9 : Kebahagiaan Sesaat

4.1K 586 13
                                    

When things change inside you,
things change around you.

-Anonymous-

-Anonymous-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PRANG!

Citra meringis ketika melihat makanan yang dia bawa jatuh ke lantai. Bukan saja jatuh ke lantai, tapi hal itu mengundang banyak perhatian. Suara bisikan-bisikan di sekitarnya membuat Citra memejamkan matanya sejenak. Bagaimana bisa dia menjatuhkan makanan semudah itu hanya karena senggolan ringan? Dia baru saja mempermalukan dirinya di hadapan banyak orang di tengah kantin. Ditambah lagi dia masih memakai nametag anak training.

Citra mengambil tissue dari dalam saku blazer-nya. Dia langsung berjongkok di tengah kantin untuk membersihkan makanannya. Wajahnya dia tundukkan dalam-dalam. Rasanya dia ingin lenyap saja ditelan bumi sekarang. Niat itu membuatnya membersihkan makanannya yang jatuh semakin cepat. Setelah ini dia tidak akan muncul di kantin lagi selama beberapa hari. Dia akan bangun pagi dan membuat bekal sampai orang-orang lupa dengan wajahnya.

"Mas, tolong bantu bersihin ya."

Suara itu membuat Citra berhenti menggerakan tangannya. Sepasang sepatu loafers hitam laki-laki muncul di depannya. Hal itu membuat Citra semakin tidak ingin mendongak. Dia merasa makin malu untuk menunjukkan wajahnya. Tapi kemudian laki-laki itu berjongkok di depannya. Citra masih tidak berani menatap wajahnya.

"Lo gapapa?"

Citra hanya mengangguk dalam posisi menunduk. Terlalu malu untuk mendongak dan menatap sang penyelamatnya. Tubuhnya bergetar karena rasa gugup dan suara bisikan di sekitarnya.

"Tenang ya, gue udah minta tolong OB buat bantu bersihin kok," ucap laki-laki itu lagi di depan Citra. "Lo beli makanan baru lagi aja."

Citra mengangguk tanpa menatap wajahnya. "Ma-makasih banyak ya."

"Sama-sama."

Citra baru mendongak ketika laki-laki itu bangkit dan berbalik meninggalkannya. Mata Citra hanya bisa menatap punggung lebar laki-laki itu. Punggung lebar dalam balutan kemeja berwarna biru langit yang dia gulung hingga lengan. Matanya menangkap jam tangan Rolex hitam yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. Citra bahkan belum melihat wajahnya. Dia buru-buru bangkit berdiri setelah seorang office boy datang untuk membersihkan makanannya. Citra menggumamkan terima kasih lalu langsung pergi dari kantin itu.

Sejak hari itu sampai selesai masa training, Citra tidak pernah kembali ke kantin. Dia baru kembali ketika dia sudah resmi menjadi karyawan kantor Ranajaya. Sampai di kantin itu, dia sudah lupa apa ciri-ciri khusus dari laki-laki yang membantunya hari itu. Meskipun dalam hati Citra penasaran, tapi dia tahu bahwa dia tidak akan bertemu dengan laki-laki itu lagi. Mana mungkin dia bisa bertemu lagi dengan seorang laki-laki yang tidak dia ketahui nama dan wajahnya?

Lips Are Sealed (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang