XXI

4.7K 602 160
                                    

= BAGAI MALAM TANPA CAHAYA =

.

.

.

Playlist: You're Somebody Else - Flora Cash; I of the Storm - Of Monsters and Men

.

.

.

Ikatan mereka tidaklah rusak, melainkan tertampik ketika Mark melepaskan Donghyuck, bagai benang karet yang tertarik ke bentuk semula, menyambuk Mark dalam usahanya menjauh. Sesuatu itu mengenai tepat bagian terdalam dadanya, melewati permukaan kulitnya, daging dan darahnya, menyentuh sesuatu dalam diri Mark yang tidak memiliki bentuk yang solid, sesuatu yang tidak seharusnya tersentuh, dan sesuatu itu meledakkan suatu rasa sakit di fisiknya, meski ikatan mereka tidak melibatkan fisik. Rasanya seolah jantungmu tertusuk, rasa sakit yang tajam dan akut di tengah-tengah dada Mark, bagai petir keperakan yang membelah langit fajar.

Mark tersandung mundur, merosot ke atas ranjang di samping Donghyuck, satu tangan meremas bagian dadanya, sedang yang lain meremas seprai seolah takut benda itu akan menghilang di bawahnya, seolah terdapat lubang lebih dalam yang akan menariknya jatuh apabila ia tidak berpegangan. Ia mampu mendengar Donghyuck yang terkesiap oleh pintalan rasa panik di tenggorokannya, kesulitan bernapas dan bergetar, tidak kuasa menahan diri seiring dengan kekuatan dari permainan di antara mereka yang secara kasar terputus akibat Mark yang menjauh.

Mereka menghabiskan waktu dengan berbaring di sana, tak mampu bernapas. Dan, untuk waktu ini, menjadi hidup menyakiti mereka. Mark mampu merasakan rasa sakit Donghyuck dan Donghyuck pun mampu merasakan rasa sakitnya, bagai cermin di dalam cermin. Perasaan mereka terefleksikan pada satu sama lain, memantul di antara mereka, lebih kuat dan lebih kuat, menciptakan lorong penderitaan tak berujung, menyamarkan jalan keluar dari labirin rasa sakit yang mereka ciptakan.

Namun, cermin tidak selalu berbohong. Mereka bisa mengungkapkan, dan kenyataan seketika menyadarkan Mark, menatapnya melalui pantulan perasaan Donghyuck. Ia memejamkan mata, kesulitan menghapus gambaran tersebut, tetapi bagaikan cahaya, gambaran itu menembus kelopak matanya, melampaui bulu-bulu matanya. Gambaran yang pucat, dingin dan seram, selaiknya cahaya matahari musim dingin yang mengintip melalui kabut pagi dalam kemurkaan. (Dan kemurkaan itu bisa jadi kuat, tetapi rasa sakit ini, rasa sakit Donghyuck yang terpintal dengan miliknya, terasa lebih kuat, cukup kuat untuk membersihkan pikirannya. Keadaan itu membuatnya kesulitan bernapas tetapi memudahkannya untuk berpikir, dan Mark membencinya, sebab menjadi sadar bahwa ia harus menghadapi konsekuensi dari apa yang telah ia perbuat; rasa malu atas itu.)

Donghyuck masih menangis, selayak ia tidak pernah menangis di hadapan Mark.

Kau menginginkannya cukup memercayaimu sehingga bisa menangis di hadapanmu, tetapi sekarang dia malah menangis karenamu. Kau senang?

Oh, Mark bahkan tidak lagi tahu apa itu kebahagiaan. Rasanya seolah ia menghancurkan kata itu sebagaimana ia menghancurkan Donghyuck.

Mark berharap untuk menyentuhnya, untuk menenangkannyaㅡmengusir rasa takutnya, menghapus air matanya satu demi satu, mendaratkan kecupan di alisnya, dengan lemah dan lembut bagaikan kepakan sayap merpati. Donghyuck adalah omega milik Mark, dan insting memberi tahu Mark untuk melindunginya, tetapi insting juga memberi tahu Mark untuk menyakitinya, untuk menghancurkannya hingga tak berbentuk hanya supaya ia mampu membentuknya ulang, menjadikannya pribadi yang baru, sebagaimana yang Mark inginkan. (Dan, tidakkah itu bodoh, bahwa Mark tidak ingin membentuknya ulang, Mark hanya menginginkannya Donghyuck apa adanya.)

[🔛] Semanis Madu dan Sesemerbak Bunga-Bunga LiarWhere stories live. Discover now