#Part 41 🌑JELMAAN SUAMIKU🌑

4.7K 218 30
                                    

"Hafiza sudah tertidur pulas,"

Dokter Farhan tersenyum ke arahku.

"Terimakasih dok, sudah mau repot repot selama ini,"  jawabku.

"Jangan panggil dok, panggil saja nama. Kalau disini saya bukan lagi seorang dokter."

"Iya, dok. Eee...eh mas Farhan,"

Daripada memanggil nama, aku beranikam memanggil dia dengan sebutan mas. Ada rasa sungkan, tapi dia sendiri yang tidak mau dipanggil dokter.

"Nanti kalau Fiza bangun, bilang saja aku berangkat kerja, besok in syaa Allah aku datang kesini lagi."

Aku mengiyakan ucapannya, sembari mengantar dokter Farhan sampai ke depan.

***

"Kenapa sih, mba bohong sama
Fiza! Mau sampai kapan kaya gini?"

Sifa menghentikan perkataannya.

"Kenapa harus ada orang lain yang mengaku menjadi ayahnya Hafiza? Mas Yadi masih hidup mba! Inget dia masih hidup."

"Ya, hanya saja mas Yadi sekarang berada dalam sel tahanan. Apa mba malu mengakuinya sebagai ayah Hafiza, karena mas Yadi sudah menjadi nara pidana? Apa gara-gara mba membenci mas Yadi, Hafiza tidak berhak mengenal ayah nya sendiri?!"

"Aku tau perasaan mba Ratih, tapi tidak begini caranya, tidak ada sejarah yang namanya mantan anak." sambung Sifa

Karena ketidakjujuranku, membuat Sifa salah paham, aku bingung harus memulai dari mana. Terlebih lagi aku tidak akan menceritakan kisah hidupku ini kepada Sifa atau siapapun. Cukuplah hanya aku yang menyimpannya sendiri dan biarlah ini menjadi rahasiaku.

***

"Besok aku akan ke kantor polisi mba, aku ingin membebaskan mas Yadi. Tak apalah uang kerjaku selama ini dipakai habis untuk membayar pembebasan mas Yadi, sekarang yang terpenting mas Yadi bebas dari tahanan."

Sifa pergi melangkahkan kakinya menjauhiku dan masuk kedalam kamarnya.

Ah sudahlah, besok juga pasti balik lagi, mungkin Sifa hanya marah sesaat malam ini.

***

Malam ini hujan sangat deras, dengan di sertai angin kencang, membuat aku teringat kejadian beberapa bulan lalu.
Aku harus kehilangan rumahku, dan setelahnya aku juga kehilangan ibu dan bapak. Aku telah kehilangan cintaku, bahkan harapan ku pun seakan telah musnah.

Hanya kedua anakku yang sampai saat ini menjadi penyemangat hidup. Ku pandangi wajah Hafiza yang telah pulas dalam tidurnya.

Aku buka lemari, ku gapai sebuah baju yang ku letakan di tatanan paling bawah, baju mas Rey. Aku hanya bisa menyentuh bajunya, aku hanya bisa merasakan mas Rey melalui baju yang berada di tanganku ini. Sedikit rinduku terobati, meski deras air mata yang terus mengalir setiap ku peluk bajunya.

Aku mengingatnya!

Mengingat sejak pertama aku mengenalnya. Sosok asap hitam yang  menyesatkanku, sosok asap hitam yang ku anggap sebagai mahluk jahat dan mahluk pengganggu dalam hidupku. Lalu aku mengenalnya sebagai mas Rey,
sosok asap hitam yang sabar dan tulus mencintaiku.

Mas Rey yang sangat aku cintai, dan menjadi pria yang begitu aku harapkan saat itu. Namun setelah itu, apa yang terjadi?

Tuhan mengubah bayangan alur cerita indah menjadi kesedihan yang mendalam. Aku harus rela berpisah dengannya setelah sekian lama kami berjuang, setelah sekian lama dia berkorban.

Aku harus rela kehilangan harapanku, aku dipakasa oleh keadaan dan takdir. Meski sebenarnya aku belum bisa ikhlas menerima kenyataan ini.

Aku harus rela memendam segala kesedihan dan penderitaan yang selama ini aku rasakan.

 JELMAAN SUAMIKUWhere stories live. Discover now