Chapter 03

1.3K 174 36
                                    


Happy reading
°°°°°
°°°°
°°°
°°
°

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TRIGON
🖤❤️



Hari minggu adalah hari bermalas-malasan, itulah arti bagi sebagian orang. Karena hari minggu adalah hari libur untuk melakukan kegiatan apapun. Terlihat pemuda bersurai coklat masih bergelung nyaman dengan selimutnya.
Beberapa kali orang-orang di rumah itu tengah memanggilnya, tapi pemuda bersurai coklat itu masih nyaman dengan mimpi indahnya.

Braaaak

"Perth....!!!"

Akibat teriakan dan juga suara kencang gebrakan pintu. Perth langsung tersentak dari tidur tampannya.

"Ada apa phi?
kenapa phi berteriak pagi-pagi, dan juga kenapa pakai mendobrak pintu kamar segala," Perth berucap dengan mulut menguap lebar, tanda ia masih sangat mengantuk. Bukan alasan mata itu ingin tertutup, semalam ia menyelesaikan tugas akhir kuliahnya untuk semester 2. Seharusnya sih masih lama untuk di kumpulkan, tapi Perth tidak suka untuk menunda-nunda pekerjaan, apalagi tugas kuliahnya sedikit mudah untuk di kerjakan. Ingatkan kita, jika Perth saat ini adalah Ae sang master jenius.

"Apa kau tidak lihat, ini sudah jam berapa?" Singto berkacak pinggang melihat adiknya itu masih bergelung dengan selimutnya.

"Phi Sing, ini hari minggu.
Jangan ganggu aku,
sudah pergi sana," Perth kembali menarik selimutnya dan menutup matanya.

"Aaah.... aku lupa,
kebetulan karena kau sudah membuka matamu, temani aku hari ini," Singto menyibak selimut Perth agar sang adik itu bangun lagi dari tidurnya.

"Tidak terima kasih," Perth menjawabnya yang masih menutup matanya.

"Temani aku, kali ini saja na...." Singto sudah duduk di samping Perth sedang Perth masih setia untuk menutup matanya.

"Perth.... hari ini saja, aku ingin kau menemaniku," mohon Singto sambil menggoyang-goyangkan lengan adiknya itu seperti anak kecil yang ingin meminta sesuatu.

"Hentikan tingkahmu itu phi Sing!!" Membuka matanya dan menatap tajam sang kakak.

"Kemana?!"

"Bertemu Krist,"

"Tidak terima kasih," Perth kembali menutup matanya.

"Kau itu sekarang menjadi adik yang menyebalkan!!"

Perth menulikan pendengarannya ketika sang kakak menggerutu tidak jelas.
Tidak mendengar gerutuan lagi dari sang kakak, Perth membuka matanya.

"Sudah pergi," gumamnya yang kemudian menguap dengan sangat lebarnya, menutup matanya kembali dan

Byuuuur

"Iisssh... dingin.... phi Sing!!!" teriakan Perth menggema di seluruh kamar.

Sedang pelaku penyiraman langsung berlari keluar kamar tanpa dosa.

"Ada apa Sing, kenapa Perth berteriak begitu?" Tanya sang ibu saat menjumpainya di tangga rumah.

"Tidak apa-apa ibu, hanya mengerjainya sedikit saja." Singto kemudian meneruskan langkahnya menuju ruang tamu dimana sang ayah sudah duduk disana. Singto senang dengan tingkah sang adik setelah mengalami kecelakaan, adiknya itu berubah 360 derajat. Dulu Singto selalu melihat adiknya dalam pandangan yang kuyu dan tidak bersemangat sama sekali. Sering sekali Singto melihat wajah adiknya itu dalam kesedihan, tapi ketika ditanya Perth tidak mau membuka mulutnya, kesedihan dan apapun yang di rasakan dalam hatinya, Perth selalu menutupinya dengan sempurna. Tapi sekarang Singto senang, adiknya itu bisa di ajak bercanda dan juga lebih dewasa dalam bersikap, juga semangat dalam hidupnya dan tidak pernah nampak lagi raut kesedihan, kegelisahan, dan juga kelelahan yang terlihat di wajahnya.

Second Life ✔️ EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang