Bab 18 - Wedding Invitation

1.4K 79 4
                                    

Merry Christmas and happy new year✨

Untuk kalian yang merayakan ya. Oh iya aku mau tanya deh hehe, katanya kalo Natal begini ujan berarti pertanda yang baik buat tahun mendatang, menurut kalian gimana? Jawab di kolom komentar ya xixixi

Enjoy your reading💖

***

"Pernikahan itu bukan ajang perlombaan siapa yang lebih dulu tapi tentang komitmen yang harus di pertahankan."

-pahlawandayy-

****

"Masih belum move on, huh?" Sindir Alen yang tiba-tiba muncul di hadapan ku.

Aku meliriknya sekilas lalu kembali menatap undangan pernikahan yang masih aku pegang sejak tadi. Sebuah undangan berwarna putih, dengan kombinasi warna emas juga foto prewedding yang tercantum, lengkap dengan ukiran huruf kapital bertuliskan,

Davian Pratama Siregar
Avi

&

Zizi
Zivanya Alesta Siregar

Avi menikah.

Undangan pernikahan Avi sudah tergeletak diatas meja-nya, sejak pagi tadi. Namun, baru sempat ia buka saat selesai memeriksa beberapa pasien rawat inap yang menjadi pasiennya.

"Woi!" Aku terkesiap. Alen berhasil membuat aley tersadar dari lamunannya. Dengan tampang malas, aley berucap, "Ngapain ke sini?" Tanya aley to the point. Sebab, ia sangat tau jika Alen tidak akan mau repot-repot menyambangi ruangan aley secara cuma-cuma. "Mau ngajakin lo makan, njirr. Suuzon aja neng."

"Oh gue kira,"

"Heeh. Btw, dr. Johan tadi nyariin lo tau," dahiku mengernyit, merasa heran juga tidak percaya dengan ucapan Alen barusan. "Heleh, gak percaya."

"Gue serius woi!" Sungutnya.

Aku berdecak, "Musyrik percaya sama lo itu, Len."

"Gue serius aleyda, doi tuh nanyain lo ke gue pas di kantin tadi." Jelasnya lagi.

Namun, aley memilih untuk tetap tidak meresponnya, sibuk menata setumpuk berkas medis milik pasien-pasien nya. Alen sangat tau jika dulu ia sempat menaruh hati pada dr. Johan yang sayangnya kala itu, baru mereka ketahui jika dr. Johan baru saja bertunangan. Otaknya masih tetap waras untuk tidak merebut dr. Johan dari tunangannya. Dua tahun, aley memilih untuk menjadi pengagum rahasia dr. Johan, si dokter senior yang tidak lagi di ragukan kelihaiannya diatas meja bedah. Tipe-tipe, calon suami idaman para mertua, dengan bonus memiliki paras yang tampan juga jaminan finansial yang sudah lebih dari sekedar cukup. Hingga satu tahun lalu, desas-desus tentang batalnya rencana pernikahan dr. Johan santer terdengar seantero setia budi.

"Bengong terus, ley."

Aku terkesiap.

Buru-buru mengendalikan ekspresi wajah agar Alen tidak banyak bertanya, lagi. Lagian kan sekarang dia udah sama Irza.

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang