«18»

20 3 9
                                    

«happy reading»

kehilangan. Penyesalan akan hadir saat kamu kehilangan hal itu. Dan kamu akan menyadari pelajaran hidup yang berharga.
-Author:)

Devan menundukan kepalanya menatap lantai rumah sakit yang terhitung 3 kali dibersihkan oleh Cleaning Service ia terus berdoa dengan kesembuhan Alexa.

Dokter yang memeriksa Alexa keluar.

"Kelauarga pasien?" tanyanya.

"Saya pacarnya dok."

"Em..baiklah. bisa ikut saya keruangan?"

Devan mengangguk. Ia mebgikuti dokter itu sampai diruangannya.

Ia mempersilahkan Devan duduk.

"Jadi begini, Tubuh Alexa lemah, dia juga banyak kekurangan darah. Belum lagi dia baru saja keluar dari Rumah Sakit. Kesembuhannya belum pulih seutuhnya. Kami para tim medis sudah berusaha semampu kami. Semua kami serahkan kepada yang kuasa. Keadaanya masih kritis.

Kita semua hanya bisa berdoa. Semoga Alexa cepat pulih."

"Apa yang mengakibatkan ia lebih parah?" tanya Devan.

"Kepasrahannya." Devan mengerutkan keningnya.

"Maksutnya?"

"Dia selalu ingin bertemu dengan Rian. Dia sahabatnya ketika masih kecil hingga beranjak Dewasa. Rian selalu menjaga Alexa apapun yang terjadi. Dulu Fernan hanya menyayangi Safira.

Dulu ia punya dua sahabat. Namanya kalau nggak salah Ardevan Adi Nugroho. Sama Rian,saya kurang tau namannya."

Deg

"L-lalu?" tanyanya gugup

"Devan pergi, entah kemana, hingga kini Alexa mencoba menyari dirinya tapi nihil. Sedangkan Rian, dia sudah tiada lama. Sejak saat itu Alexa sangat kehilangan. Hal itu yang merubah seluruh sifatnya yang dulu ceria hingga dingin seperti itu."

"Baiklah terimaksih," ucap Devan sambil meninggalkan Ruangan itu.

Saat ia kembali, ia melihat Fernan dengan derai air mata.

"Kenapa?" tanya Devan.

Fernan menatap Devan dengan sendu, "Gue khawatir sama Alexa." Devan menampilkan semiriknya. "Bukan kah lo penyebabnya?" Fernan menatap tajam Devan.

"Maksud lo?"

"Gue salah Fer, dulu gue harus ninggalin Alexa buat ngikutin omongan orang tua. Jujur gue nyesel sekarang. Gue udah tau semuanya."

"Maksud lo?"

"Akar dari semuanya Adalah lo, andai lo bisa membagi semuanya dengan Adil. Ini semua gak akan terjadi.

Ingat kah lo seperti ga nganggep Alexa dulu? Tapi gue inget semua."

"Apa yang lo inget? Bahkan lo lupa dengan Adek gue."

"Gue gak akan lupa sama Caca."

Flashback on

Seorang gadis sedang terduduk dikursi taman. Dengan kepala yang ia telungkupkan.

"Hai," sapa Devan.

Gadis itu mndongakan kepalanya.

"Hai," balasnya parau. Matanya yang sembab membuatnya jelek menurut Devan.

"Kamu sakit?" Alexa menggeleng.

"Lalu? Kamu bisa cerita sama aku."

"Ya, kamu bisa cerita sama kita," ucap anak lain yang tak lain Rian.

ALEXA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang