Harry Potter and Our First Journey

8K 777 47
                                    

"Draco Malfoy!" Harry berteriak kencang.

Sudah cukup Harry muak, lebih dari dua jam penuh dia mencoba untuk membangunkan pewaris Malfoy manja yang terus saja tertidur pulas di bawah selimut yang berada di kamar kebutuhan. Dua jam! For God's sake, andai saja dia tidak menaruh hati pada si pirang dia tak akan segan-segan melemparkan segudang hex atau jinx yang pasti akan sedikit melegakan kesal hatinya.

"Malfoy! Bangun kau pemalas!" Sejak mereka bersama dalam arti yang 'sebenarnya' Harry tak segan lagi berprilaku brutal pada Draco, seperti yang baru saja dia lakukan, berteriak kencang tepat di depan daun telinga Draco.

"Arghh, shut up you bugger! You bothering my sweet dream with my bab..." Draco yang awalnya berteriak marah dengan mata yang tertutup rapat karena seseorang yang mengacaukan bunga tidurnya seketika berhenti, dia membantu. Astaga itu Harry! Siapa pun tolong tenggelamkan Draco di danau hitam, bagaimana jika Harry tahu kalau dia baru saja bermimpi erotis tentang Harry yang berperan sebagai bintang utamanya.

"Bersama siapa hmm?" Harry tersenyum, Draco menggigil penuh Horror. Oh astaga Harry nampak lebih menakutkan dari pada Voldy Moldy tanpa hidung sekarang, tolong jangan ambil nyawa Draco sekarang anak malang itu bahkan belum pernah merasakan momen snogging bersama Harry.

"Harry, good morning Dear." Draco mencoba mengalihkan pembicaraan, Coward! Dia menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal sama sekali, jangan lupakan senyum terpaksa Draco yang nampak sangat menjijikkan di mata Harry.

"Ini sudah terlalu siang untuk mengucapkan selamat pagi. Cepat jawab." Okay, pengalihannya gagal, Harry tidak bisa diajak berdiskusi santai untuk sekarang.

"Er itu kau Rry." Draco malu, bagian man's pride miliknya masih berdiri tegak melawan gravitasi membentuk sebuah tenda yang cukup besar yang mato-matian Draco coba sembunyikan dari pandangan kekasihnya.

Mata Harry membulat, kelopak matanya terbuka lebar. "Kau! Apa yang kau mimpikan tentang diriku?" Draco dapat melihat pipi Harry yang memerah sempurna saat manik hijau itu menangkap objek mencurigakan di bagian selatan tubuhnya, sialan Draco ketahuan, tapi tak apa setidaknya Draco bisa melihat semburat merah muda milik kekasihnya.

"Tidak Rry, bukan apa-apa." Tak ingin membuat Harry semakin memunculkan tanduk dan cakarnya Draco memilih berbohong, terkadang berbohong itu lebih baik, termasuk dalam kasusnya sekarang.

"Cepat lah bergegas mandi, oh astaga kau membuat tekanan darah ku naik drastis, bila terus begini kau akan membuatku hipertensi, lupakan itu. Cepat masuk ke kamar mandi dan selesaikan urusanmu Draco, kita memiliki janji dengan orang tuamu pukul 1 siang nanti." Sebenarnya Draco sangat malas, tubuhnya malas bergerak, terlanjur nyaman dengan kehangatan selimut dan kasur kesayangannya. Sayang seribu sayang, Harry yang marah-marah melunturkan rasa cintanya pada selimut dan kasur kesayangannya. Akhirnya dengan 'sedikit' paksaan Draco berjalan menuju kamar mandi guna membersihkan tubuh dan menuntaskan hasratnya.

"Jalan yang benar Dray, buka matamu."

'Tuan absolut menyebalkan!' Draco mengumpat dalam hati. Draco tak berani mengatakannya secara verbal, dia masih takut Harry akan meninggalkannya.

Saat air dingin dari shower menerpa tubuh putih Draco tiba-tiba ada sebuah tangan yang menyusup ke celah diantara kedua kakinya. Draco membeku, demi Merlin ini bukan keinginanny. Bagaimana bila Harry tahu?

"Dray..." Tunggu itu suara Harry, tolong katakan ini bukan hanya sekedar fatamorgana, bahkan dia sedang tidak berada di gurun pasir dengan suhu yang sangat ekstrim.

Not A Love Potion (Revisi)Where stories live. Discover now