Bab 60

2.9K 323 16
                                    

Orang tua Rangga pulang dari rumah neneknya tepat setengah jam yang lalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Orang tua Rangga pulang dari rumah neneknya tepat setengah jam yang lalu. Tentu Rangga menyambut keduanya dengan baik, kakak nya sendiri sudah berkeluarga dan tinggal di Jepang.
Ya, Rangga memiliki kakak perempuan yang umurnya terpaut 7 tahun dari nya, suami kakak nya alias kaka ipar nya adalah orang kewarganegaraan Jepang, jadi dengan begitulah kakak nya yang bernama Ranggita itu tinggal disana.

Rangga membiarkan orangtuanya untuk bersih-bersih dan istirahat terlebih dahulu baru ia akan memberitahu kan semua kejadian yang menimpanya beberapa saat yang lalu.
Tak lupa ia memberi tahu Revan tentang kepulangan orangtuanya ini, Revan jelas akan ikut andil dalam memberikan penjelasan karna apartemen nya lah yang terlibat.

Saat melihat mama nya yang duduk di sofa sambil menyalakan televisi, Rangga langsung menyusulnya. Tak lama, papa nya pun ikut bergabung bersama mereka.

“mah, pah. Ada yang mau Rangga bicarain” ucapnya membuat kedua atensi orangtuanya tersebut beralih menatap dirinya

“ya bicara aja dong, segala pake izin kamu nih” balas Lina, mama Rangga

“iya nak, tinggal ngomong aja” sambung papanya

“huftt, Rangga mau ceritain sesuatu. Dari awal sampe akhir, bakalan Rangga ceritain sejujur-jujurnya. Dan Rangga mohon kalian dengerin cerita Rangga baik-baik, jangan potong sedikit pun omongan Rangga. Setelah Rangga selesai cerita, kalian bebas berspekulasi apapun” jelas nya

Papa dan mamanya langsung saling pandang, mengernyit heran.

“bisa Rangga mulai?” tanya Rangga membuat kedua mata saling pandang tadi kembali menoleh kepada sang anak

Kedua nya mengangguk

“Awalnya Rangga pergi ke apartemen nya Revan saat kalian baru berangkat ke rumah nenek .................”

Rangga bercerita selengkap serta sejujur-jujurnya, membuat ekpresi yang ditampilkan kedua orang tua nya yang tadinya bingung kini tersirat amarah.

“selesai, sekarang kalian bebas mau ucapin apapun”

Lina, mama nya Rangga melotot. Ia merasa marah, kecewa, sekaligus kasihan pada anaknya.
“Jujur Mama kecewa sama kamu, tapi mama juga tau kalau ini bukan keinginan kamu. Kamu bisa disebut tersangka sekaligus korban disini. Mama gatau mau ngomong apa lagi, papa lanjutkan” ucap Lina lalu menyenderkan tubuhnya disandaran sofa, sambil menatap kearah lain. Meredakan emosinya yang tadi sempat ingin meluap.

Banu, papa Rangga itu menghela nafasnya. Ia sama kecewa nya dengan putra nya ini, tapi memarahi atau melakukan tindakan kasar seperti menampar pun tidak dibenarkan.
Hal semacam itu tidak memberikan efek baik kepada sang penerima, dan iapun tahu anaknya tidak sebrengsek itu untuk melakukan hal seperti itu jika tidak ada hal lain yang memicu hal tersebut.

“Apa kamu yang ambil kehormatan pertama dia?” tanya Papa Rangga

Karna jika Rangga melakukan hal seperti itu pada seorang perempuan yang masih ‘gadis’, alias Rangga lah yang merenggut kegadisan perempuan itu maka dengan keharusan nya mereka sekeluarga akan datang menemui keluarga perempuan itu untuk meminta maaf dan jikapun ada hal seperti terjadi ‘kehamilan’ maka dengan tegasnya Anaknya harus bertanggung jawab, tak ada bantahan.

Hiraeth✓[TERBIT]Where stories live. Discover now