02. I got you

9K 1.1K 68
                                    

Kegundahan hati Draco tak kunjung hilang, kepala cantik itu menguap seiring otaknya yang dipaksa bekerja keras. Apakah jalan pintas mendapatkan Harry dengan ramuan cinta adalah langkah yang tepat? Tapi ramuan cinta memiliki penawar dan perubahan sikap Harry yang sangat drastis akan sangat dicurigai.

"Huuuh" Draco menghembuskan nafasnya dengan rasa yang tak menentu. Dengan langkah gontai anak tunggal Lucius dan Narcissa Malfoy itu menyeret dirinya sendiri ke arah kelas Ramuan. Draco benci Slughorn sungguh, andai Severus masih hidup. Ayah baptisnya itu adalah tenaga pengajar terfavorit Draco di Hogwarts, terkutuk lah Voldemort dengan segala obsesi dan keserakahannya!

Andai saat itu Severus tidak melindunginya dengan mengambil tugas sialan Voldemort itu niscaya Draco hanya akan menjadi sebuah nama tanpa wujud dan rupa, untuk hal yang satu itu Draco merasa sangat bersyukur, karena Severus dia masih bisa menikmati masa mudanya yang suram.

Saat tubuhnya hendak berbelok ke arah disebelah kanannya, baru satu langkah tubuhnya sudah tergeletak di lantai dengan posisi terlentang dan sedikit beban di ke-dua kakinya.

"Fuck-" Umpatannya terhenti, oh lihatlah pipi seputih salju itu memerah dengan sangat cepat. Mata abu kebiruan Draco tak henti-hentinya membulat melihat sang pujaan hati yang berada tepat di depan selangkangan nya. Oh Merlin! Harry terjatuh kearahnya dan sekarang dia berada tepat di selangkangan Draco dan berhadapan dengan kemaluan yang dilapisi kain celana milik si empu secara langsung, posisi yang sangat memalukan sekaligus membahagiakan bagi Draco.

"Ohhh, maafkan aku Malfoy. Sungguh aku benar-benar tidak sengaja." Wajah dan telinga Harry pun memerah sempurna, oh Merlin tolong berikan sedikit rasa sabar kepada Draco.

"Po-Potter...." Draco berkata pelan.

"Ya Malfoy, ah maaf Malfoy aku sudah terlambat ke kelas berikutnya. Maafkan aku atas insiden tadi, aku benar-benar tidak sengaja, sekali lagi maafkan aku." Dengan wajah yang memerah penuh dengan rasa malu Harry berjalan cepat meninggalkan Draco di belakangnya.

"Haaaaa, baiklah." Tekadnya sudah bulat, teramat bulat sampai-sampai menyaingi bumi yang ia pijak. Draco akan menyeduh Amortentia dan dengan segala usaha serta kelicikan Slytherin nya Draco akan memastikan bahwa Harry meminum ramuan cinta yang khusus Draco buat untuk Harry. Disepanjang perjalanan menuju kelas ramuan Draco tak henti-hentinya menyeringai dan berfantasi tentang kelanjutan adegan yang menurut Draco sangat indah antara dia dan Harry.

***

"Blaise!" Draco terdiam sejenak. Bila dia memberitahu Blaise mengenai rencana briliannya Draco tidak bisa menjamin bahwa Blaise akan selalu tutup mulut dan pasti dia tidak akan menyetujui jalan pintas yang Draco ambil.

"Ya Drake?" Blaise menjawab Draco dengan penuh keengganan, bahkan wajahnya tak sedikitpun melirik ke arah Draco dan masih tetap memandang bukunya.

"Lanjutkan saja acara membaca mu." Dengan ekspresi datar ala topeng Malfoy yang Draco pertahankan dia menyahuti Blaise dengan nada dingin. Blaise mendengus dan melanjutkan acara membacanya yang sempat tertunda.

'Kenapa git tua itu harus sangat menjaga teritorial nya?' Draco menyumpahi Slughorn dalam hati. Draco kesal, kenapa orang tua itu harus selalu mengunci tempat persediaan bahan-bahan untuk ramuan? Menyusahkan Draco melancarkan aksinya saja.

***

Tengah malam, disaat teman sekamarnya telah tertidur pulas Draco membuka selimutnya, dia menempatkan sebuah guling yang cukup panjang di bawah selimut yang berhasil tertutupi dengan rapih. Rencana yang baru tadi sore Draco buat terus terngiang-ngiang dalam otaknya. Rencana pertama, menghindari Squib menyebalkan dan kucing gilanya. Rencana kedua, membobol ruang bahan-bahan persediaan. Rencana ketiga, menuju ke kamar kebutuhan dan membuat Amortentia. Dan Rencana keempat sekaligus terakhir, apapun yang terjadi Harry harus meminum ramuan yang ia buat. Hohohoho Draco tidak sabar mendapatkan Harry dalam pelukannya.

Not A Love Potion (Revisi)Where stories live. Discover now