MD_06🌻

81 99 23
                                    

                            Happy reading><

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                            Happy reading><

Hari ini Ara tidak akan langsung pulang. Ia akan mengikuti ekskul seni. Sedangkan Chloe dan Aurel memilih untuk tidak mengikuti ekskul apapun.

Saat akan menuju ke ruang seni, di koridor yang sepi Ara mendenger suara orang berdebat. Ia pun mengintip dari balik dinding.

"Kak, Jangan ninggalin aku," mohon Flora. Ya, yang sedang berdebat adalah Flora dan Jay si ketua osis.

"Gue gamau sama lo, bitch!" tekan Jay.

"Kak, maafin Flo ya. Hiks ..." Flora mulai meneteskan air mata, namun Jay meninggalkan Flora begitu saja.

Ara segera bersembunyi agar tidak terlihat oleh kedua orang tersebut. Setelah Jay pergi, Ara segera keluar dan menuju ke ruang seni.

Setelah beberapa saat sibuk dengan cat air, kuas dan kanvas, akhirnya lukisan yang Ara buat selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah beberapa saat sibuk dengan cat air, kuas dan kanvas, akhirnya lukisan yang Ara buat selesai. Ara pintar dalam hal melukis, ia juga memiliki suara yang sangat merdu saat bernyanyi.

"Kak, ini lukisan saya sudah selesai. Saya izin pulang duluan ya," pamit Ara pada kakak kelas sekaligus ketua ekskul seni.

"Oke, Ra. Hati-hati ya,"

Ara keluar dari ruang seni dan jalan menuju halte dekat sekolah. Ia akan menunggu taksi yang sudah ia pesan. Haruto tidak masuk sekolah dan hilang kabar mulai semalam.

"Lama banget sih taksinya," gumam Ara dengan kesal.

Motor hitam berhenti tepat di depan Ara. Ara tau siapa pemilik motor ini, Jay si ketos.

"Lo, tadi yang kepo sama urusan orang kan?" Sahut Jay. Pertanyaan Jay sukses membuat Ara merasa malu.

"S-siapa? Lo ngatain gue?" tanya Ara balik.

"Yaiyalah, lo yang nguping di balik dinding kan? Segitu mau taunya ya, lo,"

"Gue mau ke ruang seni. Malah liat orang bertengkar, yaudah daripada ganggu mending gue sembunyi aja," terang Ara.

"Alasan lo ga masuk akal,"

"Yaudah si. Tapi, asal lo tau lo ga pantes nge-judge si Flora sembarangan,"

"Lo gatau apa-apa,"

"Iya emang. Tapi gue pantes buat ingetin lo, Flora juga cewe yang punya hati," tandas Ara. Ara masuk ke dalam taksi yang sudah ia pesan.

                           _________________

Di sebuah kafe, Flora sedang berhadapan dengan wanita yang berumur sekitar 45 tahun. Ia berbincang ringan dengan wanita tersebut.

"Flora, maafkan tante sudah naruh kamu di panti," ucap wanita tersebut.

"Kenapa tante buang aku? Orang tua aku dimana?" tanya Flora beruntun.

"Tante tidak membuang kamu, sayang. Untuk orang tua kamu ..." wanita itu memberi jeda, "mereka tidak menginginkan kamu,"

Flora merasa sakit dengan jawaban wanita yang mengaku sebagai 'tante' nya itu. Ia selama ini dibesarkan oleh Ibu panti, dan sekarang ia memilih pergi dari panti.

"Makasih tante atas jawabannya," ucap Flora.

"Flo, kamu tinggal sama tante aja ya,"

"Maaf, tante. Flora pengen hidup sendiri. Kalau begitu Flora pamit."

Flora pergi meninggalkan kafe. Sedangkan wanita yang bersama Flora tadi menyunggingkan senyum licik, sambil menatap kepergian Flora. Wanita itu bernama Diana.

"Aku sudah 3 langkah jauh di depan mu," batin Diana.

                              _______________

Hallo gaiseee.
Maaf ya kalo masih banyak typo bertebaran. Masih banyak kesalahan.
Jangan lupa ninggalin jejakkk. Bayyy:*

Follow: Najwanajwa909

My Destiny || JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang