Part 1

854 49 5
                                    

Hiruk pikuk kelab malam tak membuat orang - orang didalamnya merasa muak. Justru ini yang mereka cari. Minuman, musik yang keras dan teman kencan satu malam. Entah hanya untuk bersenang - senang atau untuk sekedar pengalihan pikiran yang suntuk.

Bukan hal yang aneh lagi bagi kota besar seperti New York City, Amerika Serikat. Dan bukan hal yang membingungkan lagi bagi Asian seperti Yuju ini melihat budaya dan kebiasaan penduduk disana.

Wanita ini -Yuju- nampak seksi dalam balutan gaun hitamnya. Ia menyesap winenya perlahan sambil mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan. Kira - kira pria seperti apa yang bisa ia jadikan teman untuk menghabiskan malam yang panas kali ini.

Yuju menatap pria yang sedang duduk sendirian tak jauh darinya. Ia terlihat seperti penduduk asli. Dia cukup tampan tapi Yuju bosan dengan penis yang besar dan panjang. Dari pengalamannya dengan banyak pria Amerika mereka hanya mengandalkan penis mereka saja. Tapi kebanyakan dari mereka bahkan tidak tahu cara membuat wanita klimaks. Tidak. Tidak. Bukan pria itu.

Yuju melirik yang lain. Pria yang sedang duduk di sofa sebelah sana. Badannya kekar, sudah pasti rudalnya juga kekar. Tapi apa itu cukup untuk membuatnya mendesah hebat malam ini? Baiklah Yuju akan pertimbangkan pria itu. Tapi mari melihat yang lainnya.

Kali ini pria yang sedang asyik menikmati oral dari jalang di sisi lainnya. Cih! Yuju muak melihatnya. Pria yang seperti itu sudah pasti akan berhenti bermain ketika ia mendapatkan klimaksnya sendiri dan lupa dengan kepuasan pasangannya.

Yuju melirik kembali pria kekar yang tadi jadi incarannya tapi ternyata pria itu sudah mendapatkan pasangan dan kini beranjak pergi dari sana. Yuju mendesah pelan. Ia kalah cepat. Padahal dirinya lebih cantik. Wanita itu pendek dan tidak seksi. Yuju merutuk dalam hati. Ia jadi kesal sendiri.

Di saat itu ponselnya berbunyi.

Chaechae Eonnie❤ is calling.

Ternyata panggilan dari kakak perempuannya yang tinggal di Korea. Yuju bergerak menjauh dari keramaian dan mengangkat telepon kakaknya.

"Halo sista?"

"Kapan kau pulang?"

"Astaga to the point sekali. Kau tidak menanyakan kabarku dulu. Dasar kakak yang kejam."

"Apa aku harus bertanya juga. Sudah pasti kini kau sedang bersenang - senang di kelab dengan pria. Benar bukan?"

Yuju jadi ingat ia gagal mendapat mangsa. "Tidak sepenuhnya benar. Incaranku pergi. Aku kalah cepat."

Yuju bisa mendengar kakaknya itu tertawa kencang, mengejek lebih tepatnya. Dan Yuju semakin kesal.

"Oh, shit! Diamlah Chae!"

Chayeoung menghentikan tawanya, "Baiklah. Maafkan aku. Tapi dengarkan aku baik - baik. Oke?"

"Kau harus pulang kali ini Ujuy."

Yuju mengangkat satu alisnya, penasaran. "Kenapa?" Yuju memainkan kuku tangannya dengan malas. Dia malas dengan pembicaraan kapan ia pulang. Ia tidak mau pulang ke Korea. Bahkan bermimpi saja tidak pernah.

"Kau tahu kan aku tidak mau bertemu dengan ayah. Aku malas berdebat dengannya."

"Kau itu keras kepala. Kau sebenarnya hanya perlu mengatakan iya saja saat ayah memintamu menikah dengan Taehyung dulu. Tapi kau malah kabur dihari pernikahan."

"Aku tidak mungkin melanjutkan pernikahan dengan pria yang bahkan tidak bisa terangsang saat melihat wanita telanjang di depannya. Rugi bagiku di masa depan."

Chaeyoung tergelak lagi. Yuju jadi kesal kembali. "Astaga. Baiklah kau benar. Tapi kau tetap tidak mau pulang demi diriku? Aku akan menikah satu minggu lagi dan aku mau kau datang."

KAKAK IPAR [YUKOOK]Where stories live. Discover now