Title: You watch me bleed till I can't breath
-------------------3rd Person Pov
Pukul 1 dini hari, Lia yang baru saja pulang dari acara party salah seorang rekan kerjanya itu tengah mengendarai mobil miliknya dengan tenang di tengah sunyinya malam, dan jangan lupakan juga hujan deras yang tengah mengguyur body mobil warna hitam tersebut. Membuat malam lebih mencekam.
Namun tidak lama atensi gadis cantik tersebut langsung tertuju ke arah trotoar di depannya, tepatnya ke arah seseorang yang tengah mengenakan jaket di tengah guyuran hujan.
"Jaketnya basah kan?"
Entah mengapa dari semua pertanyaan yang ada hanya itu yang bisa Lia pikirkan. Dan entah kenapa orang yang sedari tadi dia perhatikan itu tiba - tiba jatuh berlutut kemudian tersungkur tepat saat lengan kirinya tengah masuk ke dalam lengan jaket.
"Eh kenapa? Jaketnya keberatan kah?" Melihat adegan itu secara refleks membuat Lia memutar kemudinya untuk mendekat ke arah trotoar, raut khawatir jelas terlihat di air mukanya. Ya walau yang ia lihat barusan adalah orang asing. Namun rasa kemanusiaannya tak bisa mengacuhkan kejadian tadi.
Tanpa mempedulikan dinginnya air hujan dengan langkah cepat Lia mendekat ke arah tubuh yang telah terkapar tak berdaya itu. Hanya ada tubuh itu juga sebuah sepeda motor di sampingnya.
Kepanikan Lia semakin bertambah saat dari tubuh telungkup itu terlihat genangan darah, walau di tengah hujan dan dalam keadaan yang cukup gelap cairan merah itu tak luput dari pandangan Lia.
Tanpa pikir panjang Lia langsung membalik tubuh di depannya hanya untuk melihat wajah seorang gadis dengan mata setengah terpejam dan ada dua luka tusuk di perutnya karena gadis itu mengenakan pakaian yang memperlihatkan perut datarnya. Sekedar memastikan, Lia menempelkan dua jarinya ke arah leher gadis tanpa identitas tersebut. Kemudian mengangguk samar setelah merasakan denyutnya.
Dengan tergesa Lia menarik tubuh gadis yang ditemukannya ke dalam mobil, dan membawanya ke rumah sakit terdekat sebelum terlambat. Sesekali mata yang melengkung indah saat tersenyum itu juga melirik ke arah kursi di belakangnya.
"Dia kenapa sih?" Sembari masih mengemudikan mobilnya, sebelah tangan Lia sudah bergerak dengan cepat untuk menghubungi salah seorang temannya. Karena jujur saja dia tak tahu tentang apa yang harus dia lakukan setelah membawa gadis yang tengah ada di kursi penumpangnya itu ke rumah sakit.
Dan begitulah sekarang, Lia tengah berdiri di depan ruang UGD dengan Yeji di sebelahnya.
"Lu gila Li." Ucap Yeji tiba - tiba yang berhasil membuat Lia mengerutkan alisnya bingung.
"Gila? Apanya gila?"
Yeji mengusap wajahnya sembari melihat ruang UGD dan Lia secara bergantian. "Kenapa nolongin dia?"