MFF 32

3.5K 230 34
                                    

Saat ini Kevin dan Anna sudah duduk berdua di hadapan Eddie dan Elis.

"Jadi apa yang akan kalian bicarakan ?" tanya Eddie membuka percakapan.

"Aku setuju untuk menikah dengan Kevin, Dad." ujar Anna.

"Apa kau yakin ?" kini giliran Elis yang bertanya.

Anna mengangguk. "Aku yakin, Mom."

"Kau sudah tau semuanya kan ?" tanya Eddie pada Kevin. "Aku harap kau akan bisa menyayanginya."

"Tentu aku akan menyayanginya. Sekarang dia adalah anak kami."

Entah kenapa mendengar Kevin menyebut bayinya sebagai anak kami membuatnya sedikit, entahlah... dia tidak bisa mengatakannya.

"Baiklah."

"Lusa kami akan pergi ke Nashville."

"Kenapa mendadak ?" tanya Elis.

"Aku ingin segera pergi, Mom." Jawab Anna.

"Dan kami ingin menikah disana." Tambah Kevin.

Eddie dan Elis mengangguk mengerti. Sebenarnya mereka belum mengetahui pasti tentang masalah Anna, tapi karena Anna sendiri tidak ingin membahasnya jadi mereka berdua hanya bisa mendoakan yang terbaik. Apa pun pilihan Anna, itulah yang terbaik.

"Kami perlu restu dari kalian berdua."

Eddie dan Elis mengangguk. "Kami merestui kalain."

***

"Dimana kau, Cath..." Rein terus mondar-mandir di ruang keluarga.

Setelah pertengkaran mereka kemarin di Restaurant, Catherine tak kunjung pulang. Bahkan ponselnya pun dinon-aktifkan dan hal itu membuat Rein tambah pusing.

"Sir." Panggil Anthoni, anak buahnya.

"Bagaimana ? Dimana dia ?"

"Nona ada di rumah temannya."

"Di rumah Mike ?"

Anthoni mengangguk. "Mm... Sir, di depan ada Mrs.Ro-"

Belum sempat Anthoni menyelesaikan ucapannya, terdengar bunyi ketukan sepatu yang cukup nyaring dari arah lorong penghubung ruang keluarga dan ruang tamu.

Tuk Tuk Tuk

Rein menoleh untuk melihat siapa yang datang ke mansionnya pagi-pagi sekali. Seorang wanita paruh baya berjalan dengan anggun sambil menenteng sebuah hand bag ditangannya.

"Mom, kapan kau datang ?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mom, kapan kau datang ?"

PLAKKK

Wajah Rein terpental ke samping saat tangan wanita paruh baya itu mendarat dipipinya.

"Beraninya kau menampar cucuku!!!"

Rein mengusap pipinya, lalu memandang mommynya. "Dengarkan penjelasanku dulu, Mom..."

MY FRIEND'S FATHERWhere stories live. Discover now