Arunika's World || CHAPTER 51

52.2K 8.9K 8.6K
                                    

Absen dulu,

Siapa yang nungguiiiiin?????

Aku orang Bandung, kalau kalian?

Arunika's World

Chapter 51 : Hasil Taruhan.

Happy Reading...
2K Vote dan 4K komen buat UP besok ✨



Baca sampai bawah ya, tulis komentar kalian disana..

Pagi pukul 06.03 Arunika sudah siap dengan seragam nya, gadis yang kini rambut nya di kucir tinggi itu sedang berdiri tepat di hadapan pintu berpelitur coklat tua. Pintu kamar orang tua nya. Sedang menimang haruskah ia masuk atau tidak ketika pintu terbuka dan muncul Deasy dari balik pintu tersebut "Astaga!" wanita cantik itu berjengit kaget saat melihat wajah pucat sang puteri.

Arunika memang dalam kondisi kacau, gadis itu tidak tidur dan malah menangis semalaman. Alhasil, pagi ini matanya merah dan bengkak, hidung gadis itu pun tidak kalah merah "Sweetie pie, are you okay?" Deasy memegang kedua bahu gadis itu seraya menggucang nya pelan "Kamu sakit Nak?"

"I'm not okay Mommy," sahut Arunika. Suara gadis itu serak dan pelan "Papa jahat sama aku." Adunya membuat Deasy menghela napas cukup panjang.

"Kamu mau bicara sama Papa?" tebak Deasy. Jarang-jarang Arunika mengunjungi kamarnya, apalagi sepagi ini "Gih masuk, Papa baru selesai siap-siap. Mommy ke bawah dulu liat sarapan ya." Deasy pergi setelah sebelumnya mengecup keing Arunika.

"Pa.." Arunika masuk setelah mengetuk pintu kamar itu, di dalam sana ada Adam yang sedang berdiri di depan cermin dengan tangan yang sibuk menata tatanan rambutnya "Aku mau bicara."

Adam berbalik, dan betapa terkejut nya pria itu melihat kondisi Arunika "Kamu sakit?" tanya nya sambil mendekat. Mata Adam hampir saja meloncat ketika tanpa di duga Arunika bersimpuh di hadapan nya "Ar-"

"Aku mohon Pa, jangan pindahin Radit ke Manado." Sela Arunika. Gadis itu berdiri diatas lutut sementara kepalanya mendongak, menatap Adam dengan memohon "Radit baru aja mulai hidup nya setelah hancur gara-gara aku. Dia baru ngerintis usaha nya buat bertahan hidup. Jangan hancurin Pa, kalau dia sampai di pindahin ke Manado lagi, dia harus mulai dari nol. Kasian Pa."

"Papa akan bantu Radit bemaksimal mungkin, Radit akan terjamin hidupnya."

"Terus gimana dengan hidup aku Pa?" tanya Arunika berupa bisikan getir "Gimana aku bisa hidup kalau enggak ada Radit? Papa jauhin aku dari Radit sama aja Papa ancurin hidup aku Pa."

"Ar-"

"Saat aku kecil, ketika aku di caci di hina di maki, bahkan sama Ibu kandung ku sendiri. Cuma Radit yang ada buat aku. Disaat Papa dan Mommy Deasy sibuk ngerintis perusahaan, aku di rumah di siksa Mommy, Cuma Radit yang nenangin aku. Bahkan disaat aku hampir mati, Radit yang datang nolongin aku. Jadi please.. jangan bikin keputusan kaya gini Pa."

"Aruni, Papa kaya gini juga untuk kebaikan kamu."

"Kebaikan?" Arunika bertanya dengan kekehan pahit "Kebaikan apa yang Papa maksud? Aku bahkan rasanya hampir gila sekarang Pa."

"Aruni, kamu tahu, ada nya Radit di dekat kamu malah menjadi pemicu bertengkarnya kamu dengan kakak mu sendiri. Contohnya kemarin malam, belum lama Seruni disini dan kamu udah berantem sama dia gara-gara Radit. Jadi tolong, ngetiin kond-"

"Kenapa harus aku yang ngertiin Pa?' sela Arunika lagi, kepalanya masih mendongak, membuat air matanya leleh kesamping tapi ia biarkan "Kenapa harus aku yang terus mengalah dan ngertiin? Dulu, aku selalu ngalah sama Vivi, selalu ngertiin alasan Mommy benci aku, selalu ngertiin ketika Papa gak ada di samping aku. Aku selalu ngalah dan ngertiin semua orang sampai enggak sadar, menghancurkan hidup ku sendiri."

ARUNIKA'S WORLD (SELESAI)Where stories live. Discover now