Bagian 41

4.3K 408 43
                                    

"Zhan ge laparrr" Wang Yibo merengek memanggil nama Xiao Zhan, yang padahal Xiao Zhan sendiri tidak ada di sana sekarang.

Tepat pukul tujuh pagi Wang Yibo sudah harus berangkat ke sekolah, dengan alasan takut terlambat mengikuti ujian. Untung saja Xiao Zhan itu suami siaga, sehingga saat ia sudah rapih dengan seragamnya, Xiao Zhan sudah siap dengan sarapan paginya yang ia buat untuk Yibo. Tapi satu hal yang Yibo tidak mengerti, kenapa akhir-akhir ini ia mudah sekali merasa lapar. Apa karena bayi di dalam kandungannya? Atau ia yang memang rakus? Dan Yibo yakin, jawabannya adalah karena bayi di dalam kandungannya ini.

Yibo mengelus perutnya dengan lembut. Beberapa kali ia melirik pintu masuk ke kelasnya, berharap Guo Cheng segera datang, dan ia bisa memerintah bocah itu untuk membelikannya sesuatu di kantin. Jahat? Yibo tidak perduli.

"Ini untukmu Yibo"

Satu kotak kue disodorkan tepat di depan Yibo, hal itu membuat mata Yibo berbinar senang dengan apa yang ada dihadapannya, namun saat ia mendongakkan wajahnya guna melihat siapa orang tersebut Wang Yibo mendengus malas, dan langsung membuang muka.

"Apa ini racun?" Ujarnya dengan ketus.

"Tidak tentu saja. Itu kue untukmu"

"Untukku atau untuk suamiku?" Yibo menekankan kata suami dengan sengaja, lalu ia kembali menolehkan wajahnya untuk melihat sang lawan bicara, dan ia tersenyum miring saat melihat raut wajahnya yang terlihat gugup.

"Untukmu Yibo, aku minta maaf untuk semuanya, dan aku tidak tahu kalau guru Xiao sudah memiliki ist--"

"Bukankah sudah jelas aku katakan di awal bahwa ia telah memiliki istri" saut Yibo dengan cepat tanpa repot-repot mendengarkan ucapan Dilraba sampai selesai. "Alasan apa lagi sekarang?"

"Yibo aku benar-benar minta maaf, aku tahu aku salah, dan yah aku harap kau mau memaafkan kesalahanku" Dilraba meremas jari-jari tangannya sendiri, takut, gugup, dan rasa menyesal menjadi satu.

"Kau mau aku maafkan?"

Dilraba menganggukkan kepalanya beberapa kali, menatap penuh harap pada Yibo yang masih duduk dengan tenang di bangkunya.

Yibo terkekeh pelan melihat respon dari Dilraba, "Minta maaflah di depan agar semua anak kelas mendengar permohonan maafmu"

"Kau--"

"Tidak mau? Yasudah aku ti--"

"Akan aku lakukan" Dilraba memotong ucapan Yibo dengan cepat.

"Lakukanlah Nona!" Yibo tersenyum penuh kemenangan menatap Dilraba yang melangkah dengan perlahan menuju meja guru.

"Siapa suruh kau melawanku" gumam Yibo dengan pelan.

"Akhmm...teman-teman minta waktunya sebentar" Dilraba mulai membuka suara, dan hal itu membuat semua murid di kelas menghentikan aktivitas masing-masing, dan lebih tertarik memperhatikan Dilraba yang ada di depan.

"Ada apa? Apa tidak jadi ulangan?" Tanya salah-satu murid laki-laki di sana yang duduk paling depan dekat jendela.

"Ah tidak, bukan itu" Dilraba menarik nafas dalam, ia cukup kesal karena di perlakukan seperti ini, tapi bagaimanapun ia harus bisa mendapatkan maaf dari Yibo, ya dia sudah sejauh ini mana mungkin ia mundur.

"Yibo!"

"Emmm?" Yibo menyilangkan kedua tangannya di dada, menatap lurus Dilraba di depan sana dengan tersenyum mengejek.

"Aku minta maaf, maaf karena berusaha mendekati guru Xiao yang ternyata suamimu, dan berusaha mendapatkannya...aku benar-benar minta maaf" Dilraba sedikit membungkuk setelah mengatakannya, setidaknya hatinya lebih plong setelah semua yang ingin ia katakan pada Yibo terucapkan dengan lantang.

MY TEACHER IS MY HUSBAND {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang