yujin mengernyitkan alisnya melihat kontak nama yena yang tertera di ponselnya.
"halo kak?" ucap yujin begitu mengangkat telepon.
"halo, jin. aku lagi di rumah nih baru sampe lusa kemarin, kamu dimana?"
"otw gereja sih, kenapa?"
"ketemuan yuk."
"oke, tapi aku ke gereja dulu. kakak tau gereja yang aku maksud kan?"
"tau kok, tenang aja."
"oh iya, kak minju gimana?"
yena di ujung sana diam. yujin mengernyitkan alisnya, "kak?"
"eh, iya. minju katanya lagi sakit. katanya bentar lagi baik, kok."
"oke deh. aku nanya-nanyanya nanti aja. hati-hati di jalan."
yujin segera menutup teleponnya dengan yena. yujin baru menyelesaikan ujian kelulusannya minggu lalu, dan tentu dia senang karena sahabatnya bisa datang meski terlambat.
yujin menuju ke gereja menggunakan ojek karena pulangnya pasti bersama yena.
yujin memasuki gereja yang sepi. duduk di salah satu bangku yang terletak di paling belakang.
sekitar 20 menit yujin duduk dengan menyatukan kedua tangannya, perlahan senyumnya tertarik karena merasa tenang.
yujin akhirnya keluar dan mendapati yena yang sudah melambaikan tangannya dari dalam mobil. yujin segera menghampiri mobil itu dan duduk di kursi penumpang.
"eyyo, apa kabar?"
yena terkekeh menerima tos tangan yujin, "baik kok! kuliah juga lancar aja."
"jadi, kakak mau ajak aku kemana ini?"
yena tersenyum penuh arti menatap yujin.
yujin mengernyit, "apa sih? serem tau ga?"
"kita ketemu minju."
-
yena menghentikan mobilnya di rumah minju dulu. setau yujin, minju dan keluarganya pindah dan rumah itu di tempati pembantu keluarganya.
"kak minju masih tinggal sini kah?"
yena mengangguk, "di sini terus kok. waktu itu mereka pindah keluar negri sebentar doang."
yujin mengangguk dan mengikuti yena yang berjalan lebih dulu masuk. yujin juga menemukan orangtua dan kakak minju yang sudah lama tidak dia lihat. mereka menyambut yujin dengan hangat.
yena langsung saja menarik yujin menuju kamar minju. pintu putih itu tidak tertutup dan terlihat seorang cewek di dalamnya.
"itu yuri, rambutnya jadi pendek sekarang." jelas yena. "yuri."
yuri yang tadinya membaca sebuah buku, menoleh ke arah yujin dan yena sambil tersenyum kecil.
"masuk kalian." suruh yuri, "jin, ini aku udah siapin."
yujin mengernyit heran tapi tetap menurut begitu yuri menyuruhnya duduk di meja belajar minju.
"kak minju..?"
yena dan yuri memilih cuek dengan pertanyaan yujin. yuri membuka laptop yang ada di depan yujin.
"ini-- oh udah.
so, halo tuan ahn. dengan nona kim disini, hehe.
emm, sekarang hari kelulusan sih, tadi kamu juga udah kesekolah. maaf ya aku jutek, tapi akting aku jago kan?
hehe, pokoknya akting aku jago udah.
kamu apa kabar? udah move on? kalo aku sih sebenernya belum.
oh iya, tempat yang pinggir sungai waktu itu, masih jadi salah satu di list favorit aku loh.
em, kayaknya aku langsung ke inti aja deh.
2 minggu sebelum aku ujian, aku di diagnosis kanker ovarium. dan sialnya, udah masuk stadium 2.
kaget ga? aku sih kaget waktu itu, hehe.
ayah sama bunda udah nyuruh buat aku berobat, tapi aku keukeuh mau ujian akhir dulu.
stadium 2. harusnya udah di rawat ya? ya, emang dasarnya aku suka ngeyel. maaf.
tadi sore aku baru ngecek lagi. jadi, stadium 3.
jadi, kamu udah tau kan kenapa aku ninggalin kamu? jangan tanya lagi ya.
aku buat video ini buat kamu, sebagai kenang-kenangan.
bukannya aku nethink, tapi ini kanker ganas. ya, ga ada salahnya aku buat video kan?
ya udah deh, itu dulu. aku juga nanti buat surat dan video lain untuk kamu, soalnya aku ngerasa bersalah ninggalin kamu.
sehat-sehat tuan ahn. bye~"
yujin menatap yuri dan yena bergantian.
"sekarang?" tanya yujin dengan suara paraunya.
"jumlah surat dan video semua ada 333. kamu mau liat sekarang atau ke makam dulu?"

YOU ARE READING
choose ; jinjoo (end)
Fanfictionshe choose to end it. ... genderbender semi-baku 'asgjpdlmn