Bab 48 - Jeremy Pratama Rahardja

2.1K 87 13
                                    

"Sesungguhnya kehilangan yang paling terasa nyata dan menyakitkan adalah perpisahan berbeda dimensi guna menemui sang pencipta."
.
.
.
.
**Pahlawandayy**

***

Happy reading gais:)
.
.
.

Tiga hari sudah Irza menemani aleyda yang masih harus melakukan perawatan intensif di rumah sakit. Selama tiga hari itu pula Irza memilih untuk menginap dan menjaga aleyda setiap malam seorang diri. Kecuali saat semalam galaksi datang dan menemani Irza untuk menjaga sang adik. Selama itu pula ia terus memantau perkembangan Jeremy.

Jeremy Pratama Rahardja---merupakan korban yang ditemukan bersama dengan Rega dan juga aleyda yang di perkirakan berumur 8-9 tahun, kalo Irza tidak salah ingat. Ia tau nama lengkap anak itu sebab saat pendataan ia mendengar salah seorang menyebut lengkap namanya.

Siang ini, ada Sam yang menemaninya menjaga aleyda. Kebetulan Fara---sahabat aleyda datang, terbang jauh-jauh dari Medan untukmu menjenguk aleyda.

"Ya Allah, gue kaget banget pas tau Lo salah satu penumpang pesawat itu, ley." Ceritanya dengan ekspresif. Terselip nada khawatir di dalamnya.

"Gue juga nggak tau, tapi emang pas mau check out gue kayak rada gelisah. Kirain kecapean." Soal ini ia juga sudah mengatakannya pada Irza semalam.

"Feeling kali ya?" Aleyda mengangguk setuju. "Terus Valencia gimana keadaannya sekarang?" Tanya Fara menatap Irza.

"Sudah cukup membaik sekarang. Dia patah tangan dan sempat di operasi juga." Jelas Irza membuat Fara meringis takut juga khawatir. Bayang-bayang meja operasi saat ia melahirkan mendadak muncul membuat Fara bergidik.

Fara memang melahirkan secara Caesar karena satu dan lain hal, itu pula yang menjadi alasan ia untuk enggan memiliki momongan kembali. Ketakutan itu masih terekam jelas di dalam benaknya, dan beruntung suami maupun mertuanya tidak mempermasalahkan hal tersebut.

"Oh iya kamu masih lama disini?" Tanya Irza pada Fara. Terhitung ini pertemuan kedua atau ketiga mereka, dan Irza juga masih sedikit canggung.

"Masih. Kenapa, za?"

"Saya mau keluar sebentar untuk jenguk seseorang." Ucapnya memberitahu. "Sayang, aku mau jenguk Jeremy dulu ya? Kamu sama Fara dulu,"

"Iya, bang."

Irza bangkit dari duduknya, sembari menggendong Sam yang sepertinya mulai mengantuk. "Itu Sam tinggal aja, kan ada Fara."

"Gapapa, aku bawa aja." Jawabnya. "Fara saya titip aleyda sebentar ya."

"Oke, za."

Tak lama setelahnya Irza pergi dari ruangan tersebut membawa serta Sam. Meninggalkan Fara dan aleyda berdua. Siapa tau mereka juga ingin mengobrol namun tak enak karena ada dirinya kan.

Tidak berselang lama setelah kepergian Irza dari ruang rawat aley, Fara menyuarakan isi kepalanya yang sejak tadi penasaran. "Jeremy siapa, ley?"

Aleyda yang baru akan meneguk air itu menatap wajah sahabatnya. "Korban kecelakaan pesawat juga, dia di temuin bareng sama aku dan Rega."

Fara mengangguk paham. Tangannya dengan cekatan mengupas buah untuk di makan oleh aleyda.

Meskipun tau aleyda cukup pemilih untuk urusan buah, setidaknya ia masih mau untuk memakannya demi kesembuhan dirinya juga. Sembari memakan buah potong dan beberapa makanan yang di bawakan, oleh orangtua Irza kemarin, mereka kembali mengobrol membahas banyak hal.

STRANGERWhere stories live. Discover now