#Part 55 🌑 JELMAAN SUAMIKU 🌑

4.3K 224 57
                                    

"Jadi selama ini kamu menyukai dokter Farhan?" tanyaku.

Sifa terdiam tidak menjawab pertanyaan ku.

"Jadi masalah yang selama ini kamu sembunyikan, tentang perasaan suka kamu kepada dokter Farhan? dan perubahan sikapmu waktu itu, karena ini?
Kamu tidak menyukai kedekatan Hafiza dengan dokter Farhan, karena kamu menganggap kami lah yang merebut harapan mu?

"Aku minta maaf," tunduk nya.

Aku menggelengkan kepala.

"Bukan masalah kamu minta maaf Sifa. Tapi kenapa sebelumnya kamu diam saja? kenapa dari awal kamu tidak jujur?"

"Aku tidak mungkin mengatakan isi hatiku mba, karena dokter Farhan juga tidak menyukaiku" jawabnya.

"Setidaknya aku bisa menjauhi dokter Farhan!" jawabku.

Aku baru mengetahui, ternyata selama ini pria yang Sifa kagumi adalah dokter Farhan.
Mengapa dia tidak jujur sebelumnya?
Bagaimana perasaan Sifa ketika melihat orang yang dia cintainya akan menikah dengan orang lain, dan itu adalah aku.
Hatinya pasti sangat hancur saat menyaksikan pertunangan ku dengan dokter Farhan. Tanpa sadar aku menyakitinya ya Allah.

Kami merintis usaha bersama dari nol hingga kami bisa seperti ini.
Kami bisa memiliki kehidupan yang layak dan lebih baik lagi dan kami saling support.

Aku tidak mungkin menghancurkan harapan Sifa begitu saja.
Terlebih lagi, aku memang tidak bisa mencintai dokter Farhan, aku menikah dengan nya hanya untuk Dani dan Hafiza.

Hubungan ini harus aku akhiri secepatnya. Aku tidak ingin menyakiti dua hati sekaligus. Lelaki sebaik dokter Farhan tidak pantas di permainkan, dia pantas mendapatkan wanita yang benar-benar mencintai nya.
Dokter Farhan pantas mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya, bukan denganku.

Dani pasti akan mengerti, tapi bagaimana dengan perasaan Hafiza ya Allah?
Semoga si kecil Fiza bisa mengerti.

"Sifa, mungkin kalau dari awal kamu jujur, mba tidak akan menjalani hubungan ini dengan dokter Farhan!" ucapku.

"Aku tidak mau merusak kebahagiaan mba Ratih," lirih nya.

"Kebahagiaan anak ku, bukan kebahagiaan ku!"

Aku menitikan air mata di depan Sifa.
Andai kamu tau Sifa, aku terpaksa melakukan ini hanya demi anak-anak. Sedikitpun aku tidak pernah mencintai dokter Farhan, hatiku hanya milik mas Rey seorang, aku hanya mencintainya.

Mungkin ini saatnya ku ceritakan semuanya kepada Sifa. Aku tidak mau membohongi hati lebih lama lagi.

"Sifa andai kamu tau, mba sekalipun tidak pernah mencintai dokter Farhan!"

"Jika bukan karena Hafiza, mba tidak akan menghianati mas Rey,"

Ya Allah, sakit sekali hati ini menyebut nama mas Rey, sedangkan dia tidak ada di dunia ini. Aku seperti kemarau yang sedang menunggu hujan. Aku seperti menunggu kereta api di bandara.

"Andai kamu tau Sifa, Hafiza begitu menginginkan seorang ayah di hidupnya. Keinginan nya hanya satu, memiliki keluarga yang utuh seperti teman teman yang lain.
Ayah Hafiza bukan lah mas Yadi! mas Yadi meninggalkan ku semenjak kekhilafan ku lima tahun silam." jelasku terisak.

"Iya, aku sudah mengetahui siapa sebenarnya Hafiza, dari mas Yadi. Karena sekalipun mas Yadi tidak tau, siapa itu Hafiza."

Sifa mendekat, kemudian memeluk ku, "Semua orang mempunyai masa lalu, bahkan yang buruk sekali pun. Tapi aku tau, mba Ratih adalah wanita yang baik. Maafkan mas Yadi juga ya, dia tidak menunaikan janjinya untuk menemui Dani, ditambah lagi dengan penghianatan yang di lakukan mas Yadi dari awal secara diam-diam. Aku sudah tau semuanya!" jawabnya.

"Mba akan membatalkan pernikahan dengan dokter Farhan secepatnya."

"Jangan! aku sudah ikhlas, bahagia Hafiza adalah kebahagiaan ku juga.
Pikirkan Hafiza mba, dia harus bahagia. Jangan jadi ibu yang egois!
kita boleh patah, namun jangan sampai malaikat kecil mengeluarkan air mata karena kesedihan nya." jawab Sifa.

"Aku ikhlas melepas harapan kepada mas Farhan, lagi pula aku hanya mengagumi nya. Bukan kah itu hal yang wajar?
Aku ingin kebahagiaan Dani dan Hafiza, begitupun mba Ratih harus ikhlas menjalani hubungan dengan dokter Farhan demi mereka. Aku yakin seiring berjalannya waktu, kalian bisa saling mencintai, dokter Farhan sangat mencintai mu mba, jangan pernah kecewakan dia. Jangan buat dia patah kembali."

MasyaAllah.

Aku tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan Sifa.

"Sampaikan pada mas Rey, dia juga harus mengikhlaskan mba Ratih, demi Hafiza."

Ternyata Sifa belum tau, siapa itu mas Rey. Mungkin yang ia tau, Rey adalah manusia biasa yang mau menerima aku dan Hafiza.

***

Bangun pagi adalah rutinitas ku. Shalat subuh, memasak, dan membereskan rumah sudah menjadi aktifitas ku.
Aku sudah bersiap pergi ke toko kue.
Hari ini Sifa mengajak Hafiza untuk menemani nya membeli sesuatu.

Seorang kakek berlari melihatku.
Dia mempercepat langkah nya ketika aku hendak keluar rumah.

Siapa kakek itu? aneh sekali, apa yang kekek itu takutkan?

***

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalam."
Jawabku ke arah seseorang, ternyata dokter Farhan.

Dia menghampiriku dengan senyum lesung pipitnya.

"Dimana Hafiza?"

"Hafiza pergi dengan tantenya, duduk mas,"

"Boleh aku menanyakan sesuatu?"

Raut wajah ramah dokter Farhan berubah menjadi serius. Apa yang akan dia tanyakan?

"Rey itu siapa?"

Tiba-tiba dokter Farhan menyebut nama mas Rey? darimana dokter Farhan tau nama itu?

"Siapa Rey itu?" ulangnya.

Aku masih terdiam tidak menjawab satu kata pun, aku masih bingung menjawab pertanyaan nya.

Ini adalah rahasiaku dan hanya Tuhan yang tau. Aku tidak pernah menceritakan mas Rey kepada siapapun. Apakah Abu menceritakan kejadian saat pertama kali aku memanggilnya dengan sebutan mas Rey?

***

Bersambung ➡

 JELMAAN SUAMIKUWhere stories live. Discover now