Bagian 15 : karena pintar bermain "peran"

92 11 43
                                    

Song recommendation | you are my everything ~ gummy

Song recommendation | you are my everything ~ gummy

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Nyonya Willer & putranya

Kebahagiaan dan kesedihan punya takaran dan porsi nya sendiri di masing-masing kehidupan manusia ~ umapad


***


Situasi tampak suram. Lorong rumah sakit sangat mencekam. Tidak ada yang mengeluarkan suara sama sekali.

Setelah nyonya Willer di bawa masuk untuk diperiksa oleh dokter kepercayaan keluarga Willer, Ken hanya duduk diam menyendiri di kursi yang agak jauh dari Ann dan Axel.

Lelaki itu terlihat membutuhkan waktu sendiri dan tidak mau diganggu. Membuat Ann hanya bisa menghela nafas khawatir.

"Ken pasti ngga apa-apa. Dia memang berlebihan kalau ada sesuatu yang terjadi pada nyonya Willer" ujar Axel mengelus pundak Ann yang sedari tak melepas tatapan nya pada Ken.

Mereka berdua ikut menemani Ken ke rumah sakit khawatir lelaki itu melakukan hal-hal yang diluar kendali. Ken tampak sangat kacau sekarang. Dan tak mungkin untuk ditinggal sendiri.

Axel tersenyum kecil melihat reaksi Ann yang begitu mengkhawatirkan teman lelaki nya itu. Sepertinya dugaan Axel yang berpikir bahwa ada apa-apa antara Ann dan Ken benar adanya. Tapi kedua insan berbeda jenis itu belum menyadarinya saja.

"Samperin gih. Ken kelihatan butuh seseorang di sampingnya"

Ann mengerjapkan mata membuat Axel terkekeh. Sekarang dia percaya kata-kata yang menyebutkan bahwa terkadang orang lain bisa lebih paham perasaan kita dari pada diri kita sendiri.

Lelaki dengan tubuh yang menjulang tinggi itu memilih untuk meninggalkan Ann dan Ken berdua. Menepuk pundak gadis itu sebelum benar-benar pergi. Ann sudah seperti saudara perempuan baginya.

Ann dengan langkah ragu mendekati Ken duduk di samping lelaki berwajah dingin itu. Dia tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Situasi sangat canggung ditambah Axel pergi begitu saja.

"Bunda mu pasti baik-baik saja, Ken." Lirih Ann, dengan sadar menggerakkan jarinya untuk menggenggam tangan yang ada di sampingnya. Berusaha memberikan ketenangan dan kekuatan dari genggaman itu.

"Bunda belum pernah seperti ini Ann" Isak lelaki itu, Ann baru sadar sejak tadi Ken mengucurkan air matanya.

Dari tangan yang terus bergetar serta isakan yang berusaha mati-matian ditahan Ann bisa melihat betapa besar cinta lelaki ini pada sang bunda. Menjadikan sosok yang melahirkan nya itu sebagai dunianya. Seolah jika sang ibunda pergi hidupnya akan hancur berantakan tak terarah.

KAMUFLASEWhere stories live. Discover now