6 : Terhubung Jadi Satu

4.5K 624 20
                                    

Staying vulnerable is a risk we have to take if we want to experience connection.

-Brene Brown

"Solusi macam apa itu!?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Solusi macam apa itu!?"

Suara teriakan perempuan itu membuat Mars menjauhkan ponselnya dari telinga. Sebelum dia menelepon, Mars sudah tahu kalau ini akan terjadi. Tapi Mars terpaksa harus memberitahu soal rencananya pada pacarnya itu. Bagaimanapun juga, Freya masih berstatus pacarnya. Dia tidak ingin membuat perempuan itu salah paham dengan kejadian makan siang tadi dengan Citra.

Saat Freya meneleponnya tadi, Mars bisa merasakan kekesalan dalam nada suaranya. Tentu saja dia marah, Mars memang berstatus sebagai pacarnya. Karena itu, Mars menerima omelannya dengan pasrah. Dia kemudian menjelaskan kisah lengkapnya. Soal Citra yang akhirnya setuju untuk pura-pura berpacaran dengannya untuk menutupi hubungan mereka berdua. Tapi Mars tidak menjelaskan alasan dari sisi Citra. Mars rasa, hal itu adalah rahasia Citra sendiri.

"Ini satu-satunya solusi yang terpikir di kepalaku," gumam Mars sambil meneguk sebotol air dingin. Dia baru saja selesai mandi ketika tadi Freya meneleponnya.

"Solusimu adalah pura-pura berpacaran dengan perempuan lain demi keamanan karirmu di Mahawira?" Suara Freya semakin meninggi. Kedengarannya gadis itu mengambil napas panjang sebelum lanjut berteriak lagi. "Aku baru tahu bahwa kamu sangat egois! Apa kamu tidak pernah memikirkan perasaanku?!"

Mars merapatkan bibirnya kemudian menghembuskan napasnya perlahan. Mars tidak tahu bahwa Freya akan jadi seperti ini. Ketika mereka dekat dulu, Freya terlihat seperti seorang perempuan yang ramah dan baik, Mars hampir tidak pernah melihatnya marah. Dia tidak tahu bahwa saat marah, suara perempuan itu bisa membuat gendang telinganya pecah. Padahal Mars sudah yakin bahwa Freya adalah sosok perempuan dewasa, karena itu dia mau berpacaran dengan perempuan itu.

Tapi ternyata Freya juga sama saja dengan mantannya yang lain. Mantan yang rata-rata punya hobi berteriak di telinganya.

"Aku egois?" Mars tertawa dengan nada sarkas. "Maaf, Freya, tapi ini karirku. Aku tidak ingin karirku akhirnya hancur karena hubungan kita. Bukankah kamu yang egois dan tidak realistis? Bagaimana kalau aku memutuskan untuk tetap berpacaran denganmu dan Pak Winoto tahu soal ini? Konsekuensinya bukan saja aku tidak berhasil naik jabatan, tapi bisa-bisa aku dipecat dan kamu juga akan bernasib sama denganku."

Freya sepertinya baru menyadari hal ini karena perempuan itu terdiam. Mars memejamkan matanya sambil memijat pelipisnya. Dia kecewa karena Freya ternyata tidak bisa berpikir rasional. Entah kenapa Mars kini merasa kesal dengan Freya yang tiba-tiba meledak tanpa berpikir. Ditambah lagi mereka sudah tidak saling bertemu sejak status mereka ketahuan oleh Citra. Mungkin hal ini juga yang membuat rasa marah Freya semakin memuncak.

Lips Are Sealed (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang