31. Hari-H

1.9K 174 8
                                    


Assalamu'alaikumu semua...bagimana kabar kalian hari ini??? Semoga sehat selalu, ya😊❤

Alhamdulillah up AMILA bab 31❤

Emoji kalian ketika AMILA up?????

Gimana keadaan daerah kalian terkait covid-19???❤💜

Kalian sekolah online apa sudah ofline???❤💕❤💕❤💕

Lebih suka Daring apa tatap muka?????💜💜💜

Jangan lupa Vote dan komen, ya!!!!!

Ajak teman kalian baca Amila juga biar makin ramai♥

SELAMAT MEMBACAA❤❤❤❤❤

31. Hari-H

"Ketika kamu lelah dan seakan ingin menyerah, ketahuilah bahwa sesungguhnya pertolongan Allah hanya berjarak kening dan sajadah."

Amila

****
Mila membawa sekardus roti untuk di bagikan kepada seluruh santri putri. Terpilihnya Mila, Nafisa, dan Nabila sebagai pengurus lomba membuat mereka mau tidak mau harus ikut bergabung dalam mengurus kegiatan. Sehingga mereka tidak punya banyak waktu untuk bersama teman-teman nya.

“Huuhh....” Mila membuang napas nya setelah selesai membagikan roti coklat kepada santri putri. Cuaca hari ini cukup panas membuat semua santri ingin segera mandi. Apalagi mereka selesai melaksanakan Apel pembukaan dan juga jalan sehat. Membuat badan mereka terasa lengket dan bau.

“Panas sekali, ya, hari ini.” ujar Intan, kakak tingkat mereka yang merupakan anggota Osis. Mila yang baru saja ikut duduk bergabung dengan mereka pun menselonjorkan kaki nya dan mengambil satu botol air mineral.

“Nafis mana, Bil?” tanya Mila ketika tidak mendapati Nafisa di antara mereka.

“Dia, kan, lomba tausiyah, tadi di temani Aulia.”

Mila mengangguk dan meminum air nya lagi.

“Kita ke ruang Osis sebentar, dek. Hadiah nya belum di bungkusin.” interuksi Maula kepada mereka. Lantas mereka langsung berdiri dan menuju ruang Osis.

Keadaan ruangan begitu ramai karena di gabung putra dan putri serta ada beberapa Ustadz dan Ustadzah yang membantu membungkus hadiah.

Mila mengambil duduk di samping Zahra yang ternyata ada di sana bersama putra kecil nya. “Kakak, kok, di sini?” tanya Mila. Tangan nya menjawil pipi tembem Zafi.

“Tadi ada keperluan,”

“Ning Zahra bisa ikut saya sebentar?” ajak Ustadzah Ria yang tiba-tiba datang.

“Kemana, Mbak?” Zahra memang terbiasa memanggil Ustadzah Ria dengan sebutan ‘Mbak’ karena Usia mereka seumuran. Dan hanya tiga bulan lebih tua Ustadzah Ria.

“Beli bungkus kado tambahan,”

“Dek, bisa ajak Zafi?” Zahra bertanya pada Mila. Dengan antusias Mila mengangguk. “Nanti kalau rewel kasih ke Umi atau Bunda saja, ya? Kalau ada Gus Hafi kasih ke beliau.”

“Siap, Kak.” Mila mengemong Zafi dengan hati-hati. Nabila pun ikut menoel-noel pipi Gus kecil nya sembari memotong solasi untuk memudahkan Intan menyolasi hadiah-hadiah nya.

AMILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang