ekspentasi, mereka tidak dapat mengusir para tikus.

Mereka pun pulang dari Kota Hamelin dengan tangan kosong, hingga tiga hari setelah itu, belum ada yang bisa mengusir para tikus.

Harapan untuk Kota Hamelin yang indah seperti dulu meredup, dan hampir padam.








TBC.

PIED PIPER OF HAMELIN (BTS Fairytale) #TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang