t e n

3.2K 413 2
                                    

Happy Reading.

***

"Siapa kalian" teriak seseorang yang melingat mereka.

***

"I'm Sorry"

Brak!!!

Lintang memukul bawah dagu pelayan yang memergoki mereka hingga pingsan.

"Itu" ucap Lintang menunjuk pelayan yang sedang membuat kopi.

Karin berjalan ke arah pelayan yang di tunjuk Lintang, tanpa aba aba Karin menekan karotisnya agar batang otaknya kehabisan oksigen, pelayan itu ikut pingsan.

Lintang dan Karin menyeret dua pelayan wanita itu ke arah toilet, mereka membuka semua pakaian yang di kenakan pelayan lalu memakai baju itu pada dirinya.

"Cocok juga lo jadi pembantu" ucap Lintang di depan cermin.

Karin hanya menatap datar membuat Lintang tertawa pelan.

Drtt!! Drtt!!!

"Setelah ini matiin handphone lo kalau engga handphone lo bakal bikin kita ketahuan" ucap Karin tidak menatap Lintang.

Lintang terkekeh sambil mengangkat telponnya.

Lintang Olivia : Gue sibuk jangan nelpon terus, kangen lo ya

Bianca Angelica : GIMANA GUE GA MAU NELPON BUAT NGASIH TAU INFORMASI, KITA LAGI GA MEMAKAI EARPIECE, DAN  MENDADAK KITA JADI AGEN?? PADAHAL KITA LAGI CUTI

Lintang menjauhkan iPhonenya sambil mengorek kupingnya dengan kelingking karna mendengar Bianca berteriak.

Lintang Olivia : Namanya juga mendadak, cepat lo mau kasih tau informasi apa

Bianca Angelica : Saat kalian keluar dari toilet, jalan ke kanan dan lurus terus, nanti kalian bakal sampai di ruang tamu, hati hati di dekat perbatasan antara dapur dan ruang tamu ada 2 penjaga, Viana, Terry, dan 4 anak buah di belakangnya sedang berjalan menuju pria yang sedang duduk di sofa ruang tamu seperti sedang menunggu kehadiran mereka

Lintang Olivia : Thanks Bi, Tolong hubungi Ajeng dan Hana untuk menyusul, sekalian bawain perlengkapan kita setidaknya earpiece dan 2 handgun.

Bianca Angelica : Oke kalian hati-hati

Lintang memutuskan sambungan telpon sepihak lalu menatap Karin yang sedang mengernyitkan dahinya.

"Kita hanya perlu belok kiri setelah keluar toilet lalu lurus untuk sampai di ruang tamu, 2 penjaga di perbatasan, Viana, Terry, dan 4 anak buah di belakangnya, serta 1 lelaki yang duduk di sofa seperti sedang menungguu mereka, gue tebak itu pasti Andre, ayahnya Viana" jelas Lintang membuat Karin mengangguk mengerti.

Lintang dan Karin berjalan keluar toilet dengan mengendap-endap, saat sudah sampai di perbatasan Lintang dan Karin memukul tengkuk belakang penjaga itu, dengan cepat mereka menangkap tubuhnya yang sudah tak sadarkan diri supaya tidak terjatuh yang akan membuat sebuah suara dan beresiko mereka akan ketahuan, mereka meletakan tubuh penjaga itu pelan pelan di lantai berusaha untuk tidak menibulkan suara.

Karin bersembunyi di balik tembok kiri pembatas antara dapur dan ruang tamu, sedangkan Lintang bersembunyi di balik tembok kanan.

"Hai putri kecilku yang manis, akhirnya kita bertemu kembali" ucap Andre berdiri dari duduknya sambil membenarkan sedikit jas hitam yang ia kenakan.

"Mau apa kau menyuruhku pulang ke neraka ini, Tn.Adhitama" seru Viana dingin dengan wajah datarnya.

Andre terkekeh santai, berjalan ke arah Viana.

She Is My Girl (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang