Suara yang tak sempat terlisan

10 3 0
                                    

Perihal sebutir yang tidak di ikhlaskan.
Meski segenggam penuh berada di tangan.
Sudah lewat beberapa zaman kemenangan.
Hingga majapahit yang penuh dengan ketidakpastian.

Dirundung stigma, macam agama masih menjadi isu besar perpecahan.
Suku di singgung tertuang ayat ketidakadilan.
Bahkan turun di jalan sudah bukan hak yang di istimewakan.
Bawa buang hilang media terbungkam.

Peralihan tetaplah peralihan.
Kejahatan HAM masih belum bertemu titik terang.
Sengaja atau memang ada rasa enggan?
Mari tanyakan, pada ladang yang penuh dengan ilalang.

Seterusnya, hingga kelaparan tak terlihat meski dekat di pandang.
Gedung berjejer tapi di mana ada sebuah kesejahteraan?
Meski sederet manusia bergelimang akan uang.
Lantas apa kabar? Jalan yang tak kunjung terbentang meski EMAS sudah hampir habis di ambil tuan.

Sedikit usik tentang keadilan.
Beberapa tahun yang silam.
Pohon di tebang maaf salah, pohon terbakar mana ada peradilan.
Sedang ranting terjatuh 3 bulan bui tempat mendekam.

Masih ingat betapa gelap bumi ini?
Seporsi nasi demi perut yang lapang nyawapun melayang.
Lantas bagaimana dengan nasib kasus korupsi.
Dua triliyun demi atas akal yang hilang ruang masih nyaman terlepas dari liburan setiap bulan, lagi-lagi kuasa uang.

Segala hormat untuk segala kalangan perwakilan.
Sedikit suara atas dasar pembenaran yang terlupakan.
Sebuah tanya, sejak kapan wakil mengambil segala kekuasaan?
Ambil, putuskan, sah kan segala lingkup permasalahan.
Sedang keadilan dan hukuman tak bisa di wakilkan.

Berapa jumlah hormat yang dibutuhkan sesaat hingga penghormatan sungguh di butuhkan.
Harga yang diambil atas dasar beda kalangan.

Hak dan kewajiban tidak pernah hilang maupun luntur meski dibungkus embel-embel sebuah kekuasaan.

Peradilan berhak buta agar tak tau siapa di hadapannya serta memberi sanksi yang pas atas dasar yang sudah tertuang dalam hukum yang kita gunakan.

Sementara, rakyat berhak menggugat atas kinerja wakil yang tak terpuaskan.

Bukankah, keadilan adalah sebuah porsi yang pas bagi tiap-tiap elemen yang bersangkutan?

Jika porsi yang tertuang tidak pas, entah sama, lebih sedikit, lebih banyak kalau tidak sesuai dengan porsinya bukankah sebuah keegoisan.

Lalu untuk bencana yang tak kunjung hilang.
Mohon maaf kami lancang.

Namun jujur mereka pun ikut merasa bosan.
Satu tahun lebih pandemi berjalan.

Masih bisa makan?

Tolong lebih diperhatikan.

Didy D Aditya
Boyolali, 16 April 2021
04.41

SymphonyWhere stories live. Discover now