Mahkota Wanita: Gunadarma Barata

227 25 16
                                    

Pria tinggi dengan badan yang tegap dan raut wajah yang tajam tersenyum kecil kepada gadis kecil, gadis kecil yang sedang duduk di sampingnya. Gadis yang datang menjenguk dirinya sehabis tugas selama dua tahun.

Alana Sriwijaya. Gadis kecil tersebut datang dengan memakai baju putih dengan balutan rok panjang berwarna biru. Kombinasi yang sempurna dan cocok dipakai oleh Alana. Alana memakai make up dan beberapa perhiasan yang dipasang di telinga dan lehernya. Alana Sriwijaya. Hanya satu yang dipikirkan Gunadarma, gadis kecil tersebut cantik. Bahkan, sangat cantik.

"Maaf, aku lama." Kata Alana yang menatap keatas, melihat Gunadarma yang tersenyum kikuk.

"Iya, Terima kasih karena mau datang kesini." Gunadarma Barata, pria tersebut melihat sekeliling, para rekannya yang tersenyum jahil kepadanya.

Gunadarma Barata. Pria yang berumur dua puluh tujuh tahun yang sudah berpangkat menjadi kapten.

Kapten Gunadarma Barata. Terlihat sangat cantik dan lebih mengagumkan. Pria dengan sejuta pesona, dan anak dari keluarga Ganamax. Perusahaan terbesar kelima se-Indonesia. Gunadarma lebih memilih menjadi Abdi negara daripada menjalankan ahli waris keluarganya, membuat Gunadarma diusir dari rumahnya.

Ganamax memiliki dua pewaris. Gunadarma Barata adalah anak pertama dari pasangan Wiliam Jason Ganamax dan Siti Rahma. Anak kedua bernama Julio Ganamax.

Gunadarma Barata. Pria dingin yang tidak terlalu peduli dengan ahli waris. Gunadarma terlalu malas berebut ahli waris bersama sang adik, Julio.

Julio Ganamax, pria yang terkenal terlalu sering berbuat masalah. Membuat dirinya, diasingkan dari keluarganya. Membuat dirinya terus menerus dibandingkan oleh kakaknya, Gunadarma. Gunadarma dan Julio, tidak terlalu akrab. Dari hobi sampai selera gadis pun, Guna dan Julio terlalu beda. Membuat Guna dan Julio tidak akrab dan sangat jarang berjumpa.

Alana Sriwijaya, gadis kecil tersebut mengikat rambut sebahunya, membuat Alana tampak begitu mempesona. Gadis tersebut terlihat berbeda, dua tahun yang lalu, Alana hanya gadis yang berambut panjang seperti gadis indigo. Dan sekarang, Alana tampak begitu cantik, bahkan Alana sudah pandai bergaya.

Dan satu lagi, baju Alana terlihat ketat. Membuat Gunadarma mengernyitkan dahinya, "kenapa memakai baju ketat?" Tanya Gunadarma dengan kesal.

Alana menatap Gunadarma memiringkan wajahnya, menatap heran kearah pria besar di hadapannya. "Ini sedang tren." Kata Alana kemudian.

"Kamu nggak tahu fashion?" Lanjut Alana kemudian.

"Tidak." Jawab singkat Gunadarma.

Gunadarma Barata, pria tersebut hanya tahu tentang kemiliteran. Hanya itu.  Kapten Gunadarma Barata tidak terlalu peduli dengan kehidupan lain, bisa dibilang Gunadarma tidak terlalu sibuk mengurus kehidupan orang lain.

"Saya dari dulu ingin menjadi desainer, dan sekarang saya ingin mencapai keinginan saya." Kata Alana yang menatap tajam kearah Gunadarma. Pria dingin yang akan menjadi calon suaminya, dan pria yang tidak tahu apa-apa tentangnya.

Alana Sriwijaya. Gadis tersebut menyukai  Gunadarma Barata sejak pandangan pertama. Alana ingin mengakhiri perasaan ini, saat Alana makin terpana dengan Gunadarma, dan saat Gunadarma tahu bahwa mahkota nya sudah hilang. Alana ingin tahu, bagaimana raut wajah Gunadarma. Sedih, atau ekspresi wajah apa yang akan diperlihatkan oleh Alana.

"Saya akan terus mendukung kamu. Jadi raihlah mimpi kamu, sampai kamu bersinar. Saya akan terus mendukung kamu." Gunadarma mengusap puncak kepala Alana. Membuat gadis kecil tersebut tersenyum manis kepada dirinya.

-
-

Alana duduk di kafe yang sedang tren, duduk berdampingan dengan Gunadarma. Pria tersebut tampak terlihat maskulin dengan balutan kemeja biru dan celana jeans. Beda dengan semalam, Gunadarma yang memakai baju Abdi negara, baju kebanggan Indonesia, membuat Gunadarma tampak begitu gagah.

"Ada apa Alana?" Tanya Gunadarma kepada gadis kecil di hadapannya.

"Saya minta maaf." Alana melihat Gunadarma yang menatapnya binggung. Alana menghembuskan napas panjangnya, menatap ragu kearah Gunadarma.

"Kenapa?" Tanya Gunadarma, Guna melihat notifikasi dihandphone nya membuat pria tersebut mengernyitkan dahinya.

"Saya sudah tidak perawan lagi." Kata Alana kemudian, membuat Gunadarma menatap tajam kearahnya.

"Apa?" Gunadarma tampak begitu terkejut, gadis kecil yang merupakan pacarnya membicarakan hal yang tidak masuk akal.

"Maaf." Kata Gunadarma kemudian, meninggalkan Alana, gadis kecil yang masih menundukkan wajahnya.

Dan ekspresi wajah Gunadarma, kecewa. Alana meneteskan air matanya. Menatap nanar punggung bidang Gunadarma. Alana sakit hati, mungkin ini takdir Alana. Gadis yang kehilangan mahkotanya, dan gadis yang tidak lagi suci.

Alana bangkit dari kursinya. Pergi ke parkiran dan menyetir mobil merahnya.

Sriwijaya. Bisma Sriwijaya mengusir Alana. Gadis kecil tersebut hanya bisa meringkuk dan pergi dari negara yang sudah membuatnya penderitaan yang sangat mendalam. Pergi ke negara Perancis dan menikmati waktu luangnya.

Menjadi desainer dan selalu tersenyum kepada semua orang. Pergi ke negara yang terkenal dengan romantis, Alana tersenyum berada di negara Perancis.
Sekali lagi, Alana Sriwijaya. Bukan, Alana. Gadis tersebut terlihat sangat bahagia.

Mahkota WanitaWhere stories live. Discover now