ini hari terakhir kak minju ujian.
bagaimana kabarnya, kira-kira? apa soalnya sulit? yah, aku sih yakin kalau dia bisa melewatinya dengan mudah. toh, kak minju kebanggaan sekolah.
kalau kita masih bersama sih, aku mau mentraktirnya bakso seusai ujian. kalau aku mengajaknya nanti, apa dia mau?
-
yujin saat ini tengah duduk sendirian di tepi sungai yang menjadi list favorit minju kala itu, entah sekarang.
sesekali mata yujin melirik jam yang tertera di ponselnya. sisa beberapa menit lagi hingga menunjuk angka 11.
yujin menggigit kukunya risau. apa dia harus menelepon minju nanti? atau yuri saja?
"halo, kamu sepertinya khawatir. mau bercerita?"
yujin menoleh sambil membungkuk ke arah kakek bertongkat yang berniat duduk di sebelahnya.
"apa wajah saya terlalu kentara ya?" tanya yujin, "iya, saya sedikit khawatir sekarang."
"tenang saja, semuanya akan baik saja meski saya sendiri tidak tau apa yang kamu lalui. tapi tenang saja."
yujin tersenyum kecil, "saya boleh curhat, pak?"
kakek itu terseyum hangat, "tentu. saya sudah melalui banyak hal dan mungkin bisa ngasih kamu saran."
"saya punya pacar, tapi kami baru putus minggu lalu." ucap yujin kemudian berhenti sejenak.
yujin menghela napasnya, "saya ga tau alasan dia milih mengakhiri ini. dia ga ngasih saya alasan yang jelas dan minta saya menjauh. sekarang hari terakhir ujian, apa saya harus menemuinya?"
"hey, manusia tidak pernah melakukan sesuatu tanpa alasan. kalaupun benar dia tidak memiliki alasan, maka itu kesalahan dari awal. kesalahan kamu yang terlalu berharap, atau dia yang berniat mempermainkan."
"jadi, kami kesalahan dari awal?"
"apa dia tertawa saat kalian mengakhiri hubungan kalian?"
yujin menggeleng. "dia juga kelihatan sedih waktu itu. matanya berkaca-kaca."
"yah, saya rasa dia punya alasan tersendiri."
yujin menunduk sembari menggaruk ibu jarinya, "begitu ya?" gumamnya.
kakek itu tersenyum ke arah yujin, "setidaknya ucapkan selamat padanya karena sudah selesai ujian."
yujin tersenyum hangat ke arah kakek yang baru dia temui itu. yujin kemudian berdiri, tidak lupa membungkuk hormat sebelum pergi.
"ya sudah, pak. saya pamit dulu, mau ke sekolah. terimakasih atas waktu dan sarannya, saya sungguh terbantu."
kakek itu mengangguk, "tidak masalah. hati-hati di jalan, nak."
yujin akhirnya pergi menuju tempat dimana ia memarkirkan motornya. sebelum benar-benar pergi, yujin menelepon seseorang.
"halo kak? kakak di sekolah kan?" tanya yujin begitu telpon di angkat.
"iya, ini kita baru selesai semua."
"ehm, kak minjunya ada?"
yuri terdengar menghela napasnya, "ada di samping aku, lagi pake headset."
"oh, dia selama ini oke aja kan? maksud aku, kayak makan, kesehatan.."
"baik kok. kalian benar putus kah?"
yujin tersenyum pahit, "ya gitu. aku ke sekolah ya kak. hadang dulu kak minjunya kalo mau pulang."
"iya. kita di dekat perpus lantai 1. hati-hati di jalan."
yujin segera menutup teleponnya. memakai helmnya lalu melajukan motornya menyusuri jalan yang lumayan macet. tapi, karena yujin menggunakan motor, mudah agaknya melewati kemacetan yang memenuhi kota.
tidak butuh waktu lama bagi yujin untuk sampai di sekolah. yujin segera memarkirkan motornya di parkiran depan saat murid-murid lain mengeluarkan motor mereka.
yujin berjalan cepat menuju perpustakaan lantai 1. matanya menangkap 2 orang gadis dan seorang lelaki yang dia yakini sebagai minju yuri yena.
yujin tersenyum manis menyapa mereka.
"gimana ujiannya?" basa-basi yujin.
"susah woi!" keluh yuri, "susah kan, yen?"
yena mengangguk, "agak susah sih menurut aku."
yujin cuma mengangguk-ngangguk lalu melirik minju yang sedari tadi diam.
"kalian, ini aku beliin you c 1000." ucap yujin memberikan yena dan yuri masing-masing vitamin c.
"ehm, kak minju?"
minju berdiri sambil menatap yujin kesal, "makasih, aku terima. setelah ini bisa benar-benar menjauh?"
"tapi- aku kan cuma kasih minum aja."
minju menghela napasnya, "makasih."
yujin terdiam. mendengar ucapan ketus minju tadi sedikit menyayat hatinya. apa dia benar-benar tidak kesempatan masuk lagi? apa salahnya sebenarnya?
"kak. aku salah apa?" tanya yujin, "aku ga ngerti kalo kakak cuma bertindak tanpa alasan."
minju menelan salivanya kasar, "aku kan udah bilang. ujian."
"ujian udah selesai! apa kita ga bisa balik lagi?"
yena menengahi yujin dan minju, "udah, kalian inget dong kita masih di sekolah."
"ga ahn yujin." jawab minju.
"kita udah selesai dari minggu lalu."

YOU ARE READING
choose ; jinjoo (end)
Fanfictionshe choose to end it. ... genderbender semi-baku 'asgjpdlmn