Prolog

15 0 0
                                    

London, 10 p.m.


"Kakak butuh bantuan untuk itu?" ucap lelaki dengan bahasa inggrisnya.

"Siapa kau?" jawab seseorang yang diketahui adalah wanita.

Malam hari adalah waktu yang menyenangkan. Suasana sejuk, keramaian lalu-lalang kendaraan, kebisingan para pekerja yang kembali ke rumah tercinta mereka, beraneka ragam cahaya lampu gedung, serta kerlap-kerlip bintang jauh diatas sana. Tidak luput, malam hari juga menjadi waktu yang tepat untuk melakukan bunuh diri.

Ya, bunuh diri. Seperti yang akan dilakukan si wanita saat ini.

"Kenapa kau bisa ada disini?" tanya wanita tersebut dengan menatap curiga lawan bicaranya.

"Kakak juga kenapa bisa ada disini?" si lelaki bertanya balik.

"Bukan urusanmu."

Wanita tersebut kembali fokus pada tujuannya. Berbalik badan dan menghadap pemandangan indah di depannya. Hanya membutuhkan satu langkah kecil untuk menjatuhkan dirinya dan tewas seperti yang diharapkannya.

"Kakak yakin dengan itu?" tanya lelaki itu. Si wanita tidak menjawab.

"Maksud Saya, dengan ketinggian gedung ini, kakak lebih besar mendapat kemungkinan terluka parah daripada kematian. Pasti kakak tidak ingin merasakan kesakitan hebat itu."

"Apa maksudmu berbicara seperti itu?" wanita tersebut mulai merespon.

Lelaki tersebut diam sejenak.

"Saya ingin kakak memberikan jiwa kakak, ah maksudnya nyawa kakak kepada Saya," ucapnya dengan tersenyum manis.

"Bicara apa kau,"

"Mungkin kakak ingin mengetahui hal kecil ini," lelaki tersebut melangkah perlahan mendekati si wanita, "Jika kakak tewas dengan cara bunuh diri, jiwa kakak tidak akan pergi ke atas sana. Jiwa kakak hanya akan terjebak di daerah sekitar ini. Saya yakin kakak akan memohon kepada Sang Atas untuk menghidupkan kakak kembali daripada terjebak tidak jelas tanpa dikenal siapapun. Ah iya benar, kemungkinan kakak hanya menerima luka parah masih ada. Mungkin kakak beruntung."

"Apa yang-" ucapan wanita tersebut dipotong.

"Keberadaan Saya di sini bukan untuk mencegah kakak melakukan bunuh diri. Saya hanya ingin membantu mempelancar keinginan kakak."

Si wanita tampak berpikir, "Membantu seperti apa?"

"Berikan jiwa kakak. Dan kakak akan tewas dengan tenang," lelaki tersebut tersenyum indah.

"Apa kau malaikat maut?"

Sungguh tebakan yang sangat lucu.

"Malaikat maut khusus untuk kakak," si lelaki membuang nafas perlahan, "apakah kakak menerima ajakan ini?"

"Apa yang harus kulakukan?"

Mendengar respon tersebut, si lelaki melangkah lebih dekat dan berkata,

"Kakak hanya perlu tenang,"

== • ==

"Hmm, rasanya manis. Aneh sekali dia ingin tewas," ucap lelaki tersebut dengan melangkah pergi meninggalkan jasad si wanita tergeletak tidak berdaya.

Seperti yang dikatakannya, wanita tersebut akan tewas dengan tenang. Jiwanya tidak akan terjebak di dunia ini. Dan juga, tidak akan menuju ke Atas sana.

== Bersambung ==

[April, 22 2021]

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 22, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MYTH : The Secret WorldWhere stories live. Discover now