XLIII

2.7K 415 67
                                    

Hai! Update lagi, hehe. Sebenarnya versi Inggris udah update tanggal 1 kemarin, dan naskah ini udah selesai diterjemahin tanggal 3, cuma baru sempat diedit makanya baru diupdate. Ehehe... Mohon maklum yaa~ <3

Selamat membaca!

.

.

= Meraup Abu Hingga Dada Nyeri dan Sebu =

.

.

.

Mark tidak sekalipun ragu bahwa Donghyuck masih hidup. Ikatan mereka masih stabil, meski terpetik oleh energiㅡnyaris seolah Mark mampu merasakan bayang ketegangan Donghyuck turut membanjiri pembuluh darahnya, mengalirkan darahnya lebih deras, cemas. Itu adalah satu-satunya hal yang bisa ia pedulikan, melampaui rasa marah. Mark tidak pernah semarah ini sejak malam di mana ia pikir Donghyuck berselingkuh dengan Jeno.

(Namun, ini berbeda. Kemarahan yang dulu terjadi akibat amukan buta menyilaukan dan perasaan ingin benar sendiri, ternodai oleh niat untuk balas dendam. Saat ini, amukan itu terpicu oleh pengkhianatan. Mark tidak ingin menghukum Donghyuck. Ia tidak mau membuat lelaki itu menderita. Ia hanya ingin meninjunya, meninju wajahnya kuat-kuat, sebab Donghyuck adalah pembohong cilik menjijikkan; bodoh, pintar, dan tidak bisa dipercaya. Seperti Donghyuck di masa kanak-kanak, yang akan menyakiti Mark ketika ingin, juga bahkan ketika tidak ingin. Mark akan menemukan dan meraih kerah jaket Donghyuck. Ia akan meneriakinya sebagai pembohong serta laki-laki tanpa harga diri, dan ia sungguh, sungguh berharap Donghyuck akan balas melawanㅡmendesis di depan wajahnya, memberi Mark alasan untuk meninjunya, apa pun. Ia harap Donghyuck balas meninjunya hingga mereka dikotori oleh darah dan tanahㅡdan Mark bisa tenang sebab memikirkan bahwa lelaki itulah yang memulai semua, yang lebih dulu bermain kotor. Mark hanya melakukan pembalasan.)

Entah bagaimana, di pojok terjauh pikiran, Mark sadar bahwa berpisah meningkatkan peluang mereka untuk bertahan hidup. Apabilaㅡdan ini bukan harapan yang sungguh-sungguhㅡsi pria asing berhasil melucuti Donghyuck, ia mungkin akan menangkapnya sebagai sandera, sebab satu orang lebih mudah dikontrol ketimbang dua. Tebusan yang akan dihasilkan pun lumayan, terutama untuk laki-laki dengan derajat seperti Donghyuck. Dan demi mengendalikan Donghyuck, ia tidak akan bisa mengejar Mark. Apabila mereka tetap bersama, pria itu akan terus mengejar hingga keduanya mati. Lagi pula, kalaupun Mark bisa kembali, pria itu tidak akan berani membunuh seorang pangeran dari Pulau Selatan. Tidak ketika, sejauh yang Mark ingat, ekonomi masyarakat Eo sangat bergantung pada perdagangan dari kepulauan. Ini adalah keputusan terbaik. Mark tidak terkejut mengetahui Donghyuck memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan segala variabel dan membuat keputusan yang akan menyelamatkan mereka berdua.

Namun, tetap saja, apa begitu sulit mengatakan ini semua kepada Mark?

Apa kau mau mendengarku? Suara yang mirip dengan milik Donghyuck bergema dalam kegelapan pikiran Mark. Apa kau mau melakukan apa yang kupinta?

Tidak. Mark tidak akan melakukannya, tentu saja.

Kau bisa saja mati, ia membalas. Donghyuck tampak menyeringai dalam pikirannyaㅡbegitu memuakkan, begitu mustahil, begitu tak nyata, sebab yang nyata sedang jauh darinya, dalam bahayaㅡlalu berkata, tapi, apa aku mati?

Mark sangat ingin menjawab: tidak, kau selamat sehingga aku bisa meninjumu. Jadi kumohon, sayangku, izinkan aku meninjumu, tetapi ia tidak bisa. Ia tidak bisa berdebat terkait masalah ini dengan Donghyuck sebab Donghyuck tidak di sini. Kalau ingin bertengkar, Mark harus lebih dulu menemukannya dan memastikan bahwa lelaki itu aman. Lantas, ia memberontak melawan air, melawan hawa dingin dan kekejutan, pun meraih tepi sungai.

[🔛] Semanis Madu dan Sesemerbak Bunga-Bunga LiarWhere stories live. Discover now