Bagian 21

4.5K 433 76
                                    

"Hah hah" Wang Yibo berusaha mengatur nafasnya yang hampir habis.

"Pak! Apa masih lama?" tanya Yibo lagi, ntah sudah berapa kali ia menanyakan hal yang sama, membuat sang guru olahraga memutar bola matanya jengah.

"Kau tanya padaku?" guru olahraga itu menunjuk dirinya sendiri.

"Ya, tentu saja" balas Yibo mantap.

Guru olahraga itu menatap tajam pada Yibo, namun bukannya takut Wang Yibo malah balas menatap tajam pada sang guru.

"Berapa kali kalian harus mengelilingi lapangan ini agar mendapatkan nilai?" Guru olahraga itu kembali bertanya, bahkan kini ia sudah berkacak pinggang sambil menatap tajam pada Wang Yibo.

"Lima putaran" Guo Cheng yang sedari tadi diam kini ikut menimpali, tak ayal jawaban asal dari Guo Cheng malah semakin membuat sang guru terlihat kesal.

"Kau salah Cheng" Wang Yibo dengan cepat membantahnya.

"Bagus Yibo...berapa putaran jadinya?" Guru olahraga itu menatap penuh harap akan jawaban apa yang akan keluar dari mulut Wang Yibo, setidaknya ia masih memiliki harapan bukan?.

"Setengah putaran"

Tuk.

"Aaww" Wang Yibo meringis sakit saat gulungan kertas yang cukup tebal , dan yang selalu guru olahraga itu bawa kemanapun kini mendarat cantik di kepalanya.

"Saya menyuruh kalian keliling lapangan basket sebanyak 15 putaran, dan lihat bahkan teman-teman yang lain sudah dapat menyelesaikannya tapi kalian" Guru olahraga itu memijit pelipisnya pelan, merasa frustasi menghadapi Wang Yibo, dan ditambah lagi dengan Guo Cheng, "Bahkan kalian belum juga menyelesaikan satu putaran" ujarnya lagi.

Wang Yibo dan Guo Cheng saling pandang, lalu yang mereka berdua lakukan hanya diam mendengarkan apa yang guru itu katakan, berpura-pura mendengarkan lebih tepatnya, karena mulut keduanya tidak mau diam dan terus mengulang apa yang guru itu katakan dengan nada mengejek tentu saja.

"Baiklah, sekarang apa mau kalian?"

"ISTIRAHAT" jawab Guo Cheng dan Wang Yibo kompak. Dan setelahnya mereka terkekeh, merasa geli dengan apa yang baru saja mereka lakukan.

"Ya ya ya...istirahatlah, istirahat selamanyapun tidak masalah" ujar guru itu sarkas.

Wang Yibo dan Guo Cheng tidak perduli dengan apa yang baru saja guru olahraga itu katakan, karena yang kedua sahabat itu dengarkan hanya kata istirahat yang membuat mereka berdua senang.

Jam pertama untuk kelas Wang Yibo adalah olahraga, dan itulah kenapa Wang Yibo harus keliling lapangan basket yang menurutnya hal itu adalah hal yang tidak penting sama sekali, tapi memang ia tidak pernah menganggap pelajaran itu penting selain pelajaran matematika, dan itupun karena ada Xiao Zhan sebagai gurunya.

"Ah lelah sekali" ujar Yibo. Ia kini mendudukan bokongnya pada salah satu bangku yang ada di pinggir lapangan.

"Cheng air Cheng" ujar Yibo lagi.

"Di kamar mandi, di kantin...kalau di sini adanya air keringatku, mau kau?"

"Bang--eh"

Suara Wang Yibo tertahan saat sebuah botol air dingin menempel pada pipi tembemnya, membuat ia mendongakan kepalanya untuk melihat sang pelaku. Namun yang ia dapatkan adalah wajah tampan yang sangat asing di matanya, membuat ia mengerutkan dahinya dan hanya diam tanpa melakukan apapun.

"Ini untukmu" Merasa Wang Yibo diam saja dengan lancang laki-laki itu menggenggam tangan Yibo dan memberikan botol air itu.

"Air? Untuk apa? Siapa?" setelah sadar dari rasa terkejutnya Wang Yibo segera menarik tangannya yang masih di genggam laki-laki tidak di kenal itu, dan segera memberikan rentetan pertanyaan.

MY TEACHER IS MY HUSBAND {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang