Bagian 19 : first date¿

55 8 43
                                    

Song recommendation | love so fine ~ Cha Eun Woo

Btw, terimakasih 1k nya♡♡

Jangan merasa paling tersakiti, kamu bisa jadi si pemeran Antagonis yang sebenarnya di cerita orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan merasa paling tersakiti, kamu bisa jadi si pemeran Antagonis yang sebenarnya di cerita orang lain

***

"Bunda cinta itu apa? Bagaimana? Lalu seperti apa?"

Nyonya Willer yang semula terduduk di kasurnya sedang asik membaca majalah fashion langsung menatap penuh keterkejutan pada sang putra.

Dia tidak salah mendengar kan tadi?

Ken duduk tersandar di sofa dengan mata yang menerawang menatap langit-langit kamar rumah sakit.

Sebenarnya nyonya Willer pun sempat merasa bingung dan khawatir. Tadi Ken datang dengan wajah yang menekuk tidak seperti biasanya. Memang, putranya itu selalu menampakkan ekspresi yang tak berlebihan. Namun hari ini berbeda dari hari-hari sebelumnya. Seolah ada hal  menyebalkan yang tengah dialami putra semata wayangnya itu.

"Kamu serius bertanya hal seperti itu?"

"Salah ya?" tanya Ken dengan raut wajah polos membuat sang bunda mengulum bibirnya gemas.

"Ngga. Ngga salah kok." Jawab nyonya Willer cepat dengan senyuman penuh arti.

"Kalau begitu jawab pertanyaan ku"

Nyonya Willer terkekeh sempat terdiam sesaat memikirkan jawaban yang pas untuk diberikan pada putranya.

"menurut bunda cinta itu tidak bisa dijelaskan oleh orang lain. Hanya kamu yang bisa menjawab semua pertanyaan kamu tadi. Karena setiap orang punya definisi yang berbeda-beda mengenai hal yang dinamakan cinta."

Nyonya Willer menutup majalah nya karena ada hal lain yang menurutnya lebih menarik.

"Bahkan definisi bunda tentang cinta bisa berbeda dengan definisi yang kamu buat"

Ken menghela nafas berat. Kepalanya jadi pening "aku tidak mengerti" keluh anak lelaki itu membuat bunda nya tertawa kecil.

"Ada waktunya kamu akan mengerti nanti" wanita berparas elok itu tersenyum lembut.

"Kalau merasa marah dan kesal hanya karena melihat ada yang mendekatinya selain kita, apa itu bisa disebut cinta?"

Nyonya Willer tak segera menjawab malah tertawa renyah membuat kening Ken melipat keheranan, ada yang salah kah dengan ucapannya? Sedari tadi sang bunda terus tertawa.

KAMUFLASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang