Eps. 03

61 12 3
                                    

Happy reading :)

General's POV

01.30pm

Di tempat arkade, Queenza dan Risa terlihat begitu asik memainkan permainan dance machine, sementara Arabelle ikut asik memperhatikan permainan mereka dari sisi samping mesin permainan bersama Aretha. "Kau pasti pernah memainkan ini sebelumnya." Gumam Aretha yang dapat didengar dengan jelas oleh gadis disebelah. "Belum kok." Jawab Arabelle singkat. "Bahkan seumur hidupku, ini pertama kalinya aku ke tempat seperti ini. " lanjut gadis itu. "Apa ? Seumur hidup ?" Tanya Aretha tak percaya yang dijawab dengan anggukan meyakinkan oleh lawan bicaranya.

Tak lama setelah kedua gadis itu selesai bicara. Risa dan Queenza juga selesai dengan permainannya. "Kalau begitu aku akan mengajarimu caranya. " Aretha mengajak Arabelle naik ke atas arena permainan. "Apa, tunggu Etha. Apa tak apa aku memainkan ini." Arabelle terlihat ragu. "Apa maksudmu, tentu saja boleh. Kita di sini kan untuk bersenang-senang." Aretha memandang aneh Arabelle. "Tapi-." Belum sempat gadis itu menyelesaikan kalimatnya, Aretha sudah menarik tangannya dengan cepat. "Sudahlah, ayo cepat naik." Akhirnya Arabelle pun pasrah dan mengikuti arahan Aretha.

Arabelle memainkan permainan itu dengan mengikuti gerakan Aretha. Dia terlihat kesulitan mengikutinya, bahkan sesekali gadis itu menghela nafas berat. Tapi itu tidak membuat Arabelle menyerah, dia terus memainkannya hingga selesai walau selalu salah menginjak tombol. "Haah... Tadi itu sungguh melelahkan." Ucap Arabelle bersandar di besi pegangan arena. "Kau berusaha terlalu keras, Ara." Aretha ikut bersandar di besi yang ada dibelakangnya. "Hehe... benarkah." Arabelle terkekeh menanggapi perkataan lawan bicaranya. Dan itu membuat Aretha ikut tersenyum. "Apa kau sudah siap untuk ronde ke dua ?" Tanya Aretha menggoda Arabelle. "Tentu saja, tapi kali ini aku tidak akan kalah." Jawab Arabelle begitu percaya diri. Mereka pun bermain lagi, permainan berjalan dengan sempurna, kali Arabelle sudah menguasai permainan, dan benar, gadis itu mengalahkan Aretha di permainan kali ini.

Setelah selesai bermain, mereka berempat beranjak dari sana untuk memainkan permainan lainnya. Satu persatu mesin arkade mereka mainkan, tak ada yang terlewatkan dari mereka. Mereka terlihat sangat begitu menikmatinya, senyum dan tawa selalu menemani mereka, tak terkecuali Arabelle. Walau ini baru pertama baginya dan sesekali dapat membuatnya merasa canggung, gadis itu tetap menikmatinya.

* * *

Disebuah restoran cepat saji, terlihat empat orang gadis baru saja memasuki tempat itu, dua dari mereka-Arabelle dan Aretha pergi mencari meja kosong, dan dua lainnya-Risa dan Queenza menghampiri antrian di kasir untuk memesan. "Aku masih tidak percaya kita akan makan bersama mahkluk menjijikkan itu." Kata Queenza melihat kearah meja Aretha. "Sebenarnya apa yang dipikirkan kakak mu-dengan mengajak monster menjijikkan itu sih." Mata Gadis itu membesar terkejut saat mendapati bayangan aneh di pikirannya. "Jangan-Jangan gadis itu memaksa Aretha dan mengancamnya, sehingga dia tidak ada pilihan lain." Queenza menjeda sejenak. "Ya benar begitu, Itu masuk akal. Tak mungkin Etha mau berteman dengan mahkluk itu tanpa alasan semacam itu." Gadis itu beralih melihat Risa. "Bagaimana menurutmu Risa ?"

"Entahlah, aku tak peduli." Balas Risa tanpa memperhatikan lawan bicaranya, dia terlihat begitu asik memainkan ponselnya, seakan itu lebih menarik dari pada pembicaraan mereka. "Hei, tolong serius lah sedikit kali ini. Apa kamu tidak bisa peduli sedikitpun dengan kakak mu ?" Queenza menghela nafas berat, saat tak berhasil menarik perhatian Risa. "Jika kamu seperti ini Etha bisa dalam bahaya-."

"Sudahlah, aku sedang tidak mood membicarakan itu." Ucap Risa memotong kalimat Queenza. "Kita bicara itu nanti." Setelah Risa mengatakan itu, Queenza menjadi bungkam, dan mereka pun menunggu antrian dalam diam.

Sementara itu, diisisi lain, Aretha dan Arabelle tengah asik melihat foto-foto di ponsel Aretha yang mereka ambil di arkade. Sesekali tawa muncul diantara mereka, entah itu karena pose-pose aneh mereka atau karena ekspresi konyol yang dibuat Arabelle. "Haha... Aku tidak tahu kau juga bisa berekspresi seperti itu." Ujar Aretha disela tawanya. "Aku kirimkan semua ini ke ponsel mu, ya." Aretha mengambil ponsel Arabelle diatas meja tanpa menunggu izin dari sang pemilik. Disela kesibukannya, Aretha menyempatkan diri melihat ke arah antrian Queenza yang mulai berkurang. "Aku minta maaf soal kejadian di sekolah tadi." Ucap Aretha sebelum beralih menatap Arabelle yang juga menatapnya dengan bingung. "Aku tahu sikap mereka tadi siang pasti membuatmu tidak nyaman, dan sekarang aku malah mengajakmu bermain bersama mereka. Kau tahu, aku hanya ingin membuat kalian menjadi lebih dekat. Tapi sepertinya aku gagal melakukannya, karena sudah salah mengambil pilihan ini, maaf sudah memaksamu ikut, Ara."

Arabelle menggelengkan kepalanya. "Itu tidak benar, jangan berkata seperti itu." Gadis itu menatap balas mata Aretha. "Malahan aku yang seharusnya berterima kasih padamu, berkatmu aku bisa merasakan hal-hal baru ini. Terima kasih Etha." Aretha memalingkan wajahnya dari Arabelle. "Kau tak perlu menghiburku sampai seperti itu, Ara."

"Tidak, aku bersungguh-sungguh." Melihat Aretha yang masih tidak percaya dengannya, membuat Arabelle mengalihkan pandangannya ke langit-langit restoran, terlihat berpikir sebentar. "Seperti yang kubilang tadi, semua ini adalah hal baru bagiku, berteman denganmu, bermain bersama, dan bahkan makan bersama kalian, semua ini tak pernah terbayangkan olehku sebelumnya." Jawabnya terlihat membayangkan adegan menyenangkan yang mereka lakukan, lalu kembali mantap wajah Aretha. "Ah, aku pasti terlihat aneh, ya." Gumam gadis itu tersenyum canggung.

"Eh tidak-." Aretha menjeda kalimatnya saat matanya menangkap sosok Queenza dan Risa yang tengah berjalan menghampiri meja mereka. "Ah, makanan kita sudah datang." Ucapan Aretha berhasil membuat Arabelle ikut mengalihkan pandangannya.

* * *

Para gadis terlihat menikmati santap mereka, terkecuali Arabelle. Hanya dia yang terlihat tidak serela dengan makanan didepannya. "Kenapa Ara ? Apa burger itu tidak cocok dengan lidahmu ?" Pertanyaan Queenza yang tiba-tiba membuat Arabelle sedikit terkejut dan gugup. Dengan ragu gadis itu menjawab. "Ah itu-."

Belum sempat Arabelle selesai menjelaskan gadis itu memotong perkataannya. "Setelah mendengar rumor tentang mu, Aku pikir kau begitu menyukai daging. Apa karena itu bukan daging manusia, jadi terasa aneh di lidah mu, ya ?" Queenza tersenyum sinis di akhir kalimatnya. Tiba-tiba sebuah tendangan kecil mengenai kaki, hingga membuat gadis itu merintis kesakitan. "Haha, candaan mu itu sungguh keterlaluan Queenza." Ucap Aretha menetralkan suasana. "Tentang Ara, dia hanya bercanda. Kau tak perlu-."

Dengan cepat Queenza memotong kalimat Aretha. "Kenapa si, orang itu kenyataannya. Benarkan Arabelle, rumor itu-." Suara Risa yang tiba-tiba muncul membuat Queenza menghentikan kalimatnya. "Bacot, kalian berdua sangat berisik." Suasana pun menjadi hening. Tiba-tiba tubuh Arabelle bangkit dari tempatnya. Dia mengungkapkan kalimat "Aku ke toilet dulu, ya." Sebelum pergi meninggalkan mereka.

Queenza menghela napas lega menanggapi kepergian Arabelle. "Akhirnya dia pergi juga." Gumaman gadis itu membuatnya mendapatkan tatapan tajam dari Aretha. Risa bangkit dari tempat yang langsung direspon oleh Queenza. "Kamu mau ke mana, Ris ?" Tanya gadis itu yang dijawab hanya dengan satu kata dari Risa "Toilet."

To be continued

PIPRA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang