MD_10🌻

58 71 22
                                    


Budayakan coment dan vote ya kak:)
Happy reading><

Ara berjalan di trotoar, hari sudah sore namun kendaraan masih saja ramai. Ara sengaja tidak memesan taksi karena ia ingin menikmati matahari sore yang sebentar lagi akan tenggelam.

Drttt ... drttt ...

Ponsel di genggaman Ara bergetar. Ia melihat Bibi Inah, pembantu rumah tangga di rumahnya menelepon.

"Hallo, bi?" Sapa Ara saat ia menerima telepon.

"Non, ini udah sore loh kok belum pulang?"

"Bibi, udah di rumah ya?" Ara balik bertanya.

"Bibi udah sampe daritadi, Non. Non Ara sekarang dimana? Biar Pak Maman jemput,"

"Ara di jalan Mawar, sekitaran Rumah Sakit Sentosa, Bi."

"Pak Maman meluncur Non."

"Iya, Bi." Ara menutup teleponnya.

Sebenarnya hari ini Ara ingin melihat senja. Ia adalah penikmat senja.

"Gajadi lihat senja deh," gumam Ara dengan lesu.

_________________

"Assalamualaikum," ucap Ara saat memasuki rumah.

"Waalaikumsalam, Non," jawab Bi Inah dengan ramah.

"Bi, Ara ganti baju dulu ya. Gerah banget soalnya,"

Ara naik ke lantai 2, tepatnya di kamarnya. Ara melempar tasnya di kasur. Hari ini sebenarnya ia malas sekali. Moodnya juga rusak total karena Jay.

Setelah membersihkan diri, Ara turun untuk makan karena tidak sempat pergi ke kantin saat di sekolah.

Ara melihat sekitar rumahnya, sepi. Hanya ada Bibi yang sedang memasak di dapur.

"Loh, Bi. Bunda sama Ayah dimana?" tanya Ara.

"Nyonya sama Tuan pergi ke luar negeri, Non."

"Ke luar negeri? Kok Ara ga di kabarin?"

"Bibi gatau juga, Non."

Ara terdiam. Ayah dan Bundanya pergi tanpa pamit kepadanya. Nafsu makan Ara menghilang, padahal tadi ia sangat lapar. Ara beranjak dari kursi meja makan, ia ingin ke kamar dan menyendiri.

My Destiny || JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang