1. Anak laki-laki

38 17 7
                                    

[⚠ kekerasan, kata-kata kasar]

✴✴

Aku memandangi mereka yang sedang menendang-nendang seorang anak laki-laki

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku memandangi mereka yang sedang menendang-nendang seorang anak laki-laki. Bisa kulihat anak laki-laki itu tampak kesakitan saat anak yang berbadan lebih besar darinya terus menendangnya.

Aku kenal anak laki-laki itu, dia penghuni baru dikomplek rumahku. Dia juga teman sekelasku.

Kejadian ini terjadi dibelakang sekolah. Aku datang kemari karena mengejar seekor kucing yang menggusur ikan goreng milikku dari kotak makan siang.

"Dasar pelit! Cepat! Beri kami uangmu!" salah satu diantara mereka membuka suara.

"Tidak mau, brengs*k!" balasnya.

Anak laki-laki itu melihat kehadiranku. Matanya menjadi besar, melotot kearahku. Tangannya yang kecil itu menunjuk kearahku.

"K-Kamu sedang ap—argh!" Ia memejamkan mata, lalu menutup wajahnya dengan tangan karena ditendang oleh salah satu dari mereka.

Sekelompok anak berbadan besar itu melihat kearahku. Salah satu diantara mereka berjalan duluan mendekatiku. Badannya sangat jangkung dan besar. Dia adalah kakak kelasku (aku kelas 4-3). Aku ingat siapa dia. Dia Han Seonjae dari kelas 5-2. Si pembuat onar yang membuat guru geleng-geleng kepala dan angkat tangan dengan kelakuannya. 

"Kamu melihat apa yang kita lakukan?" tanya Seonjae.

"Iya," jawabku.

Seonjae melihat kearah teman-temannya sebentar. Kemudian kembali melihat kearahku. "Kamu akan melaporkan kami pada guru?"

"Kurasa iya."

Entah kenapa aku menjawab begitu. Seharusnya aku membiarkannya karena cuma kebetulan saja lewat disini dan tidak sengaja melihat dia sedang disiksa Seonjae.

Mungkin aku melakukan itu karena Ibunya memberi Nenekku kue beras.

Aku berbalik badan. Tapi Seonjae menarik kerah belakangku. Ia menarikku dengan kencang sehingga aku terjatuh didekat anak laki-laki itu.

"Si zombie ini akan memberitahu guru." Seonjae menjambak rambutku, membuatku meringis. "Apa kamu yakin akan ada yang percaya padamu? Nada bicara mu saja datar dan terdengar tidak niat," ucapnya.

"Kalau tidak niat begitu, lebih baik tidak usah punya mulut saja, benar?" Seonjae melihat kearah teman-temannya. Mereka mengangguk menyetujui ucapannya.

"Kamu saja yang tidak usah punya mulut, kamu tidak pernah bicara yang bagus," balasku.

Seonjae menampar pipiku dengan keras, membuatku meringis lagi. Ia hendak kembali menjambak rambutku, tapi anak laki-laki itu menepisnya dengan kasar.

"Dia itu perempuan! Kamu bisa kan bersikap lembut pada perempuan?!" tanya anak laki-laki itu.

"Tutup mulutmu, sial*n!" Seonjae menarik kerah seragam anak laki-laki itu. "Kalau bukan karena uang ayahmu, kamu bukan siapa-siapa!"

After Met You (Feat.Jay Enhypen)Where stories live. Discover now