Chapter 01

3.6K 196 40
                                    

Happy reading
°°°°°°
°°°°°
°°°°
°°°
°°
°

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
TRIGON
🖤❤️🖤❤️



"awaaaas....!!!"

Braaak

Tubuh itu terpental jauh dari mobil yang telah menabraknya.
Terguling di jalanan dengan darah juga berceceran di jalan.

Sayup-sayup orang itu mendengar beberapa orang meneriakinya.
Mata itu menatap beberapa orang yang sudah berkerumun menatapnya.

"Apa dia masih hidup?"

"Astaga.... cepat panggil ambulance!!"

"Ae...!!!"

"Apa anda mengenalnya?"

"Dia temanku namanya Ae, cepat tolong dia!!"

"Ambulance segera datang!!"

"Kasihan sekali dia!"

"Ae bangun, buka matamu Ae!!"

' Ae.... iya itu namaku, apa aku sudah mati, kenapa aku tidak bisa membuka mataku, kenapa aku bisa mendengar mereka berteriak padaku.'

"Cepat..!!
Bawa dia kedalam ambulance!!"

' tempat ini, apa benar aku sudah mati,
jika begitu aku ikhlas, mungkin ini jalan hidupku.'

"Ae bertahanlah!!"

' seseorang tidak hentinya memanggilku, tapi aku tidak bisa menjawabnya, aku serasa didekatnya tapi suara ku terasa tercekat di tenggorokan ku.'

' bagaimana aku bisa seperti ini?'

Suasana yang semula bernuansa putih kini menjadi hitam dan beberapa seperti layar televisi yang memutar kejadian tabrakan dirinya.

' jadi aku benar-benar sudah mati dan itu karena di tabrak oleh sebuah truk.' suara hati Ae berkata.

Ae mengingat kembali kenapa dia bisa berakhir seperti ini.

Ae pov

Aku benar-benar tidak menyangka bahwa kematian akan mendatangiku secara tragis seperti ini.
Mati seketika setelah tertabrak truk, sungguh miris bukan.

Walau kehidupanku yang tidak pernah ada kata bahagia tapi aku menikmatinya.
Aku adalah lulusan terbaik dari universitas terbaik Thailand.
Gelar jenius juga aku dapatkan, tapi semua itu tidak menunjukkan bahwa itu menuju kehidupan yang baik-baik saja.

Sejak kecil aku tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua, aku tinggal di sebuah panti asuhan.
Sejak kecil aku selalu dididik untuk mandiri.
Setelah kelulusan yang aku dapatkan 9 tahun yang lalu, aku melamar di sebuah perusahaan manapun yang ada, tapi tidak ada yang mau menerimaku, walau aku membawa gelar masterku.
Karena lelah mencari sebuah pekerjaan di perusahaan besar yang tidak dapat menerimaku entah karena apa.
Aku sudah tidak bisa lagi menundanya, karena kehidupan butuh uang. Jadi aku bekerja dimana pun orang mau menerimaku.

Gaji pas-pasan yang aku terima, untuk makan dan untuk bayar kontrakan rumah.
Sebelum kematian yang sekarang menjemputku, aku bekerja di sebuah minimarket 24 jam.
Setiap hari aku harus bekerja 12 jam.

Saat pulang kerja jam 8 malam, aku bertemu dengan beberapa temanku semasa kuliah.
Mereka mengajakku untuk minum-minum atau makan-makan, karena hari ini mereka mengadakan acara.
Aku sudah menolak halus ajakan mereka, tapi tetap saja mereka menyeret ku agar ikut bersama mereka.

Second Life ✔️ EndingWhere stories live. Discover now