<5>

63 20 8
                                    

Bangkit,semangat,bahagia,sabar
jangan pantang menyerah. Semakin dewasa semangkin dekat dengan kenyataan tentang dunia.
-Fernan Putra Aditama.
————–—————–—————–——–

"Siapa?" Tanya Alexa pada diri nya sendiri.

Ia langsung bergegas keluar, saat sudah berada di luar. Ia melihat sosok pria,tinggi.

Alexa mulai mendekat ke arah pria itu. "Ekhm...permisi,nyari aku?" tanya nya.

Pria itu membalikan badan nya,ia tersenyum tipis, "Iya, bisa kita bicara?" Alexa hanya mengangguk arti persetujuan dari nya.

Mereka berjalan menuju kafe yang ada di sebrang tempat tadi,tak lupa memesan minuman.
Hening,mereka berdua masih berkutat dengan pikiran nya masing-masing. Hingga minuman mereka datang pun mereka masih hening.

"Ekhm.." deham.nya memecah keheningan di antara mereka.

"Maaf sebelum nya. Aku ngalahin kamu. Aku ga tau kalo kamu sampai kalah,kamu gak akan di bolehin buat fight lagi." Ucap nya sambil menangkupkan kedua telapak tangan nya.

Alexa yang sedari tadi mendengarkan saja, menatap kaget ke arah pria itu.

"Gapapa kak Dev,lagian aku cuman iseng sih, toh menang kalah yang penting aku udah usaha. Aku seneng bisa fight, ya walau kalah si." kekeh Alexa.

"Gue tau lo sedih,lo ga bakal bisa lomba lagi gara-gara lo kalah..." ucap nya parau.

Alexa merasa ada yang beda dari kakak kelas nya ini.

"Kak,barusan lo pake 'lo gue' gak salah denger? Perasaan dari tadi pake nya 'aku kamu'."

Devan menggaruk tengkuk nya yang sebenarnya tidak gatal. "Nyaman aja pake lo gue. Kayak lebih akrab."

Alexa menghabiskan minuman yang sudah ia pesan.

"Kak,aku balik duluan nya." ucap Alexa tergesa-gesa. Ia merogoh saku nya mencari dompet. Tapi nihil. Dompet milik Alexa tidak di temukan.

Aduh,dompet gue pake ketinggalan lagi di bang Fernan. Gue bayar pake apa coba. Batin Alexa.

"Yaudah, bareng aja ketimbang kamu sendiri." Ajak Devan seraya mengambil pergelangan tangan Alexa.

"Tapi aku belum bayar." Tolak Alexa.

"Santai aja,aku yang bayarin." Ujar nya sambil menatap lekat manik mata Alexa. Cukup lama mereka bertatapan hingga suara dehaman seseorang menyadarkan mereka.
"Khem...inget ini di cafe bukan di rumah. Kasian mereka yang jomblo." Bukan orang lain lagi. Tapi Fernan sendiri lah yang mengintrupsi mereka.

Alexa cepat-cepat memutus kontak mata yang terjadi. "Eh abang,pulang yukk. Aku capek." Ajak nya sambil menggandeng peegelangan kakak nya itu.

Alexa meninggalkan kafe dan devan. Mungkin ia malu, wajah nya sudah berubah merah padam akibat abang nya tadi.

"Abang Kenapa si? Tiba-Tiba bilang kayak gitu." grutu Alexa saat mereka sudah ada didalam mobil.

"Sekali-sekali." Senyum Fernan mengembang sempurna.

Alexa yang melihat senyum itu bergidik ngeri.

ALEXA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang