19. Perhatian Sigit

17 5 6
                                    

Ketika kamu sedang merasakan pedihnya luka dan kecewa, membagi apa yang kamu rasakan akan membuat mu lebih tenang. Daripada terus diam dan memendam sendirian.









***

"Hai Om, Tante!" Sigit mengulurkan tangannya tuk menjabat tangan kedua mempelai.

"Hai Git! Wah! Udah bawa gandengan aja kamu. Kenalin, lah," goda Indra. Lelaki itu memang tahu jika putrinya—Dista,  sangatlah terobsesi dengan Sigit. Namun, dia tidak pernah memaksakan kehendak putrinya pada Sigit, terkadang dia juga menegur Dista apabila kelakuannya telah kelewat batas menyangkut Sigit.

"Alhamdulillah. Kenalin Om, Tante. Ini Agatha, tunangan saya."

Sepasang pengantin tersebut sukses dibuat terkejut. Pasalnya selama ini mereka tak pernah mendengar kabar jika Sigit punya pacar, dan tiba-tiba dia memperkenalkan seorang gadis sebagai tunangannya. Siapa yang tak akan kaget?

Tangan sang mempelai wanita telah terkepal, tapi tak ada yang menyadari hal itu karena fokus pada lawan bicara masing-masing.

Atha tersenyum, tangannya pun kini telah terulur.

"Senang bisa bertemu dengan Om dan Tante."

Penekanan pada kata 'Tante' itu menyita perhatian si pengantin wanita. Dia menatap tajam Atha, penuh amarah dan kebencian. Jujur, Atha benar-benar terkejut ketika mengetahui sang pengantin wanita adalah orang yang sama yang telah meninggalkan dirinya dua belas tahun yang lalu.

"Ren, liat deh tunangannya Sigit. Cantik sekali kamu, nak."

"E-eh iya," Rena gugup.

"Hebat kamu Git. Diem-diem udah punya tunangan aja. Kalau mau nikah muda juga nggak papa, kan kamu udah punya penghasilan sendiri."

Sigit dan Atha sontak saling melempar pandang. Sigit menaik turunkan kedua alisnya, berniat menggoda. Melihat itu, Atha dengan sengaja merengkuh pinggang Sigit. Pemuda jangkung itu sampai dibuat melotot, rasanya senang saja diperlakukan seperti itu oleh Atha. Berasa ada yang nge-posesifin.

Namun, sesaat kemudian jantungnya mulai berulah. Debaran tak beraturan mulai dia rasakan. Dia sendiri juga heran kenapa tubuhnya selalu bereaksi seperti ini tiap kali bersentuhan dengan gadis itu. Sedangkan Atha, alih-alih bersikap manis, ia justru mencubit pinggang Sigit. Dan cubitannya itu lho, keciiiilllll banget. Sigit sampai meringis karenanya.

*********

"Ma!" panggil Dista sembari merengek pada ibu barunya.

Rena tersenyum begitu hangat pada gadis yang telah menjabat sebagai putri tirinya tersebut.

"Kenapa, Sayang? Kok cemberut?"

Dista makin menekuk wajahnya, bibirnya juga semakin mengerucut. Dia sedang bersiap memulai pengaduannya.

"Ma, Sigit punya tunangan, huaaaa! Dista sedih, Ma." Gadis itu mulai histeris. Rena jadi teringat kembali pada gadis yang datang dengan Sigit tadi. Gadis yang dia benci.

"Cup cup, Sayang. Tenang, kan ada Mama. Kamu nggak usah khawatir, oke?"

Tatapan Dista mulai berbinar.

"Mama mau bantuin aku buat jauhin cewek kegatelan itu dari Sigit?"

"Ya jelas, dong. Pokoknya Mama pastikan sama kamu, kalau Sigit hanya akan jadi milik kamu."

The Best ScenarioWhere stories live. Discover now