Chapter Seventeen

2K 247 9
                                    

" YAAAAK!!! "

Refleks setelah Jaehwan dan Rose memasuki rumah, keduanya dikejutkan dengan teriakan Jennie yang begitu lantang. Sedangkan alasan Jennie berteriak, ia dibuat semakin kesal karena para pria bodoh bertopeng itu kini mengincar Jisoo.

Jaehwan mengamati situasi yang sudah sangat parah, lalu berdecih dan melepas rangkulannya pada Rose agar ia bisa menggulung lengan kemeja yang ia kenakan hingga ke siku, meregakkan sedikit otot ototnya lalu menatap Rose.

" Aku akan melawan mereka sampai Jimin dan para polisi datang kesini, sedangkan kau tahu apa tugasmu kan " Rose mengangguk, ia harus mengamankan para saudarinya selama Jaehwan berkelahi.

" Kau siap " Tanya Jaehwan dan mendapat anggukan dari Rose.

" Cah... kita lawan mereka "

Jaehwan melangkah tegas menghampiri salah satu pria yang jaraknya lebih dekat dengannya dan

Brukkk!!

Satu pukulan keras mendarat di pipi pria itu dan membuat tersungkur.

" Omo!!! " Mulut Jennie terbuka, sangking terkejutnya ia karena salah satu pria bertopeng itu tersungkur karena ulah Jaehwan dan melihat kedatangan Rose juga dengan keadaan basah kuyup, belum lagi wajah Rose yang sangat pucat dan kelihatan tak berdaya 

Rose langsung berlari ke arah Jennie dan Jisoo ketika Jaehwan sudah mengalihkan perhatian seluruh pria itu. Jaehwan bersedekap pinggang, menatap seisi rumah ini lekat kemudian berganti menatap pria pria bertopeng yang jumlahnya ada tujuh orang, sepertinya ini tidak akan buruk.

" Aish!!! dimana harga diri kalian sebagai seorang pria huh. Melawan wanita... ck!!! apa kalian punya otak, hey gunakan otak kalian untuk berfikir! melawan wanita saja sudah membuatmu menjadi pecundang apalagi kalian mengikat dan memukuli mereka tanpa perlawanan, itu lebih pantas di sebut sebagai B.A.N.C.I " Jaehwan sengaja menekan kata terakhir yang ia ucapkan, yah... untuk menyindir para pria itu.

" KAU SIAPA HAH? " Satu pria sudah tersulut dengan amarah, ia tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh pria asing, yang entah dari mana datangnya dan langsung memukuli temannya bahkan menghina mereka semua.

Jaehwan tertawa renyah " Aku... " Ujarnya sembari menunjuk dirinya, setelah itu ekspresi wajahnya berubah menjadi datar dan memandang lurus pria pria bertopeng itu

" Malaikat pencabut nyawa kalian " Tanpa basa basi lagi, Jaehwan langsung memulai perkelahian. Walaupun ia kalah banyak, tetapi ia akan terus berjuang agar Rose dapat mengamankan para sepupunya.

Rose kembali lagi ke sisi Jennie dan Jisoo setelah ia pergi untuk mencari gunting, melepas ikatan zibtie di tangan dan kaki Jennie terlebih dahulu lalu pada Jisoo.

Jisoo rasanya ingin menangis saja melihat kondisi Rose yang tak jauh lebih parah ketimbang apa yang terjadi sekarang. Tanpa pikir panjang lagi, setelah Rose berhasil melepas ziptie di kaki dan tangannya, Jisoo langsung memeluk erat Rose dan menangis.

" Mianhea.... hiks.... mianhea, mianhea Rose-ah "

Rose tersenyum lalu mengusap punggung Jisoo, sudah sangat lama semenjak kematian eommanya, ia tidak pernah merasakan sebuah pelukan lagi, dan ini terasa hangat untuknya.

" Aku mohon jangan menangis!!! "

" Hiks mianhea!! " Jisoo semakin mengeratkan pelukannya.

" Arrasoe " Rose melepaskan pelukan Jisoo dengan lembut, tersenyum pada gadis itu lalu mengusap kepalanya " Jangan menangis lagi nee!! aku memaafkan eonni "

" Benarkah? " Rose mengangguk

" Dan kau janji akan tetap di sini setelah ini berlalu " Rose terdiam sesaat, otak mengatakan jika ia akan pergi tetapi hatinya berkata jika yang lain masih membutuhkannya, entah sejak kapan otak dan hatinya menjadi tidak sejalan.

CousinsWhere stories live. Discover now