Arunika's World || CHAPTER 23

117K 20.6K 2K
                                    

Republished : 02 Juni 2021.

Aku gak tau, apa sesulit itu bagi kalian buat tekan Vote? Gampang loh tinggal tap bintang di pojok kiri kok, gak sampe 10 detik 😂

Bukan nya pamrih, tapi untuk saling menghargai saja sih. Aku senang kalian kasih vote dan kalian senang baca cerita ku. Jadi biasakan saling menghargai dari hal terkecil dulu ya, bukan buat cerita ini aja tapi buat semua cerita yang kalian baca 😊🙏

Arunika's World

Chapter 23 : Tumbang nya Arunika

Happy Reading..

Tiga tahun lalu, Praditya pernah di posisi seperti sekarang. Duduk dengan tangan menggenggam erat dingin nya tangan Arunika. Duduk menunggu di pinggiran kasur gadis itu dengan hati tidak tenang. Rasa takut yang pernah ia alami tiga tahun lalu, kembali hadir menyapa. Bahkan sekarang lebih besar rasanya.

Walau ia tahu, gadis cantik itu hanya pingsan, bukan koma seperti tiga tahun lalu. Tetap saja, hal itu tidak menyurutkan sedikitpun ketakutan yang membanjiri hati Praditya. Takut, jika Arunika bangun nanti, gadis itu tidak mengenalinya lagi.

Praditya membawa tangan Arunika ke bibirnya, ia kecup punggung tangan itu sebelum kemudian ia bawa tangan berkulit halus itu untuk membingkai wajah nya sediri "Maafin gue." Katanya parau "Gue mohon, bangun Aruni."

"Dia cuma pingsan kok, pasti bangun." Sahut Dokter Nina, dokter pribadi keluarga Maheswara "Bisa permisi sebentar, suster saya mau pasangkan selang infus." Ujarnya, berdiri di belakang Praditya.

Tadi, setelah pingsan nya Arunika. Praditya langsung membopong gadis itu ke kamarnya, lalu meminta bantuan Mbak Dian untuk memanggil dokter, itulah sebabnya dokter dan suster itu ada disini.

Praditya hanya menoleh, tanpa mau sedikitpun mengubah posisi nya "Dia takut jarum, apa harus di infus?" tanya.

Dokter Nina tersenyum "Aruni dehidrasi, dia kurang cairan. Darahnya juga rendah, mungkin juga dia sedikit depresi." Jelas nya "Karna Aruni tidak sadar, saya akan pasang infusnya sekarang. Pertama, dia gakkan takut karena matanya tertutup, kedua agar nanti saat Aruni bangun, kondisinya bisa membaik. Jadi.. boleh bergeser dulu?"

Dengan berat hati, Praditya bangkit dan mundur demi memberi ruang bagi sang dokter dan suster untuk memasang infus. Cukup lama, membuat Praditya gelisah di tempatnya "Sudah?" tanya nya ketika sang suster sedang mengatur laju tetesan infus.

"Sudah." Dokter Nina yang menjawab "Ini, saya sudah tuliskan resep obat dan vitamin, serta penambah darah. Bisa dibeli di apotik umum." katanya memberikan kertas resep yang langsung Praditya terima.

"Infus itu, jangan di lepas sebelum habis ya. Hanya satu labu kok, paling besok pagi sudah habis." amanat dokter Nina.

Praditya hanya mengangguk saja, matanya sedari tadi fokus pada Arunika yang tampak gelisah disana, beberapa kali gadis itu bergumam tidak jelas "Dokter dia gak apa-apa kan?" tanya membuat Dokter Nina ikut memerhatikan Arunika.

"Paling mimpi buruk, ditemani saja." saran Dokter itu "Saya pamit pulang, kalau ada apa-apa bisa hubungi saya kembali." katanya sebelum kemudian pergi bersama sang suster.

Menghampiri Arunika kembali, Praditya duduk di posisi semula, di samping Arunika. Ia usap pelan kening Arunika yang di banjiri keringat dingin. Dirinya semakin panik saat tubuh Arunika terus saja bergerak gelisah, bibir merah muda nya terus menggumam kan "Mommy."

ARUNIKA'S WORLD (SELESAI)Where stories live. Discover now